[8]Firasat

15K 728 4
                                    

7 bulan berlalu.

******

"Wah, mau jalan kemana lagi adek gue ini?" Ucap Verrel yang melihat Prilly sudah siap di ruang tamu.

"Pengen nonton sama Ali" ucap Prilly sambil menampilkan senyum menggemaskannya. "Yaelah, tau deh yg makin hari makin mesra" ucap Verrel membuat Prilly tertawa kecil.

"Makanya, kak Cintanya di ajak keluar. Jangan di anggurin mulu" Prilly mengejek Verrel yg sangat jarang keluar bersama Cinta kekasihnya. "Ooh, ngejek yaa."ucap Verrel smbil mencoba menghampiri Prilly untuk mencubit pipi Chubynya itu.

Tiba-tiba suara klakson mobil membatalkan niat Verrel. "Nah! Alinya udah dateng. Gue pergi dulu yaa kak!" Ucap Prilly berlari ke arah pintu. Verrel hanya memanyunkan bibirnya karna batal menyubit Prilly.

******

Ali mengajak Prilly kali ini untuk menonton film yg bertema misteri. Kebetulan Prilly juga menyukai film seperti itu. 7 bulan bersama Prilly membuat Ali bisa memahami Prilly. Mengetahui apa yg Prilly sukai dan apa yg Prilly tidak sukai. Begitu jga Prilly.

Selama 7 bulan ini juga hubungan mereka semakin baik. Walaupun sempat terjadi kesalah pahaman antara mereka. Tapi itu pun hanya sesaat. Saat ini, Ali sangat serius memerhatikan layar di depannya. Tidak dengan Prilly yg terus memandanginya dan terlihat sedikit resah karna Tiba-tiba dia teringat kejadian tadi siang dikelasnya.

*Flashback*

Prilly baru saja pulang dari kantin. Setelah makan bersama Ali, Prilly yg sampai dikelasnya pun  segera menuju ke bangkunya. Gritte tidak datang 2 hari belakangan karna sakit . Membuat Prilly merasa kesepian. Tiba-Tiba saja Viana datang dan duduk di bangku Gritte yg dan menatap sinis kearah Prilly. ada tatapan permusuhan dibalik tatapan itu.

"lo sebenarnya pake apaan sampai-sampai Ali mau aja sma cewek jalang kayak lo?" Ucap Viana sinis. Prilly yg mendengar ucapan Viana pun terkejut tapi sesaat kemudian dia terdiam, berusaha mencerna maksud Viana. Viana hanya tersenyum dan menatap Prilly remeh. Dia betul-betul tidak tahan melihat Prilly bersama Ali yg makin hari makin mesra, dan diam-diam Viana mulai terobsesi untuk memiliki Ali.

"Maksud lo apa? Lo jangan ngomong sembarangan ya! Ali suka gue apa adanya! Gue gak pernah make apa-apa" Ucap Prilly lepas dari keterkejutannya. Tapi Viana malah tertawa remeh.

"haalaaah, mana ada coba maling yang mau ngaku?! Lo gak bilang juga gue udah yakin kalo lo pake susuk! Kalo gak, ya paling Lo ngepelet Ali. Lo harus tau ya! Seharusnya yang jadi pacar Ali itu gue! Bukan lo! Yg kenal Ali duluan itu gue! Lo itu perusak hubungan orang tau gak!" Ucap Viana yg mulai makin emosi

Prilly menatap Ghina sinis. "Ali suka sama gue apa adanya! Gue gak pernah ngemake apa yg lo bilang tadi! Jaga mulut lo ya!" Ucap Prilly dengan suaranya yg makin meninggi. Emosinya mulai tersulut karna ucaoan Viana.

"Gue gak percaya dengan apa yg lo katakan. lo harus tau, Ali itu milik gue bukan milik lo! Lo itu cuma perusak tau nggak! Dan lo harus tau, Gue bakal ngebuat Ali jadi milik gue!" Ucap Viana yg membuat dada Prilly tiba-tiba terasa sesak.

Setelah puas melihat ekspresi Prilly, Viana pun berdiri dari bangku Gritte dan berlalu kembali duduk ke bangkunya. Prilly berusaha menahan air matanya yg hampir jatuh. dia tidak boleh menangis di hadapan Viana! Dia tidak boleh kelihatan lemah. Hanya itu yg ada di pikiran Prilly. Entah mengapa rasa takutnya untuk kehilangan Ali tiba-tiba muncul. Walaupun kata-kata Viana tadi tentang dirinya tidak masuk akal. Tapi rasa takut itu selalu saja muncul 'Tuhan, apakah ini firasat?' Batinnya

*******

Prilly berusaha tidak memikirkan kata-kata Viana. Dan Mungkin dengan pergi bersama Ali, dia tidak akan memikirkannya lagi. Saat turun dari kamarnya, Prilly berusaha ceria di hadapan Verrel hingga Ali menjemputnya.

Dan disinilah mereka sekarang, di sebuah gedung bioskop untuk menonton film bertema misteri. Prilly yg biasanya antusias, kali ini tak bisa menonton dengan tenang. 'Tenang Prill, Ali pasti selalu bakal ada di samping loo' batin Prilly.

****

Setelah menonton, Ali dan Prilly langsung pulang. Prilly beralasan sedang tidak enak badan, dia tak ingin Ali mengetahui kecemasan yg sedang dirasakannya.

*****

"Yaudah, kamu istirahat aja oke? Kalo besok pagi kamu udah baikan terus badannya udah enakan, hubungi aku ya? aku jemput deh. Oke?" Ucap Ali sambil mengusap pipi Prilly saat sudah berada di depan rumah Prilly.

Prilly mengangguk pelan sambil membalas tatapan Ali dalam. "Kalo kamu gak bawel rasanya kayak bukan Prilly deh. rasanya gak seru. yaudah kamu masuk aja yaa. Istirahat yg cukup, supaya bisa bawelnya cepat balik lagi" Ucap Ali lalu mengecup kening Prilly sesaat membuat Prilly akhirnya tersenyum dengan perlakuan Ali.

'Semoga perlakuan kamu ke aku gak pernah berubah Li, semoga kita bakal selalu begini. Aku sayang kamu' batin Prilly. "Nah, senyum begitu kan bagus. Daripada murung mulu." Ucap Ali memandang Prilly dengan lekat. "Makasi ya buat hari ini." Ucap Prilly. Ali tersenyum "sama-sama. apa sii yg nggak buat pacar bawel aku ini?" Ucap Ali tersenyum sambil mencubit pelan pipi chubby Prilly.

"Dari tadi ngobrol mulu, masuk rumahnya kapan Ly?" Ucap Verrel yg ternyata sudah ada di pintu. "Aduh, kak Verrel. Iya ini Illy udah mau masuk kok." Ucap Prilly gusar. Ali tertawa karna akhirnya Prilly bisa kembali bawel lagi. Ia mengacak-acak rambut Prilly gemas. "Yaudah, aku pulang ya" ucap Ali yg di balas anggukan Prilly. Ali pun melangkah ke mobilnya dan bergegas pulang.

Setelah Ali meninggalkan rumahnya, Prilly pun langsung masuk kekamarnya. Tersenyum dengan perlakuan perlakuan Ali yang selalu membuatnya senang. 'Ada baiknya gue gak perlu mikirin kata-kata Viana. To, Ali sayang gue dan bakal selalu ada buat gue.'. Batinnya sangat yakin.

Prilly lalu bergegas ke lemari, mengambil baju tidur bermotif doraemonnya dan mengganti pakaiannya. Setelah menyikat giginya. Ia bergegas ke tempat tidur dan menyelimuti dirinya dengan selimut doraemon kesayangannya. Tak lama, dengkuran halus pun terdengar.

*****

Hari-hari Prilly berjalam seperti biasanya, ia selalu bawel. Tapi dengan kebawelannya lah, ia mampu membuat semua orang tersenyum, dan membuat Ali jatuh cinta. Tapi tidak dengan Viana. Ia sangat membenci itu. Melihat Ali dan Prilly yg selalu bersama saja sangat ia benci dan membuat hatinya panas. Dia hanya ingin Ali untuk dirinya. Bukan untuk Prilly.

Selama ini dia berusaha menggoda Ali. Tapi entah kenapa, Ali seperti tak tergoda. Dan itu membuatnya geram. Tapi ia tak akan putus asa. Ia akan berusaha agar Ali menjadi miliknya. Karna dia hanya menginginkan Ali.

*******

"Prill, lo bisa bantu gue gak? Sumpah gue gak tau harus gimana lagi. Gue udah nanya anak anak yg lain. Tapi semua pada gak bisa. Sumpah! Gue udah gak tau mesti minta tolong dimana lagi" ucap Bio setelah Prilly mengangkat telfon dari Bio.

"Kamu kenapa? Bicaranya pelan pelan aja." Ucap Prilly yg sudah tidak tau harus bilang apa karna ucapan Bio yg betul-betul memberondolnya.

"Tadi gue gak sengaja nabrak, trus mobil yg gue tabrak itu harganya mahal banget. Sekarang udah masuk bengkel. lo taukan? Kalo mobil mobil mahal itu harga perbaikannya juga mahal. Trus uang gue cuman ada setengahnya. Gue takut minta di orang tua gue. Bisa parah nanti urusannya. Lo bisa gak bantuin gue? Uang gue kurang 15 juta. Gue janji deh, gue bakal gantiin uang lo." Ucapnya membuat Prilly berpikir sejenak.

"Lo udah tanya Ali ama Gritte gak?" Tanya Prilly. "Udah Prill, tapi mereka pada gak punya uang. Sumpah gue takut banget. Kalo mobil itu gak diperbaikin dalam seminggu, bisa-bisa gue berurusan dengan hukum Prill" ucap Bio yg terdengar ketakutan. Lagi lagi Prilly berpikir 'Bio itu teman gue. Kasian juga kan, kalo dia berurusan dengan hukum. Lagian gue juga punya simpanan di bank. Gue bantu aja kali ya?' Batin Prilly.

"Prill??" Ucap Bio karna dari tadi Prilly hanya terdiam.

"Eh, iya?" Ucap Prilly tersadar dari lamunannya. "Lo bisa bantuin gue gak?" Tanya Bio lagi. "Lo butuhnya 15 juta?" Tanya Prilly. "Iya, Prill" ucap Bio. Prilly lalu menghela nafasnya sekali. "Gue punya kok. Emang kamu butuhnya kapan?" Jawab Prilly ke Bio. "Alhamdulillah, besok pulang sekolah bisa gak?" Tanya Bio ke Prilly. "Bisa kok. Besok kamu tunggu aja ya. Aku bakal pergi ambil uangnya dulu." Ucap Prilly.

"Makasih Prill, gue gak tau mesti gimana lagi kalo lo gak ada" ucap Bio. Terdengar jelas bahwa Bio sangat senang.

"Iya." Ucap Prilly. Tak lama, sambungan telfon pun terputus.

You Broke My Heart*editing*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang