"How is it, Boss? Don't you really want to get them? Pertama Elliah dulu. Kalau kita udah berhasil bunuh dia, jalan kita bakal kebuka."
Pria botak dengan badan tinggi besar itu terlihat menimang-nimang perkataan pria dengan rambut pirang itu. Kemudian dia beralih ke pria lain dengan rambut undercut berwarna silver.
"Zef, what do you think?"
"I wanna kill Christopher Bang."
"Your reason?"
"Nggak papa. Cuma dendam. Belagu banget. Dia kira Alpha's Head udah bisa musnahin Black Gorilla gitu aja? Cih, dia pikir semudah itu apa."
"I got it, Zef. Lu dendam karena BM kebunuh gara-gara Chris, kan? Apa cuma gara-gara lo kalah lawan dia di Le Mans?" seorang perempuan dengan rambut platinum itu bersuara.
Pria rambut silver yang bernama Zef itu menghela nafas kasar setelah mendengar perkataan rekan perempuannya itu.
"Diem, Judy," desis Zef kemudian.
Sedangkan si rambut pirang itu memperhatikan logo Black Gorilla pada kaos Zef dengan tatapan penuh arti.
"Okay okay. So, Judy? What do you think?" Pria botak yang bernama Marcus itu menengahi.
Judy, satu-satunya perempuan di ruangan itu mengangguk sambil bersedekap. "It's up to you and Zef. If you guys decide to go, I'm in."
Sedangkan pria berambut pirang itu mati-matian menahan senyum puasnya.
"Let's just start it. I swear, tangan gue udah gatel banget pengen habisin Chris."
"Alright, calm down, Zef. Baik. Gue putusin kita berangkat. Daniel? Latest infos?"
Pria rambut pirang yang bernama Daniel itu beranjak dari tempatnya dan berjalan beberapa langkah mendekat ke arah Marcus.
"Inget waktu itu gue ribut sama Chris di pesta perayaan Public Tour Alpha's Head? Waktu itu gue sempet pasang chip pendeteksi lokasi ke badan Chris. So, look. Dia ada disini," Daniel menunjukkan layar tabletnya kepada Marcus. Di sana terpampang pin penanda lokasi chip itu.
"Wow, lumayan jauh," celetuk Zef.
"Don't worry, chipnya udah gue atur biar bisa hidup terus. Jadi aman. Kita nggak akan kehilangan lokasi Chris," jawab Daniel.
"Chris sendirian atau sama siapa?" Judy bersuara.
"I don't know. Ada tiga kemungkinan. Dia masih sendiri, dia udah ketemu Elliah, atau dia ketemu sama Crux From The South. You know, tujuan dia sama Elliah ke Selatan buat nemuin CFTS. Tapi disini posisi mereka masih cenderung di Timur. Jadi kemungkinan mereka belum ketemu CFTS," Daniel menjelaskan.
"Kenapa kok posisi mereka di Timur? Mau ngapain? Katanya ke Selatan. Gabut apa gimana?" ujar Judy.
"I don't know. Nyasar mungkin."
Kedua pria yang dari tadi diam itu tertawa mendengar ucapan Daniel baru saja.
"Alright. Pack y'all belongings, kita berangkat hari ini," ucap Marcus final.
Dengan begitu semua orang di sana bangkit dari posisinya dan keluar untuk meninggalkan ruangan sempit dan gelap yang menjadi markas mereka itu.
Daniel adalah yang terakhir keluar. Ketika dirinya berjalan lewat koridor, dia berbelok ke arah lain padahal pintu keluar ada lurus di depannya.
Dia menuju mobilnya yang diparkir di basement tersembunyi. Bagasi dia buka, di sana terdapat jasad seorang pria dengan wajah persis dengan wajahnya.
"Rest in peace, Daniel," seringainya.
Kemudian pria itu masuk ke dalam mobilnya. Dia lepas topeng kulit duplikat wajah Daniel itu. Dia menengok pada spion untuk merapikan rambut ungunya, lalu tersenyum puas ketika melihat tato bulan sabit mungil pada daun telinganya.
Dia pun meraih walkie talkie-nya.
"Virga is speaking."
"Yep, Cassie's here. Gimana?"
"CFE666 hari ini berangkat. Jangan lupa tetep nyalain chip lokasi lo."
"Alright, great job, Vir. Kita tunggu kedatangan lo sama geng tikus got sialan itu."
Si rambut ungu yang bernama Virga itu terkekeh sambil menyeringai mendengar perkataan Cassie dari seberang sana.
"Technically, saat ini gue juga bagian dari mereka, Cas."
"Tch, Serah."
"Hahaha, santai dong. Bercanda aja gue."
***
Chris mulai meragukan Cassie. Karena sudah hampir sore, Hyunjin tak kunjung datang, padahal Cassie sudah menjanjikan Hyunjin akan datang. Beberapa kali Chris bertanya kepada perempuan itu, hanya jawaban sama yang dia dapatkan. Yaitu, "Keep waiting."
Chris sudah menghabiskan ikan terakhir—yang mereka dapat dari danau itu. Muka pria itu terlihat masam. Beberapa kali dia tengok Cassie, berharap perempuan itu mengatakan sesuatu.
Tiba-tiba ranting-ranting dan dedaunan dari pepohonan di sekitarnya bergerak-gerak heboh.
"Cassie, what happen?"
Cassie menoleh santai. "You said you're waiting for Elliah? Dia datang."
Chris mengernyit bingung. Tiba-tiba dari atas pohon, mendaratlah seseorang dengan pakaian serba hitam juga kupluk dan topeng kain yang berwarna hitam pula. Seseorang itu menghampiri Cassie dan mengatakan sesuatu pada perempuan itu yang tidak dapat Chris dengar.
Tak lama kemudian, terdengar deru mesin motor yang semakin mendekat. Dari arah berbeda dari tempat orang asing tadi mendarat, muncul dua orang yang berboncengan. Satu orang yang duduk di jok belakang itu, Chris sangat mengenali rambut sebahunya yang diikat half ponytail itu.
Kemudian ketiga orang yang baru datang itu melepas topeng kainnya masing-masing. Benar dugaan Chris, Hyunjin adalah salah satu dari ketiga orang itu.
Senyum manis Hyunjin langsung merekah ketika melihat Chris menatapnya dengan sorot mata penuh kerinduan. Langsung saja kedua orang itu bertemu dan menyatukan badan mereka, saling memberikan pelukan hangat.
"Hey, baby. I miss you so much," bisik Chris.
"Me too," balas Hyunjin sambil sedikit meremat rambut merah Chris.
Kemudian keduanya menyatukan bibir mereka, menyalurkan rasa rindu dan khawatir yang selama dua hari belakangan mereka pendam.
Ketiga orang lain di sana hanya saling bertukar pandang.
"Alright, biarkan mereka ber-lovey-dovey dulu," Cassie bersuara.
Virga itu siapa lagi weh?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Black & Blue ㅡ chanjin
Akcja[COMPLETED] Their story continue. • Book 2 of Tire & Champagne Baca Tire & Champagne dulu biar nggak bingung. Tags! chanjin as main pair, bxb, mature content, guns, weapons, blood, death, harsh words & actions