Kelakuan saya yang kocak itu hanya sekedar menghibur teman saja agar mereka tertawa.
###
Tas ransel berwarna hitam tergantung dibahu kirinya. Seragam yang tak rapih menambah kesan badbod dirinya. Jangan lupakan rambut yang berantakan kesannya seperti tidak disisir. Namun karna itu dirinya terlihat tampan dan keren.
"Den sarapan dulu."
Langkahnya terhenti saat mendengarnya. Hembusan nafas terdengar lirih. Dia melihat meja makan yang tersusun rapih oleh makanan. Menandakan papanya pulang hari ini. Tangannya mengenggam kuat tas ranselnya.
"Papa pulang bi?" tanyanya untuk memastikan dugaanya benar atau salah tanpa menoleh.
"Iya deh, tadi subuh tuan pulang." ujarnya melihat anak majikannya yang bisa ditebak jika dia tidak ingin sarapan. Sudah hal wajar jika sang papa pulang pasti dia berusaha menghindarinya. Entah alasannya, ia tidak tau.
"Den, sarapan dulu," pintanya.
"Gak bi. Hari ini Alden piket harus berangkat pagi pagi," ujarnya berbohong.
"Alden berangkat bi." Alden melangkah keluar rumah namun langkahnya terhenti saat suara baiton yang sudah lama ia tak dengar.
"Al sarapan sini bareng papa mumpung ada waktu. Siang papa harus ke luar kota selama dua minggu."
Rahang Alden mengeras. Tangan kanannya terkapal kuat. Untuk apa papanya pulang jika harus pergi lagi? Percuma saja buang buang waktu. Pulang pagi lalu siang pergi lagi sampai berhari hari. Sudah muak dengan hal itu. Selalu saja yang dipetingkan papanya adalah kerja kerja kerja!
"Buat apa pulang sih? Tinggal langsung ke luar kota aja ribet."
Pernyataan sang anak membuat dirinya tersinggung. Tidak suka dengan apa yang dikatakan sang anak. "Cepet sarapan bareng papa," ujar Riko seraya menahan amarahnya agar tidak terpancing dengan perkataan Alden.
"Gak usah," tolak Alden mentah mentah.
"Hargai papa Alden," ujar Riko tegas.
"Papa gak salah ngomong? Hargai? Kapan sih Alden gak ngehargai papa? Kapan? Alden selalu aja nurut apa yang papa pengen. Papa pengen Alden juara kelas kan? Udah Alden lakuin. Papa pengen apa lagi sekarang?"
Sungguh Alden hanya akan berkata panjang jika sedang berhadapan dengan sang papa. Tapi jika dia diluar pasti akan berbicara yang irit saja.
"Bukan begitu maksud papa."
"Udahlah Alden males. Lebih baik papa kerja aja sana. Sekalian gak usah pulang," Alden pergi begitu saja. Sudah malas membahas hal seperti ini.
Riko menghembuskan nafas kecewa. Ini salah satu yang harus ia dapat jika ia memprioritaskan pekerjaannya daripada sang anak. Tapi hanya ini satu satunya agar dirinya bisa melupakan pikirannya tentang mendiang sang istri.
Alden sampai disekolah yang lumayan sudah ramai. Alden melangkah kekelasnya sekedar meletakan tas dan hari ini mood-nya sedang tidak baik. Lebih baik dirinya bolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN (ONGOING)
Teen FictionSetelah sang ketua yang koma selama setahun dan mereka seperti lenyap ditelan bumi. Kini mereka kembali memulai aksinya. Nathan Arthajuna Dirgama itulah dia ketua dari NATABELAS. Dihina, dicela, dibedakan, tak dianggap, dikucilkan oleh orang orang t...