🎶 That's Life by Frank Sinatra
#####
Ternyata itu Mamanya yang mengetuk dan Jona langsung mengambil posisi duduk sambil menatap Klarina.
“Harus banget nih?” Jona lelah dan terlebih lagi ia sedang ingin bermalas-malasan di atas kasurnya.
“Katamu kemarin hari ini kan?”
Jona mengangguk malas. “Hmm.”
Jona pun mengikuti Klarina setelah menutup pintu kamarnya lalu menuju ruang kerja Papanya yang berada di lantai satu.
Begitu masuk ia langsung melemparkan diri di sofa, Jona menatap Papa dan Mamanya yang terlihat sedikit tegang? Sehingga membuat Jona menatap mereka dengan pandangan tanya.
“Mau bicara apa? Aku lagi pengen males-malesan nih, Pa,” ujar Jona sambil mengambil posisi berbaring di atas sofa.
Sedangkan sofa panjang satunya diduduki oleh Yves dan Klarina. Yves yang melihat betapa santai anaknya itu mendesah pelan. Klarina pun menatap anak keduanya itu dengan lekat.
“Umur kamu udah dua lima kan?”
“Ho’oh.” Angguk Jona cepat. Ia menatap kedua orang tuanya bergantian. “To the point aja.”
“Kamu lagi jatuh cinta nggak?”
Pertanyaan Klarina itu membuat Jona mengernyit. Ia yang sedang mendusel-duselkan wajahnya di bantal sofa mendongak.
“Heh? Sebenarnya ada apa sih? Tadi tanya umur sekarang kok malah jatuh cinta? Nggak nyambung ih si Mama.”
Klarina dan Yves pun saling tatap yang menimbulkan kebingungan di wajah Jona.
Kata siapa Jona tidak menyadari suasana kaku dan aneh ini. Yang membuatnya bertanya-tanya dengan suasana dan raut wajah kedua orang tuanya itu.
“Kami mau menjodohkanmu,” ucap Yves kemudian.
Belum ada tanggapan dari Jona. Jona mengerjapkan matanya lalu perlahan mengambil posisi duduk sambil memeluk bantal kecil berbentuk persegi itu.
“Jodoh? Perjodohan? Kenapa?”
Tak perlu reaksi berlebihan dan kekagetan yang tidak wajar. Suatu perjodohan di kalangan mereka memang hal yang wajar tapi dalam keluarganya bukanlah hal yang wajar. Karena dimulai dari buyutnya hingga orang tua bahkan kakaknya, tidak ada yang namanya menikah karena perjodohan.
Yves menatap anaknya dengan hangat. Ia berharap Jona mau menerima perjodohan ini dan alasan mereka. Sebenarnya mereka juga tidak mau tapi keadaannya memaksa.
“Kamu tahu sendiri kan Adikmu mau menikah? Sebenarnya kami berniat menjodohkanmu bahkan berencana menikahkanmu tahun ini karena Sysy akan menikah tahun depan. Tapi karena kabar Sysy itu membuat kami jadi bingung. Namun yang pasti sebelum Sysy menikah, kamu yang harus menikah lebih dulu. Kamu tahu kan Papa dan Mama nggak mau kamu dilangkahi oleh Adikmu jadi dengan adanya perjodohan ini kamu nggak akan dilangkahi,” jelas Yves.
“Kamu kenal saja dulu dengan calonmu. Papa dan Mama kasih waktu dua minggu setelah itu kalian akan bertunangan minggu berikutnya dan menikah dua bulan kemudian,” tambah Klarina sambil harap-harap cemas.
Jona masih diam menyimak penjelasan kedua orang tuanya. Ia menatap Klarina dan Yves bergantian.
“Menurut Mama dan Papa aku akan menerima perjodohan ini?” Tanya Jona setelahnya.
Yves dan Klarina sontak menggeleng.
Jona tersenyum. “Nah. Aku nggak akan pernah terima perjodohan ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Just In Time [Completed]
RomantizmNamanya Jeconiah Nistana, akrab disapa Jona, anak kedua dari empat bersaudara. Ia perempuan yang fleksibel, bisa menjadi dingin tapi bisa sangat ramah. Tergantung orang dan situasi. Jona itu tidak cantik tapi manis, dan mungkin karena ia tidak canti...