berdialog di kepala

27 3 4
                                    

untuk rumah--
satu ruang yang kuisi jiwa hanya kamar,
belum terlelap meski letih merangkul
beribu cara untuk terpesona namun sulit,masih menerka nerka untuk esok atau nanti.

untuk kamar--
kelabu dan samar-samar disudut warna bertentangan
yang bau hanya sepasang bantal,yang tertidur cuma satu tubuh redup/teduh.
dipertengahan malam,mendakap seribu silam; diproses melahirkan mimpi yang fana,hingga bergelut menidakkan tentang lampau masih kukuh.rencana masa depan belum tentu memakbulkan.
sekujur tubuh kaku,diam untuk tidur.
nyatanya,masih berdialog dikepala.

/1/
kedua kelopak mata terpejam erat,
di ruang kepala masih riuh,
hati berkata "tidurlah".
tapi ingkar dengan doanya
terimbas suatu ketika dulu punah yang terlanjur pernah.
sungguh benar-benar musuh yang hampir menengelamkan,
kalau tidak mendarat pada logika.

21.12.20

Tentang Lampau Yang PurbaWhere stories live. Discover now