• Chapter 7 •

1.4K 259 26
                                    

🌼 Darling 🌼

• Binhoon •

⚠️ Don't forget to vote and comment sebagai dukungan buat author ⚠️

📍 Ini Chapter flashback yah






📍 Ini Chapter flashback yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌼🌼🌼

" Yoonbin makanlah...Bibi Lee sudah
membuatkan makanan untukmu. "
Irene menghampiri Anak semata
wayangnya yang sedang merenung
menatap kosong kearah jalanan dari balik jendela kamarnya.

" Aku tidak mau makan Ibu..aku ingin
Jijoon. "
Irene mendesah kecil, semenjak
Jihoon memutuskan untuk pindah
ke LA Yoonbin menjadi seorang yang
pendiam.
Sering mengabaikan makan, dan tidak
ekpresip seperti biasanya.
Irene mengerti, jika anaknya itu merasa amat sangat kehilangan temannya yang selalu menemaninya bermain.

" Jika kau ingin bertemu dengan Jihoon, kau harus makan. Agar kau tumbuh besar, dan kau bisa menyusul Jihoon ke LA..bagaimana?"
Yoonbin menoleh kearah perempuan yang sudah melahirkannya itu.

" Benarkah? Apa Ibu tidak bohong?
Irene tersenyum lembut, dia mengelus
surai halus milik Sang Anak.

" Ibu tidak pernah berbohong padamu,
ayo makan..agar kau cepat tumbuh besar. "
Yoonbin mengangguk, dia berlari dengan semangat mendahului Ibunya.

" Mereka sangat tergantung satu sama
lain, cepatlah dewasa nak. Agar kau bisa lebih mengerti bagaimana hubunganmu dengan Jihoon yang sebenarnya. "

•••

Kehidupan di LA tidak semenyenangkan yang Jihoon bayangkan sebelumnya.
Dia memang mempunyai banyak teman, tetapi tak ada satupun dari mereka yang berminat memulai pertemanan dengannya.
Jihoon selalu sendiri, dia selalu
menatap iri bagaimana teman-temannya yang lain bermain dengan begitu riangnya.
Jihoon merindukan Yoonbin, andai saja
Yoonbin ikut bersamanya..dia tidak akan pernah kesepian.

" Hei anak baru tangkaplah!" Belum
sempat Jihoon menoleh sebuah bola
melayang kearahnya dan mengenai
bahunya dengan keras.
Mereka tertawa puas melihat Jihoon
yang meringis kesakitan.

" Si gendut itu, dia seperti babi korea. "
Tawa nyaring lagi-lagi memekakan indera pendengaran Jihoon.

Jihoon menunduk matanya memanas,
dia ingin menangis tetapi tak mau terlihat semakin lemah dimata anak-anak nakal itu.

" Babi Korea yang tidak bisa bergerak. "

" Aku bukan Babi! " pekik Jihoon

Darling [ Binhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang