페이지 33

973 153 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Senin, 2020

"Lele, Jisung sudah di sini. Cepatlah turun!" Teriak Ibunya dari bawah.

"Iya Eomma, sebentar lagi Lele turun!" Balas Chenle dengan teriakannya di depan cermin.

Chenle menatap pantulannya di cermin. Setengah berputar ke kanan dan ke kiri sambil memegang kertas di tangan kanannya, kertas yang ditinggalkan Renjun di atas meja belajarnya.

Chenle-ya, maafkan aku karena sudah mengambil sebagian waktu kehidupanmu.
Terima kasih sudah memberikanku kesempatan terakhir untuk bertemu Jaemin.
Semangat untuk hari barumu, dan mungkin pacar barumu, hehehe.
Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya.

-Renjun-

Ah, aku gugup. Tapi apakah aku benar-benar sudah terlihat? Batin Chenle.

"Semangat Chenle, kamu pasti bisa!" Ucap Chenle di depan cermin sambil mengepalkan kedua tangannya untuk menyemangati diri sendiri. Karena Chenle tahu, yang ia hadapi saat ini bukan hanya kelas dan murid yang akan terasa baru, ada Jisung dan perasaannya yang akan Chenle hadapi.

Memikirkan itu berhasil membuat kedua pipi Chenle merona. Segera tangannya menampar ringan kedua pipinya guna menghilangkan warna merah di kedua pipinya yang berakhir sia-sia.

"Lele! Cepatlah, nak! Nanti kamu terlambat." Teriakan ibunya kembali terdengar dari bawah.

"Iya, Eomma. Lele turun sekarang!"

 Lele turun sekarang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Imo." Sapa Jisung ketika Ibunya Chenle membukakan pintu.

"Pagi Jisung-ie, sini masuk ke dalam." Ajak Ibu Zhong yang dituruti Jisung.

"Lele, Jisung sudah di sini. Cepatlah turun!" Teriak Ibu Zhong sambil menengadah kepalanya ke atas, ke arah kamar Chenle.

"Iya Eomma, sebentar lagi Lele turun!" Balas Chenle dari atas.

"Maaf ya, Jisung-ie. Sepertinya hari ini kalian akan tiba di sekolah sedikit terlambat. Chenle hari ini bangun kesiangan." Ucap Ibu Zhong dengan nada menyesal karena anaknya menyebabkan Jisung terlambat.

"Tidak apa, Imo." Balas Jisung dengan senyumannya lalu mendaratkan bokongnya ke permukaan sofa yang berada di ruang tamu.

"Jisung-ie." Panggil Ibu Zhong setelah membawakan minuman untuk Jisung. Yang dipanggil pun menoleh kepalanya setelah minum air pemberiannya, menatap Ibu Zhong.

"Ya, Imo?"

"Kalian kemarin melakukan apa?"

Alis Jisung sedikit berkerut, mengingat kejadian kemarin yang kemudian ber ah ria setelah tau ke arah mana maksud pembicaraan Ibu Zhong.

"Memangnya apa yang dilakukan Chenle kemarin, Imo?"

"Saat tiba di rumah, Lele tiba-tiba menghampiri Eomma lalu memeluk Eomma sambil menangis dan bilang bahwa dia rindu Eomma dan Appanya. Mungkin kalau dia mengatakan rindu Appanya, Eomma akan memaklumi mengingat Appanya memang sedang berada di luar negeri. Tapi dia juga merindukan Eomma, padahal dia setiap hari melihat Eomma..."

"...tapi anehnya, saat mendengar Lele mengatakan itu, entah kenapa Eomma juga merasa sudah lama tidak melihatnya."

"Sepertinya karena kemarin kita habis menonton film, Imo." Jawab Jisung. Mungkin sesekali berbohong tidak apa-apa.

"Memang film tentang apa yang kalian tonton sampai Lele seperti itu?"

"Ceritanya memang sedih sih, Immo. Tentang anak yang menunggu ibunya saat hujan dan percaya bahwa ibunya yang berada di langit akan turun ke bumi untuk menemui anaknya saat hujan, lalu mereka bahagia saat bertemu, dan mereka kembali terpisah saat cuaca sudah bukan lagi musim hujan. Bahkan Haechan juga menangis saat menonton film itu."

"Benarkah? Memang terdengar mengharukan sih, tapi apa judul lagu itu?"

"Be With You."

Ibunya Chenle mengangguk. Sepertinya ia juga harus menontonnya.

"Ah, sudah jam segini!" Pekik ibunya saat matanya melihat jam di dinding.

"Lele! Cepatlah, nak! Nanti kamu terlambat." Teriakan ibunya kembali.

"Iya, Eomma. Lele turun sekarang!" Jawab Chenle sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju dua orang di lantai bawah yang tengah menunggunya.

"Halo, Jisung-ie." Sapa Chenle ramah. Sapaan itu mengundang tanda tanya Ibunya, kenapa Lele tiba-tiba memanggil akrab Jisung seperti delapan tahun yang lalu? Apa mereka sudah berbaikan?

"Eomma, aku berangkat dulu." Pamit Chenle.

"Bekalnya jangan lupa dihabiskan, ya!"

"Siap, Eomma!" Jawab Chenle dengan semangat lalu ia pergi bersama Jisung setelah Jisung berpamitan kepada Ibu Zhong.

.

.

.

~♡~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♡~


Back To First Love || 잼런 • 지천 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang