페이지 38

1.1K 159 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Kamis, 2054

"Chenle-ya, sudah ku bilang, aku tidak akan mengikuti kencan buta ini."

"Tapi, Hyung. Orang itu sangat ingin menemui mu." Ucap yang lebih muda dengan rambut berwarna hitam yang dipanggil Chenle kepada Haechan. "Ayolah, Hyung. Sekali ini saja. Setelah itu Hyung yang memutuskan sendiri akan berlanjut atau tidak. Aku janji." Ucap Chenle dengan wajah memelas, membuat Haechan tidak tega dan lemah melihatnya.

"Ikuti saja, Haechan-ie. Tidak ada salahnya mencoba. Siapa tahu setelah melihatnya kamu akan tertarik." Renjun ikut membujuk Haechan yang didukung dengan anggukan Chenle.

"Lagi pula Jisung-ie tidak mungkin mengenalkan Hyung pada sembarang orang." Tambah Chenle.

Haechan menghela napasnya, "Baiklah."

"Yeay!" Sorak Chenle senang sambil mengeluarkan gadgetnya untuk mengabari Jisung, kekasihnya.

"Tenang Haechan, semua akan baik-baik saja. Kita akan mengawasi mu, jika dia melakukan sesuatu yang buruk padamu, ingat bahwa cekikan ku bisa merenggut nyawa." Renjun berusaha menenangkan sahabatnya yang untungnya berhasil karena kini Haechan mengangguk dan tersenyum.

"Kata Jisung hari minggu jam Sembilan di Dream Café." Kata Chenle setelah selesai menelepon.

"Baiklah." Jawab Haechan.

"Sekarang, mari kita beli hotpot! Aku sudah sangat lapar." Ucap Renjun sambil berjalan duluan dengan perhatian masih tertuju kepada dua sahabatnya yang berada di belakangnya.

Bruk!

Bahu sempit Renjun tidak sengaja menyenggol seseorang hingga berkas yang dipegang orang itu berhamburan di tanah. "Oh! maafkan aku." Ucap Renjun sambil membatu memungut berkas-berkas dan menyerahkannya kepada sang pemilik.

"Injun-ie?" Renjun menatapnya bingung.

Siapa Injun? Apa dia sedang memanggilku dengan nama itu? Tapi kenapa? Bahkan Haechan dan Chenle saja tidak pernah memanggilku dengan nama itu.

"Maaf?"

Orang itu menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Maaf sudah menyenggol mu, dan terima kasih sudah membantuku." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Renjun yang tengah menatapnya bingung.

Renjun merasakan sesuatu yang aneh, dan ini yang pertama kalinya ia rasakan sejak lahir hingga kini ia memasuki perkuliahan semester empat. Perasaan rindu dan...cinta?

Hah? Secepat ini? Tapi ini pertama kalinya aku merasakan perasaan ini, apakah ini artinya dia adalah cinta pertama ku?

"Hey, Renjun-ie. Kenapa kamu melamun?" Tanya Haechan menyadarkan Renjun dari lamunannya.

"Kau mengenal orang yang ku tabrak barusan, Chan?"

Haechan menggeleng kepalanya.

"Aku mengenalnya." Sahut Chenle.

Renjun menatap Chenle, memintanya melanjutkan kalimatnya.

"Dia Jaemin Hyung. Mahasiswa teknik komputer semester empat. Dia juga berteman dengan orang yang akan Jisung kenalkan ke Haechan Hyung."

"Tapi aku tidak pernah melihatnya."

"Tentu saja. Karena dia sering ikut lomba, jadi jarang terlihat. Dia itu mahasiswa teknik komputer terbaik di kampus kita." Jelas Chenle.

Renjun mengangguk paham.

"Hyung juga mau ku kenalkan dengan Jaemin Hyung?" Tanya Chenle.

Renjun terlihat berpikir sejenak. "Tidak ada salahnya dicoba." Jawabnya.

"Baiklah, aku akan meminta Jisung-ie untuk mengajak Jaemin Hyung juga." Chenle mulai sibuk mengetik sesuatu di gadgetnya.

.

.

.

~♡~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♡~

Woah, Injun Manies

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woah, Injun Manies

(。♡‿♡。)

Jakarta, 19 November 2020
Rymin2313


Back To First Love || 잼런 • 지천 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang