Uncomfortable?

12 3 0
                                    

》Happy Reading 📖《

Suara bola basket terus dipantulkan terdengar keseluruh lapangan. Disana sedang ada latihan. Grup basket SMA Inhwa terus saja berlatih dengan keras agar bisa bertanding dengan baik nanti. Jungkook beserta kawan se-grup saling mengoper basket dan memasukkan ke dalam ring yang ada disana. 

Yura yang sudah selesai belajar untuk persiapan olimpiade langsung menuju lapangan basket. Ia mampir ke kantin untuk membeli susu kesukaan kekasihnya. Di perjalanan menuju lapangan ia bertemu dengan bomin

"Ketua Lee" panggil bomin membuat yura tersenyum ramah 

"Kau masih belum pulang? Ini sudah lewat dari jam pulang" yura melirik jam tangannya

"Aku tadi habis piket" sahut bomin dengan senyuman yang cerah disahuti anggukan oleh yura 

"Oh iya yura, kau sepertinya sangat gigih dalam belajar. Bisakah kau memberitahuku bagaimana caranya untuk rajin belajar sepertimu" ucap bomin

"Hm.. itu sebenarnya tidak ada hal khusus. Hanya perlu niat dari dirimu sendiri" sahut yura 

"Benarkah? Kalau begitu sepertinya aku harus bergaul denganmu agar rajin belajar" ucapan bomin membuat yura tertawa ringan

"Terserah kau saja choi bomin" yura menggelengkan kepalanya

"Kau ingin kemana?" tanya bomin

"Aku ingin ke lapangan basket. Untuk memberikan ini pada jungkook" yura memperlihatkan susu yang ada ditangannya 

"Bolehkah aku ikut? Aku juga ingin melihat tim basket di sekolah ini" 

"Kaja" yura mengajak bomin untuk jalan bersama 

Sesampainya di lapangan basket yura dan bomin duduk di tribun tengah. Yura melambaikan tangannya saat jungkook tersenyum kearahnya

"Kau dan jungkook sepertinya sangat dekat ya" ucap bomin

"Ya seperti itu" yura menganggukkan kepalanya

"Yura" panggil bomin membuat yura menoleh kearahnya

"Mau pulang bersamaku?" tawar bomin membuat yura terkejut 

Dari kejauhan jungkook yang melihat kekasihnya duduk bersebelahan dengan anak baru itu menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Jungkook hanya menatap dan langsung merapikan barang - barangnya

Jungkook berjalan kearah 2 insan yang sedang bicara itu. Yura segera menyadari kedatangan jungkook

"Eoh jungkook-ah" sapa yura dengan senyuman yang indah

"Ayo pulang" ajak jungkook

"Mian. Aku sudah janji untuk pulang dengan jungkook"  ucap yura pada bomin

"Ok. Lain kali saja kalau begitu. Aku duluan ya" pamit bomin

Jungkook dan yura jalan berdampingan saat menuju halte. Mereka jalan tanpa membuka suara dari lapangan basket, sesampainya di halte yura membuka suara

"Jung, apa kau lelah?"

"Tidak terlalu. Wae?" Tanya jungkook

"Bagaimana kita ke taman yang di dekat rumah? Sambil melepas lelahmu"

"Boleh saja"

Mendengar persetujuan dari jungkook, yura senang. Kemudian bus pun datang untuk membawa mereka kembali ke rumah

Di taman bermain ini, mereka sedang duduk di ayunan
Yura sedari tadi hanya melirik jungkook yang diam dengan ekor matanya.

"Jung" panggil yura

"Hm.. wae?" Jungkook menoleh

"Apa kau mengalami kesulitan? Kau bisa membaginya denganku jika kau mau" ucap yura

"Ani.. geunyang aku merasa tidak terlalu optimis untuk menang di pertandingan ini" (hanya saja)

"Jika kalah tak apa, setidaknya kau sudah berusaha dan aku tau kau sudah memberikan yang terbaik" ucapan yura membuat hati jungkook menghangat

"Apa kau akan datang saat pertandingan?" Tanya jungkook

"Geulse.. najunge bwa" (tak tau, lihat nanti) yura tersenyum

"Cihh menyebalkan" jungkook mencibir

"Yak apa aku salah jika berfikir kau bisa saja kalah jika aku datang kesana"

"Wae?" Jungkook bingung karena ucapan gadis disampingnya

"Karena kecantikanku akan membuatmu tidak bisa melihat apapun dengan jelas"

"Hahahahahahahahahaha" jungkook tertawa sangat keras bahkan sampai mengeluarkan air mata

"Yak bagaimana bisa aku berpacaran denganmu lee yura" masih dengan tawa khas jeon jungkook

"Jadi kau menyesal sudah memintaku untuk menjadi pacarmu? Begitukah?" Yura berpura - pura kesal

"Ahahahaha geurolliga" (mana mungkin) jawab jungkook

'Aku lebih menyukai tawamu daripada wajahmu yang murung jung' dalam hati yura

"Tertawa lah sampai otak tertawamu mati" ujar yura meledek

"Memangnya otak tertawa itu ada?" Tanya jungkook yang langsung terdiam

"Tentu" jawab yura dengan percaya diri

"Seperti apa bentuknya?"

"Untuk bentuk seperti apa ya.. molla, geunde untuk ukuran mungkin sekecil ini" yura mengukur dengan kelingkingnya

"Kau pernah melihatnya?" Jungkook mengangkat alisnya

"Tentu saja pernah. Jika tidak aku tidak akan memberitahumu" yura tersenyum bangga

"Dimana kau melihatnya"

"Di film spongebob" jawab yura dengan enteng

Mendengar jawaban tersebut jungkook langsung menarik nafas panjang. Sungguh jika buka kekasihnya jungkook bisa saja mengubur hidup - hidup orang disampingnya ini.

"Ayo pulang" jungkook berdiri lebih dulu

Yura tidak menjawab melainkan langsung memeluk lengan jungkook sambil tersenyum lebar dan mereka berjalan menuju rumah

"Jung apa kau seorang yang cemburu?" Tanya yura

"Tidak jika tidak dipancing"

"Yak itu namanya kau cemburuan"

"Iya. Apalagi jika itu kau, susah untukku menahan diri untuk tidak cemburu" jungkook melepaskan tangan yura yang ada dilengannya diganti dengan genggaman hangat dari tangan besarnya

"Sasileun kau tidak perlu cemburu. Maksudku untuk hal - hal kecil, apa kau paham yang aku bicarakan?" (Sebenarnya)

"Apa itu membuatmu tidak nyaman?" Tanya jungkook

"Sedikit, karena aku belum terbiasa" ucap yura dengan hati - hati

"Baiklah aku akan mencobanya"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi hari di kota tercinta sudah banyak kendaraan berlalu lalang. Semua manusia sibuk dengan urusannya masing - masing. Sama seperti yura yang datang lebih awal dan sudah duduk di dalam kelas

Sebelum itu juga dia sudah mengirim pesan pada jungkook untuk tidak menjemputnya. Yura sangat fokus dengan bukunya sampai ia tidak sadar kedatangan seseorang

"Lee yura" hyunjin memutar kursi untuk menghadap yura

"Wae?" Mata yura masih fokus ke buku yang ia baca

"Ada yang ingin ku tanyakan padamu"

"Mwo?"

"Kau dan jungkook berpacaran?" Tanya hyunjin dengan suara yang sangat kecil

●TBC●
C U NEXT TIME
@JEONMIN18

JK's Love || On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang