dulu kita candu dalam kebersamaan
semakin beralihnya zaman kita taksub pada kecanggihan
arus yang mengalir,tempias-tempias tangis tumpah ke dasar
huru hara---hancur lebur empangan kelopak jernihcita sewaktu kecil sering berganti musim
kita gantung asa pada puncak langit
kata putus asa tidak pernah wujud dalam kamus fikiran
kelak perihal ramalan menjadi kejutan tak terdugatuhan mengizinkan,kedekatan hingga daun terakhir gugur
tak akan pulang tanpa pergi hingga wafat jiwaku
segelas waktuku telan puas
ketika kemarau meratapi
luput dengan angan
mengalihkan langkah kembali pada permulaan jejakkatanya,jangan menyerah bila kalah dengan hal kecil,tapi berjuanglah meraihnya kembali menjadi penting
dunia ini sementara
orang-orang bersandiwara tanpa risau
bahasa kalbu cuma bungkam
keadaan hiruk pikuk
tapi beredar dari bingit keramaian.29.10.20
YOU ARE READING
Tentang Lampau Yang Purba
PoezjaLampau begitu purba sudah mendiami atma sejak berkurun waktu. Kelak,akan dipertemukan lagi dengan masa depan.