Laskar Mimpi | Bab 18

1.2K 206 7
                                    

Bab 18. Limerence (2)

•••

"Lo serius waktu bilang Andi pernah ditawari masuk universitas ternama dengan loncat kelas?" Pekik Elena nyaring, sesaat kemudian gadis itu menutup mulutnya sendiri. Lupa dengan keadaan lalu lalang koridor yang masih ramai.

"Ya, Arka sendiri yang bilang. Dia gak mungkin bohong waktu nyeritain soal temennya sendiri dengan tampang menyeramkan kaya gitu." Sambung Acha, gadis yang sama-sama memelankan suaranya.

Kedua gadis itu saat ini berjalan santai menuju ruangan perpustakaan dengan setumpuk buku di tangan masing-masing. Sebelum Bu Deka keluar kelas, beliau menyempatkan untuk menyuruh Elena dan Acha mengumpulkan tugas catatan mereka ke meja guru depan aula.

Elena memelankan langkahnya, "dalam artian lain, cowok itu pinter dong."

Acha mengangguk singkat, membalikkan tubuhnya menatap Elena yang termenung dingin di tempat. "Arka juga bilang, lo harus waspada sama tuh anak."

"Kenapa?"

Acha mendaratkan bokongnya di kursi santai halaman belakang sekolah. Topik yang mereka bahas kali ini, menarik minatnya untuk mendengar lebih lanjut.

"Waktu SD, Andi pernah bunuh hewan-hewan. Dia jadiin kelemahan sebagai dalih dari kejahatan yang ia buat."

Arka menatap rindangnya pohon rambutan di samping bangku mereka. "Contohnya, waktu itu dia ketemu kucing yang baru lahir. Lo tau sendiri gimana bentukan anak kucing yang bahkan belum genap tiga hari."

"Mata kucingnya masih ketutup, tali pusar masih nyambung. Kucingnya masih ringkih karena termasuk kucing kampung. Lo tau apa yang Andi lakuin setelah lihat kucing itu?"

Acha menggeleng polos. "Apa?"

"Dia colok mata kucingnya pake bambu tumpul. Tali pusarnya dia ulek, seolah-olah lagi mainan masak-masakan ala bocah TK." Balas Arka dingin. "Kepala kucingnya, dia lempar ke tembok dinding sekolahan. Setelah ketahuan guru, Andi justru bilang kalo dia gak tega liat anak kucing itu kesakitan. Mangkanya dia bunuh dengan cepat."

"Andi abnormal, Ka?"

Arka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "ya. Dia cowok paling gila setelah Kevin." Sambung pria itu. "Apalagi setelah gue dan Andi kenal Kevin pas SMP. Dia makin liar."

"Jadi lo sama Andi beda sekolah dari Kevin?"

Arka mengangguk mengiyakan. "Andi pernah jadi buronan waktu dia ikut rapat penting bokapnya di luar negeri. Karena itulah, Andi sering operasi plastik wajah. Buat ngilangin bukti, dia jadi anak SMA di sekolah elite. Dia berusaha gak terkait dengan hal-hal yang semakin buat dia jadi terkenal."

Acha melebarkan mulutnya, terkejut dengan informasi yang baru ia ketahui. Andi Skipper Stellan, pria yang dikenal cowok ramah, pemalas, dan polos di SMA Garuda Bangsa adalah wujud lain dari sifatnya yang mengerikan.

"Kalian yakin, kalian nyebut diri kalian manusia?" Tanya Acha ketus. "Kevin pembunuh bayaran, lo sendiri anak dari mafia, terus Andi buronan?"

Arka terkekeh sejenak sebelum akhirnya menepuk punggung tangan Acha menenangkan. "Gue beda."

"Bergaul sama orang-orang begitu justru buat lo keliatan ikut gila, Akra."

"Gue beda, Cha." Ulang Arka lembut, "gue ganteng, kaya, perhatian, baik, dan penyayang."

Acha mendengus kasar. "Pokoknya suruh Andi jauh-jauh dari Elena."

Arka merubah bola matanya yang hangat menjadi datar. Pria itu memandang dingin gadis di depannya. "Gimana ya?"

"Apa yang lo maksud dari gimana?"

"Andi bilang, gue dan Kevin gak boleh ikut campur urusannya. Dan itu juga udah jadi komitmen kita bertiga buat gak saling ngusik kehidupan masing-masing."

"Emang kenapa?"

Arka menatap iris mata Acha yang polos, pria itu memiringkan kepalanya ke kanan sebelum akhirnya menjawab dengan sarkas, "nanti kita mati."

"Chaaaa!" Erang gadis itu kesal. "Gimana dong?"

Acha, selaku si empunya nama terkekeh geli melihat tingkah laku Elena yang menjadi tontonan murid yang masih berada di sekolah. Saat ini, mereka tengah berada di depan gerbang masuk Garuda Bangsa. Setelah mengantarkan buku ke ruangan Bu Deka, kedua gadis itu menyempatkan diri untuk bercerita singkat sembari menunggu jemputan masing-masing.

"Gue gak tau, gue udah ngomong ke Arka dan cowok itu bilang, dia bakal usahain."

Elena memegang dadanya yang naik-turun. Degup jantungnya tidak bisa berhenti berdetak kencang dari awal sahabatnya bercerita. Bagaimana bisa, Elena yang mati-matian menyuruh Acha menjauh dari sekumpulan orang-orang abnormal itu, kini justru dirinya sendiri yang terjebak dalam lingkaran tersebut.

"Bukannya lo suka sama Andi?" Tanya Acha pelan, "belakangan ini, lo sering liatin tuh anak."

"Iya, tapi itu sebelum gue tau kalo Andi orangnya sinting level dewa."

"Jangan bawa-bawa dewa dalam perbincangan kita," Acha melotot memperingati. "Serem amat lo kalo ngomong."

Elena ikut terkekeh sejenak sebelum akhirnya kembali kalang kabut. "Gue mau pindah sekolah, gue bakal pura-pura amnesia atau kalo perlu, gue mau bunuh diri sebelum cowok gila itu bunuh gue duluan."

"Omongannya di jaga ya, gadis." Ketus Acha, "yaudah deh, gue duluan ya."

"Lo udah di jemput?" Elena melotot kaget, tiba-tiba badannya gemetar panas-dingin. Elena tidak ingin sendirian setelah perbincangan menyeramkan yang mereka bahas. "Nanti dong, tungguin gue."

"Gue mau ke RS, Na. Sorry ya, gue juga sama Arka jadi gak enak mau suruh cowok itu nunggu." Menunjuk pria yang menyetandarkan motornya di sebrang jalan, Acha kembali melanjutkan. "Lagian, Arka juga abis main basket. Maksud gue, setelah dia nganterin gue ke RS, dia bisa istirahat dulu di hotel terdekat."

"Lo dah main hotel-hotel, Cha?"

"Masih sempat-sempatnya lo bercanda!"

Elena terkekeh kecil, kemudian mengangguk mengiyakan keputusan gadis itu. "Ya udah, hati-hati ya. Pokoknya nomor lo harus stand bye aktif buat kalo semisal gue kabarin lo keadaan darurat."

"Lo kira gue layanan darurat?"

"Chaaa!" Nyaring Elena lagi.

"Iya, bawel." Kekeh gadis itu. "Gue cuman bercanda tadi. Kita sebagai manusia harus baik-baik ke hewan kecil."

"Siapa yang lo maksud hewan sialan?"

Acha terkekeh lagi, gadis itu mengangkat tasnya yang sebelumnya ia gendong sebelah bahu. "Good luck, Elena."

•••

TBC

Follow akun penulis buat update pemberitahuan! Karena saya cuman bakal bagikan ke pengikut doang.

Laskar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang