→ saat kakak perempuan tertua datang menyidak

41 6 0
                                    

Byungchan hanya bisa menggaruk kepalanya saat kakak perempuan tertuanya, Choi Sooyoung datang untuk mengecek keadaannya dan apartemennya seperti kapal pecah akibat tugas kelompok dua hari yang lalu. Sudah siap bakalan diomelin oleh kakaknya karena tidak menjaga kebersihan, menolak apartemennya memiliki 1 pengurus rumah (karena nanti pasti Byungchan ketahuan orang yang seperti apa oleh teman-temannya) dan semoga daftarnya tidak bertambah karena....

"Kakak dengar dari Sulli kamu naksir seseorang," oh sial benar hidup Byungchan punya kakak semacam Sulli yang mulutnya suka menyebarkan fitnah daripada fakta, "kakak mau ketemu dengannya."

"Aduh kakak itu cuma halunya kak Sulli," Byungchan merengut dan membuka aplikasi gojek untuk memesan go clean agar apartemennya rapi, "kak bentar, aku pesan go clean dulu biar apartemennya ini ada yang beresin."

Biasanya, Sooyoung akan mempercayai perkataan Byungchan. Namun, entah kenapa hari itu justru memberikan tatapan yang tidak ingin dibantah, "kakak ingin bertemu dengannya. Kamu telpon dia sekarang atau kakak yang menelepon?"

"Iya ... iya Uchan telpon, ah."

Byungchan bahkan tidak ingin bertanya bagaimana kakaknya mendapatkan nomor Seungwoo. Bahkan Byungchan yakin kakaknya sudah mencari tahu latar belakangnya Seungwoo dan menyuruhnya menelepon hanyalah cara 'sopan' untuk menilai temannya itu. Byungchan menunggu sambungan teleponnya diangkat dengan cemas, karena dia tidak tahu penilaian kakaknya kepada Seungwoo seperti apa.

Dia takut kalau harus menjauhi Seungwoo karena kakaknya tidak menyukainya.

"...chan? Halo ... Uchan," suara itu membuat Byungchan terlonjak dan tersadar kalau dia melamun saat tengah menelepon, "kenapa menelepon ke nomor biasa? Kenapa enggak chat via WA atau video call aja?"

Byungchan bungkam, tidak bisa menemukan alasan dengan cepat dirinya menelepon dengan nomor biasa. Atau menjelaskan alasan Byungchan sering video call Seungwoo untuk menemaninya saat hujan lebat karena takut. Kalau di rumah, dia tidak mendengar suara hujan karena kamarnya kedap suara dan Byungchan sejak kemarin lupa meminta momski mencari orang untuk membuat kamarnya sekarang juga kedap suara.

"Byungchan?" suara Seungwoo membuat lamunannya kembali buyar. "Kamu baik-baik aja? Kamu di mana? Aku samperin ya."

"Kak Swoo...," Byungchan ragu, tetapi melihat kakaknya yang tengah mengawasi orang yang dikirim go clean membersihkan westafel dapur membuatnya menghela napas panjang, "aku di rumah ... apa kakak bisa kemari? Ini penting."

"Aku ke sana sekarang," Byungchan bisa mendengar suara ribut dan teriakan mempertanyakan Seungwoo mau ke mana jam segini, lalu mendengar, "Uchan, jangan tutup telponya. Aku sekarang pake headset buat tetap ngomong sama kamu dan kalau dengar suara berisik, berarti lagi di jalan."

"Ih kakak, bahaya nelpon sambil di jalan. Enggak, gue tutup ya sekarang."

"Nanti aku akan telpon sampai kamu angkat," tidak tahu kenapa, Byungchan mendengarnya tersenyum. Seolah sekarang di dunianya Seungwoo, dirinya yang paling terpenting, "kamu mau apa? Aku belikan sebelum sampai ke apartemenmu."

Sebenarnya, Byungchan mau dibeliin mi kocok dan cilok. Hanya saja karena sekarang ada kakaknya yang berarti selamat tinggal makanan pinggir jalan, Byungchan akan merindukannya sampai waktu yang tidak ditentukan (karena harus menunggu kakaknya pulang ke Jakarta dulu baru bisa kembali jajan kotor).

"Gak usah kak," Byungchan akhirnya bersuara, "aku cuma butuh kakak sekarang."

"Tunggu aku, Byungchan."

Namun, sambungan telpon mereka terputus karena ternyata baterai HP Byungchan habis. Saat orang dari go clean selesai membersihkan rumah (dan Byungchan beri uang tambahan karena kasihanlah bersih-bersih apartemen anak bujang sepertinya pasti melelahkan), dia baru mau mengisi daya HP-nya untuk rating. Namun, Byungchan merasa tubuh bagian sampingnya dipeluk, napas memburu yang didengarnya dan merasakan suhu tubuh Seungwoo yang membuat jantungnya berdebar tidak karuan.

"Kamu ... kamu gak apa-apa, Uchan?" perkataan Seungwoo di telinganya membuatnya merasa geli karena deru napas lelaki itu yang tidak teratur sekaligus membuat kakinya terasa lemas secara mendadak entah kenapa. "Kamu kenapa tutup telponnya? Aku sudah bilang jangan tutup telponnya dan kamu gak bisa dihubungin. Terus kamu itu...."

"Ahem," deheman itu membuat keduanya menatap sumber suara, "saya tidak masalah kalau kalian menunjukkan kasih sayang di sini, tetapi apakah tidak lebih baik memperkenalkan diri kepada saya sebagai kakaknya Byungchan?"

Lalu, keduanya langsung menjauh dan salah tingkah. Sooyoung bisa melihat wajah adiknya yang memerah dan mengusap lehernya (tanda jika dia sedang gugup) dan lelaki yang bernama Seungwoo bisa menguasai keadaan, meski telinganya tidak bisa berbohong (karena berwarna kemerahan) kalau dia juga salah tingkan.

"Karena kalian sudah ada di sini, jadi apa kita bisa mulai obrolannya?"

All These Nights I Call You My Best Friend | Seungchan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang