di kota itu berdosa

29 3 0
                                    

memang tuhan terlalu baik,cuma kita selalu alpa:
sedangkan saraf-saraf begitu rumit apalagi otak yang cuma berakal setengah

kita mengakui jalan hidup orang berbeda-beda,
tapi mengapa masih ada yang membisik-bisik dibelakang tubuhnya?
mahu tuli dari segala khabar angin :bukan itu yang mengetuk naluriku
ia nyata,lidah itu dusta:lebih tajam dari samurai

meski terlupakan dari lupa yang benar-benar lupa
dihidupkan kembali walau sudah mati
yang lalu masih lekat dibibir kota
meski sudah menjauh bahkan bersembunyi di suatu tempat tanpa peta

manusia belum matang,sibuk dengan hal-hal sampah
sehingga silam masih menjadi isi ceritanya
benar,mereka berdosa mungkin sudah bangkit
mengapa sibuk dengan lampau?
sedangkan masa depan masih harus diperjuangkan.

2.12.20

Tentang Lampau Yang PurbaWhere stories live. Discover now