Prolog

2.1K 128 9
                                    

Lakukan apapun yang akan kamu lakukan, yang terpenting tidak membuat orang lain rugi.

###

Tirai jendela yang tertutup perlahan dibuka sehingga cahaya mulai masuk menyinari sebuah kamar yang bernuansa cream.

Pemilik kamar masih damai memejamkan matanya tidak terganggu oleh cahaya yang mulai menyinari kamarnya.

Seorang wanita paruh baya hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak perempuannya.

Dengan perlahan selimut yang anaknya kenakan ia tarik dengan cepat dan berhasil membuat anaknya bergumam tidak jelas. Tangan yang mulai rapuh itu menepuk pipi anaknya dengan pelan, tetap saja tidak ada hasilnya.

"Bangun sayang udah pagi nanti kamu terlambat loh." ujarnya masih menempuk pipi anaknya, kali ini cukup keras supaya anaknya bangun.

"Lima menit lagi ma," guumamnya masih memejamkan matanya.

"Lima menit itu sama saja satu jam buat kamu! Cepet bangun sekarang!" karna ia mulai jengah membangunkan anaknya ia pun menarik tangan anaknya supaya bangun.

Decakan kesel terdengar. Wanita paruh baya ini tersenyum. Akhirnya anaknya bangun juga. Perlahan anak gadisnya mrlewatinya begitu saja menuju kamar mandi dengan mata terpejam. Anaknya ini pasti kesal karna diganggu saat tidur.

Ia hanya geleng geleng kepala melihatnya lalu keluar dari kamar anaknya dan menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Hanya dua puluh menit untuk bersiap. Sekarang sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Kemudian melihat penampilannya didepan kaca, perfect.

"Pagi semuanya!" sapanya kepada semua yang ada dimeja makan.

"Pagi juga sayang." balas wanita paruh baya yang tadi membangunkannya.

"Pagi juga anak papa yang cantik." balas lelaki yang sedang melipat koran yang tadi sempat dibaca.

"Pagi." balas seorang lelaki dengan malas.

Ia mendudukan dirinya disamping anak laki laki yang terlihat begitu kusut. Ia binggung kenapa pagi pagi begini dia sudah menampakan raut muka yang tidak sedap dipandang.

"Kenapa sih bang? Mukanya kusut banget." akhirnya ia bertanya menatap kakak laki lakinya yang dengan ogah memakan sarapannya.

"Tuh mama! Abang lagi ngantuk banget malah dibangunin!" kesalnya menatap sang mama dengan tajam.

"Kan mau sekolah nanti kamu kesiangan bang!" balas sang mama tak mau kalah.

"Bukanya udah sering kesiangan ya? Bahkan sering bolos tuh." ejek sang papa yang daritadi melihat pertarungan antara anak dan ibunya.

"Papa apaan sih?! Mana ada abang bolos." kilahnya sambil menghabiskan sarapannya dengan cepat.

"Halah tiap hari bolosnya tuh." adu sang mama.

"Ngerokok juga loh pah mah." kini adeknya ikut ikutan memojokannya.

"Abang ngerokok?" tanya sang ayah tajam.

"Cowo kan wajar pah ngerorok, kaya papa ga pernah aja sih," balesnya dengan santai.

Sang papa hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan sang anak. Memang ia membebaskan apa yang ingin dilakukan kedua anaknya yang terpenting masih dalam hal wajar dan sekolah tidak boleh diabaikan.

"Nakal boleh yang penting otak kamu jangan bodoh!" ucap papa tegas namun hanya deheman yang ia dapat dari anak laki lakinya ini.

"Mah pah, aku berangkat dulu ya!" ia berdiri dan menggendong tas sekolahnya.

"Tumben ga sama abang?" tanya mama.

"Anu ma hmm anu apa yah udah ditungguin sama temen didepan!" jawabanya ragu.

"Mau pacaran tuh ma!" adu sang kakak.

"Apaan sih bang!" ia menatap sang kakak dengan tajam, mulut sang kakak tidak bisa diajak kompromi.

"Ya udah gih kasian pacar kamu nungguinnya lama," ucap papa menggoda anak gadinya yang sudah mempunyai kekasih.

"Pahh..." rengeknya lalu dengan kesal ia pergi tanpa bersalaman dengan kedua orang tuanya.

"Kok ga salim?!" tanya mama.

"Males!" balesnya dengan kesal.

###

Hai ini cerita ke pertama aku! Gimana? Agak ga paham kan? Hehe ga papa kan ini masih prolog belum ke part lainnya.

Jangan lupa vote ya!

NATHAN (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang