Addicted To You (2)

21.9K 1.6K 30
                                    

"Me—menjauh dariku!"

Joanna mendorong Hardin, dan tentu saja dengan suka rela pria itu melepasnya. Jadi jangan salahkan Hardin karena sekarang, gadis sombong itu sudah terjatuh ke tanah sambil mengusap bokongnya yang terasa nyeri.

"Kamu menjatuhkanku! Akan kuadukan pada Daddy, biar gajimu dipotong!"

"Adukan saja. Dasar tidak tahu terima kasih," gumam Hardin lalu meninggalkan Joanna yang menatapnya tidak percaya.

Pria itu berjalan menuju sebuah danau yang berada tak jauh dari rumah. Airnya yang dingin dan suasana yang tenang membuat Hardin sering menghabiskan waktu di sana ketika ia pulang. Apalagi, di dekat rumah ibu Hardin hanya ada empat buah rumah dengan jarak yang berjauhan. Jadi ia tidak akan terganggu oleh siapa pun atau merasa risi jika ada yang melihatnya.

Ya, terbiasa menjadi pengawal Joanna membuat Hardin ikut dikenal diantara teman-teman Joanna. Kemana pun mereka  pergi, akan banyak perempuan yang berteriak ketika melihat Hardin. Dan ia tak menyukai itu.

"Hey, pria tua! Kamu sangat tidak bertanggung jawab!"

Hardin mengernyitkan kening. Ternyata Tuan Putri Sombong itu mengikutinya. Namun Hardin tidak peduli, ia melepas celana jenas-nya lalu menceburkan diri ke dalam danau.

Ini bukan kali pertama Joanna melihat Hardin shirtless, tapi sensasinya tetap saja membuat jantungnya menggila. Hardin berenang, dengan hanya mengenakan bokser sebagai pelindung terakhir di tubuhnya. Joanna tidak ikut terjun ke dalam air tapi tubuhnya tiba-tiba menggigil.

"A-Apa yang dia lakukan. Apa dia kira dia keren?" Gadis itu mengerucutkan bibir lalu duduk di jembatan kecil di pinggir danau.

Oh, dia sangat menyukai ketenangan ini. Sepertinya bukan ide buruk menghabiskan waktu di Tällberg. Joanna menjulurkan kedua kakinya ke dalam air hingga sedikit mencapai lutut. Ya, jembatan itu tidak terlalu tinggi dan nyaris menyentuh air danau.

Bulan Juli adalah bulan terbaik untuk menikmati Tällberg, pikir Joanna. Tidak terlalu dingin, juga tidak terlalu panas. Ya, walau sekarang ia mulai merasa sedikit kedinginan ..., tapi terpaan angin yang menerbangkan setiap helain rambutnya membuat Joanna enggan beranjak dari sana.

Ditambah lagi, Hardin masih berenang dan menikmati dunianya sendiri sampai ia tidak—hey, di mana dia?!

Joanna mengedarkan pandang ke sekeliling. Sejauh mata memandang, ia tak menemukan Hardin di mana-mana. Kemudian ia diserang kepanikan. Tidak, tidak terlalu panik. Hanya sedikit.

"Hardin? Apa kamu tenggelam?" Joanna mencoba memanggil nama pria itu. Ia masih duduk di posisinya tapi kepalanya celingukan mencari-cari sang bodyguard. "Hardin! Jangan mengerjaiku, aku tahu kamu bisa berenang. Apa kamu dimakan buaya, Hardin? Jawab aku kalau kamu dimakan buaya!" teriak gadis itu lagi yang mulai gelisah. "Hard—aarggh!!"

Joanna nyaris terkena serangan jantung ketika Hardin muncul tiba-tiba di depannya.

"Dasar bodoh! Kenapa kamu mengagetiku!" seru gadis itu sembari mengelus dadanya. Sementara itu summer dress sebatas paha yang ia kenakan sudah sedikit basah karena terciprat air.

"Kamu sangat ribut. Aku sedang menyelam lalu kamu berteriak seperti orang kesetanan."

"Salahmu sendiri yang hilang tiba-tiba! Aku kira kamu dimakan buaya!"

"Tidak ada buaya di sini. Kalau kamu hanya menggangguku, sebaiknya kamu pergi."

Joanna berdecak sombong seperti biasa lalu ia menyibak sebelah rambutnya yang terurai. "Dengar ya, Paman ... kalau aku pergi maka siapa yang akan menjaga kamu. Jika terjadi sesuatu, tidak akan ada yang menolongmu. Paman, kamu itu belum menikah. Aku tidak mau kamu mati sebelum merasakan hangatnya pelukan perempuan," ucap Joanna diakhiri dengan seringai menyindir kepada pria itu.

Short Story Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang