kita sudah lama duduk begini
menatap jalan yang sunyi
orang-orang terlihat sibuk sendiri
tidak peduli pada sorakan muda mudimasih merenung pada garis waktu
ketika gelita menerbitkan suram
kau pergi dari zona nyaman
tidak mahu bertahan berlama-lama
kalau akhirnya takdir bukan berpihak pada harapan kitakini yang diingat bukan kenangan tapi kelam
pada tanggal keramat sudah menyaksikan kesombongan
tidak lagi meraikan kebersamaan
doa-doa gugur tanpa pengirimsesal selalu datang terlambat
silam sudah terlanjur usang
cuma berharap bahagia ada ditangan kita bukan digenggam dia.21.11.20
YOU ARE READING
Tentang Lampau Yang Purba
PoetryLampau begitu purba sudah mendiami atma sejak berkurun waktu. Kelak,akan dipertemukan lagi dengan masa depan.