Malam tadi asaku tumbuh mekar
esok akanku bawa mengembara
meninggalkan getir yang terpenjara
setelah berdebu-belum diasah dengan sukareladoa-doa yang melangit jadilah cahaya
pada semesta dadanya
memohon terus berjalan tanpa menoleh
biarlah mata-kaki menjadi saksi rerumput yang menghijau dan daun yang gugur diperhentianmeski dibelakang tubuhmu masih terdengar nyamuk beradu kalam
terkadang tersengat hingga ke atma
tapi masih tegar kembali ke rumah dengan jiwa yang kebalsuatu hari nanti;
akanku daki kota-kota sibuk
dengan tekad yang segar-wangitenggelam dalam kepadatan
bercantum dengan keramaian
dengan manusia-manusia pelbagai kisah.11.10.20
YOU ARE READING
Tentang Lampau Yang Purba
PoetryLampau begitu purba sudah mendiami atma sejak berkurun waktu. Kelak,akan dipertemukan lagi dengan masa depan.