meninggalnya lexa

400 30 19
                                    

"Inalilahi wainalilahi rojiun"

Al yang mendengar ucapan itu langsung anarkis "Dokter penipu! Dokter bohong! Lexa itu kuat dia ga seprti yang lainnya! Bilang sama saya kalo dia masih hidup!" Tolak Al dengan emosi yang sangat tinggi .

"Al udah, lo tenang jangan begini" ucap gavin memegangi Al sambil menenangkannya.

"Ka,sel,vin dokter ini bohong kan?! Dia bohong kan? Ohh gw tau pasti sekarang gw lagi mimpi! Tampar-Tampar gw vin, heh pukul gw sekarang ayok pukul tolong siapa pun pukul gw!"  Ucap Al dengan memukul-mukul wajahnya dan meminta yang lainnya ikut melakukan hal yang sama pada dirinya.

Bugh!

Arsel memukul Al karna ia sudah tak tega dengan Al, "sadar! Sekarang Sadar ga lo hah?! Kita semua disini juga ngerasain apa yang lo rasain! gw juga disini kehilangan!" Tegas Arsel di depan wajah Al lalu memeluknya erat.

Al yang mendengar ucapan Arsel hanya terdiam di dalam pelukan Arsel, ia tak menangis tapi hatinya terluka, bagaimana tidak? Lexa melakukan hal itu hingga kehilangan nyawanya hanya untuknya dan melindunginya.

"Gw mau liat Lexa sekarang" Tegas Al melepaskan pelukan Arsel lalu masuk kedalam ruangan.

Arsel yang ingin ngikut masuk kedalam ruangan langsung ditahan oleh Gavin.

"Biarin mereka berdua dulu di dalam" Ujar Gavin menahan Arsel.

Al masuk ke dalam ruangan dengan langkah kaki tergesa-gesa dan terhenti di samping ranjang yang lexa sedang tiduri, tubuh penuh dengan selang dan alat-alat yang belum di lepaskan oleh dokter sebelum tiga puluh menit berlalu.

Menatap wajah lexa dengan nanar dan tangan gemetar yang berusaha mengelus wajah pucat pasi milik lexa.

"Kenapa kamu akhiri ini semua sebelum semuanya berakhir? Bahkan sebelum cerita kita di mulai, maafin aku sa aku adalah laki-laki bodoh yang berlindung di balik wanita!" Ucapnya memegangi lengan lexa dan menempelkan pada dahinya.

"Aku tau ini semua belum berakhir, kata Arsel Kamu penasaran sama orang yang setiap jumat baca surah Al-kahfi kan di masjid? Itu aku sa, yang selalu kamu tanyai " Ujarnya mengelus pucuk rambut Lexa.

"Sa please bangun, aku tau kamu marah sama aku tapi jangan begini sa caranya, masih banyak diluar sana yang butuh kamu termasuk aku, jangan tinggalin aku sa ku mohon hiks" Air mata lolos dari mata Al, Ia memegangi lengan Lexa kuat agar lexa bisa merasakan apa yang sedang ia rasakan.

Al menjambak rambutnya sendiri dengan kedua tangannya karna sudah frustasi, semua ucapan dan pertanyaan tak kunjung di jawab, ia di penuhi rasa bersalah dan ketakutan yang mengusai dirinya hingga seperti ini.

"Bego! Anjing! Brengsek! Dasar Cowok ga  berguna! Arghhhhhh" makinya dengan memukul wajahnya sediri dengan kecang.

Arsel,Arka dan Gavin yang mendengar bunyi yang sangat kecang di dalam langsung panik dan masuk ke dalam ruangan dan mendapati Al yang sibuk menyiksa dirinya sendiri.

"Lo gila ha?!" Maki Arka dengan memegangi lengan Al agar berhenti dengan aksinya.

"Gw tau lo sedih, gw tau itu! Tapi apa lo ga mikir perasaan lexa di sana ketika melihat lo begini? Dia pasti sedih dan ga tenang di sana" Ujar Arka dengan nafas ter segal-segal, Ia tahu dengan kondisi seperti ini berbicara dengan Al harus dengan nada tinggi agar di dengar.

Al menunjuk ke arah Lexa "Lexa ka lexa! Lu ga akan tau apa yang gw rasain, lu ga akan tau ka! Lo ga tau kan rasanya dilindungi sama cewe ha!? Gw pengecut ka, gw brengsek, gw banci yang berlindung di balik wanita, lo liat sekarang,lo liat! Lexa meninggal gara-gara gw!!" Jelasnya dengan nada tinggi dan emosi. Ia menunjuk ke arah Lexa agar Arka melihatnya.

ALVARO (On Going Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang