페이지 17

972 183 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Saem, seseorang berjanji padaku akan mencintaiku selamanya. Kira-kira apa janji itu bisa dipercayai setelah kami tak bertemu selama delapan tahun?"

Jaemin menggeleng dengan cepat. Ia menuangkan soju ke dalam gelas kemudian meneguknya. Kalimat itu terus terngiang di kepalanya. Mengingatkannya pada Renjun. Ia sempat berpikir gila kalau Chenle adalah reinkarnasi dari Renjun. Bodoh bukan?

Bruk.

"Ah, sial!"

Terdengar suara keributan di pintu masuk kedai. Jaemin mengangkat wajahnya dan menoleh. Keningnya berkerut melihat sosok tak asing baginya tengah diseret dua orang lelaki dengan seragam yang berbeda. Sementara satunya lagi, terlihat seperti ketuanya, memukul-mukul kepala murid dari sekolahnya itu.

"Park Jisung?" Gumam Jaemin. Ia segera bangkit dan menghampiri mereka. "Yak! Apa yang kalian lakukan!" Omelnya pada ketiga murid dari sekolah lain yang tengah menindas murid dari sekolahnya.

Kedua wajah murid yang menahan kedua lengan Jisung itu terlihat takut. Namun tidak bagi si ketua. Ia mendongakkan wajahnya, menantang Jaemin.

"Kami sedang bermain. Kenapa? Mau ikut?" Tantangnya.

"Sekolah apa? Kirin? Oh ayolah, aku mengenal kepala sekolah kalian." Ucap Jaemin santai saat menyadari seragam ketiga siswa itu adalah sekolah tetangga.

"Siapa kau, brengsek?!" Maki si ketua dengan mata nyalang.

"Aku? Guru dari siswa yang kalian tindas. Berhenti main-main. Kembali pulang atau aku adukan pada kepala sekolah kalian!" Ancam Jaemin. Ia tidak mau basa basi karena kepalanya terasa pening akibat minum soju.

"Ck, Sial!" Si ketua pun bergegas pergi. Kedua temannya mendorong Jisung sebelum melangkah pergi.

Jisung tidak terjatuh karena ia bisa menahan tubuhnya. Ia merapihkan seragamnya tanpa banyak bicara.

"Ada apa denganmu? Kenapa mereka menindas mu?" Tanya Jaemin.

"Menindas? Yang benar saja. Aku hampir memukuli mereka kalau mereka tidak berbuat curang." Bantah Jisung, ia tidak sedang berbohong.

Jaemin menggeleng pelan. "Lalu kenapa kamu mau memukulnya?"

"Mereka yang mulai, Saem. Asal Saem tahu, mereka sering memalak Haechan di gang kecil dekat gerbang sekolah. Brengsek sekali memang, tikus got!" Kesal Jisung.

Lagi-lagi Jaemin menggeleng pelan. Kali ini karena kata-kata makian keluar dari mulut siswanya. "Pulanglah." Ucap Jaemin sebelum beranjak kembali ke kursinya.

Jisung terlihat enggan pergi. Ia malah mengikuti Jaemin dan duduk di hadapannya.

"Hey, aku tidak mengizinkanmu minum." Tegur Jaemin melihat Jisung yang duduk di hadapannya.

Back To First Love || 잼런 • 지천 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang