Belum pernah merasakan kesurupan.
Belum pernah merasakan yang namanya pingsan.
Belum pernah punya gebetan, apalagi sampai pacaran.
Aku menyebutkan satu per satu hal-hal yang enggak pernah terjadi kepadaku selama tujuhbelas tahun hidup di muka bumi. Aku enggak tahu gimana rasanya pingsan pas lagi upacara bendera, lalu digendong sama gebetan yang kebetulan berdiri di sebelah seperti yang terjadi kepada Ayuma.
Aku juga nggak pernah ketempelan, sejak berada di sekolah dasar sampai di penghujung masa-masa SMA, setan-setan penunggu sekolah pun tidak berminat merasuki tubuhku ketika hampir empat puluh siswi mengalami kesurupan massal dua tahun yang lalu.
Enggak tahu apa yang salah denganku. Apa aku semenyebalkan itu sampai makhluk ghoib pun enggan berdekatan denganku. Aku juga enggak tahu rasanya berdebar-debar ketika papasan sama orang yang disuka. Sekalinya aku jatuh cinta malah karakter fiksi sasarannya.
Seperti hari ini misalnya... aku memilih mojok di perpustakaan sambil membaca novel baru yang kubeli diam-diam kemarin malam. Kenapa diam-diam? Karena Mami selalu ngomel melihat tumpukan novelku yang semakin hari semakin banyak. Aku enggak suka baca buku pelajaran, makanya mami selalu cerewet setiap melihatku membawa pulang bahan halu yang baru.
"Anjing lah."
Aku terkesiap ketika sebuah umpatan kasar menyapa telingaku diiringi dengkusan keras yang membuagku kaget setengah mati.
"Eh, sorry... sorry, gue nggak tau ada orang lain di sini," kata Adrienno dengan ringisan kecil di wajahnya. Cowok itu sedang bermain game di ponselnya dan sepertinya aku mengerti alasan ia mengumpat seperti itu tadi. "Lagi ML, Sha...," beritahunya lalu duduk dengan benar karena sedari tadi ia rebahan di bangku seberang sampai aku tidak menyadari keberadaannya.
"Nggak pa-pa, gue bisa pergi kok," kataku lalu mengemasi ponsel dan buku novelku.
"Lho, jangan!"
Aku mengernyit bingung ketika tiba-tiba Adrienno bersuara cukup nyaring. Cowok itu pun mendesis kecil lalu berdeham dua kali. "Maksud gue di sini aja, gue nggak enak kalau lo pergi itu artinya gue udah mengganggu ketenangan lo, kan?"
"Hmm...." Aku menimbang ragu karena aku cukup canggung berada di ruangan yang sama dengan seseorang yang tidak dekat denganku.
"Duduk, Sha. Gue merasa bersalah nih... janji gue nggak akan berisik." Adrienno mengangkat kedua jarinya membentuk peace.
"Oke deh." Akhirnya aku pasrah saja daripada membuang waktu lebih lama. Adrienno mengangguk puas dan kembali fokus dengan permainannya di depanku.
Aku mengenal Adrienno karena dia adalah anak teman bisnis papi, kami pernah beberapa kali bertemu saat dipaksa ikut hadir ke beberapa event perusahaan. Lalu selama tiga tahun ini kami selalu berada di kelas yang sama meski hal itu enggak membuat kami berteman akrab seperti teman-teman yang lainnya. Entahlah, aku hanya merasa nggak satu frekuensi dengannya. Adrienno terlalu menggelegar untuk duniaku yang penuh ketenteraman.
Faktor lain yang mempengaruhi juga banyak sebenarnya, aku kurang nyaman dengan gaya bicara Adrienno yang terlalu 18+. Dia sering membahas hal vulgar dengan para teman cowok di kelas tanpa tahu malu, terkadang menggoda beberapa cewek untuk kesenangannya sendiri seolah itu adalah hal yang menarik baginya.
"Kenapa cewek-cewek suka baca novel...?"
Pertanyaan tiba-tiba itu membuatku mengangkat pandangan kepada Adrienno yang sedang bertopang dengan satu tangan di atas meja. Wajahnya penasaran menunggu jawabanku sementara aku membutuhkan waktu untuk merangkai dan memikirkan kata yang tepat. Sejak kecil mami selalu mengingatkanku untuk berhati-hati dalam berkata, berpikir sebelum berbicara itu wajib hukumnya untuk menghindari kesalahpahaman atau melukai hati orang yang menjadi lawan bicara kita. Kebiasaan itu pun kuterapkan sampai sekarang sehingga sulit bagiku untuk membalas argumen dengan cepat. Aku juga menjadi sering memendam opiniku sendiri karena terlalu takut menyinggung orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
Cerita PendekCerita pendek. Boleh request cerita dan kasih ide. Lapak untuk sobat halu. 🚧 THE RULES: Komentar yang sifatnya menjatuhkan tanpa memberi saran akan langsung di-BLOCK. Kenapa? Karena aku sering banget nemu komen: "kentang banget thor" di beberapa...