[9] Utopia

70 29 0
                                    

Teleportasi, iya itu. San telah berteleportasi dengan membawaku dari ruang tabib ke ruang kaca. Sekarang aku baru ingat kata 'teleportasi' itu dari sebuah film yang pernah kutonton.

Ngomong-ngomong, aku tidak menyangka, setelah San membawaku berteleportasi menuju kamarku, begitu kami sampai ia langsung pingsan yang refleks melepaskan genggamannya. Bohong jika aku tidak panik, berkali-kali aku menepuk bagian pipinya berharap ia akan sadar, tapi San tak kunjung bangun. Beruntungnya, saat aku memutuskan untuk keluar mencari bantuan, aku berpapasan dengan Ten. Begitu aku mengatakan kondisi San, ia langsung membawa San ke ruangan penyembuhan.

Memang sesaat aku lega ketika Ten membawa San untuk disembuhkan, namun  aku merasa gelisah dan bersalah, bersalah karena keberadaanku saat di rumah kaca. Aku menyalahkan diriku sendiri, seharusnya aku menolak ajakan San untuk tidak pergi kesana, dan tidak seharusnya aku berada di sini, di Melfint.

Saat aku ikut ke ruangan perawatan tadi, tabib mengatakan bahwa San mengalami luka dalam. Ia telah menggunakan kekuatannya lebih dari batasnya, butuh beberapa hari untuk memulihkan kekuatan San, bola cahaya itu benar-benar telah menyerap habis tenaganya.

"Berapa lama hingga kekuatannya pulih?" tanyaku setelah aku dan Ten menutup pintu ruang perawatan.

"Sepuluh hari, atau mungkin kurang dari itu, kekuatannya akan pulih kembali," balas Ten.

Aku menggigit bawah bibirku, kedua tanganku saling menggenggam dengan gelisah, aku merasa bersalah.

"Tenanglah, ini bukan salahmu. Aku sempat merasakan adanya makhluk itu di sini, tapi aku tidak bisa melawannya." Ten mendengus kecil.

Seketika aku menoleh padanya, "Tidak bisa? Bukankah kau juga punya kekuatan sama seperti San?" San bilang bahwa keempat pangeran dilahirkan bersamaan dengan kekuatan masing-masing.

Ten terlihat mengatupkan kedua bibirnya, lalu ia menghela napas, seperti berat untuk mengatakannya.

"Memang aku punya, kami berempat memilikinya, tapi makhluk itu tidak mengincarku, melainkan dirimu dan San."

Alisku terangkat dan keningku berkerut, semakin penasaran akan makhluk dari Alonzo itu. "Apakah itu karena aku sedang bersama San, maka dari itu bayangan itu mengikuti kami?" tebakku.

Ten langsung menggeleng, "Bukan, Evelyne. Itu karena dirimu dengan San sudah saling terhubung sejak memasuki istana ini, kalian telah membuat suatu ikatan bahkan saat kau masih di duniamu. Kemungkinan Alonzo mengetahui keberadaanmu saat para pelayan sedang membakar pakaianmu, sebab itu mereka mengirim salah satu prajuritnya." Ten menjeda ucapannya, "Apakah San tidak memberitahumu?"

Sontak aku menggeleng. Ikatan? Ikatan apa maksudnya? San tidak pernah menjelaskan tentang ikatan itu, ia belum pernah sekalipun menjelaskan yang berhubungan dengannya.

"Ikatan? Maksudmu?" Aku menghentikan langkahku di salah satu pilar istana, membuat Ten juga menghentikan langkahnya.

Ten bergeming, maniknya melirik ke atas menandakan bahwa ia sedang berpikir. Kemudian, ia mendengus kecil. Aku tidak tahu apa yang tengah ia pikirkan, tapi sepertinya apa yang Ten pikirkan membuatnya kesal. Indra pendengarku menangkap sebuah kalimat dari bibirnya, tidak terlalu jelas terdengar karena Ten mengucapkannya sangat pelan. Cermin, Ten mengucapkan kalimat dengan ada unsur cermin di dalamnya, dan juga San.

Mataku memincing menatapnya, "Cermin katamu?"

Ten mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunannya. Lalu ia menggeleng, "Ah, bukan."

Meski tidak begitu yakin dengan apa yang ia katakan, tapi pendengaranku mendengar bahwa ia baru saja membahas cermin dan San. Cermin masa depan itu? Apakah San memakainya? Lantas aku menggelengkan kepalaku, berusaha menepis pemikiran itu. Tidak, tidak mungkin San memakai cermin itu. Seseorang sepertinya mana mau melakukan itu.

The Gypsophilia  (Remake Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang