9. pantang mundur

5.2K 107 8
                                        

Selama beberapa hari kayla disbibukkan dengan pekerjaan yang tak kunjung habis. Dan selama beberapa hari itu juga bryan tidak pernah lagi muncul di hadapan kayla setelah pertemuan malam waktu itu.
"akhirnya pekerjaanku selesai juga. Rasanya pengen cepet sampai rumah biar bisa rebahan," ucap kayla sambil menggeliatkan tubuhnya setelah berjam-jam duduk.
Kayla merasa hidupnya tentram semenjak bryan tidak pernah lagi muncul di hadapannya selama beberapa hari ini. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa ia bertemu dengan bryan lagi. Apa ini suatu hal yang disengaja apa takdir?
Hmm...takdir ya. Gak mungkin banget aku bertemu dengan bryan adalah takdir. Kalau memang pertemuan itu adalah takdir, aku ingin menghindari takdir itu.
Tiba-tiba terdengar deringan telpon yang membuat kayla tersadar dari lamunannya.
Ternyata sang kakak mengingatkan kayla untuk tidak terlambat mengikuti rapat. Dengan segera kayla menyiapkan semua berkas yang dibutuhkan dalam rapat. Ia segera menuju ruang rapat yang berada di lantai atas.
Kayla memasuki ruangan di mana beberapa karyawan senior sudah hadir dalam rapat ini.
"oh itu karyawan baru yang masuk ke sini langsung menjadi manajer?"bisik wanita di seberang kayla.
"iya. Bagaimana bisa anak kecil kayak gitu bisa masuk ke perusahaan besar seperti ini dan langsung menjadi manajer?"
"semua karyawan di sini tau kalau dia masuk sini pastinya pakai koneksi,"sindir wanita lain.
Kayla mengepalkan tanganya sekuat tenaga menahan emosi yang akan meluap. Ia tentu tau bahwa para senior di hadapannya ini terang-terangan menyindir kayla. Ia berusaha tidak perduli dengan sindirian dari para senior nya itu. Untung saja tidak berapa lama kemudian rapat dimulai. Sang kakak dan juga sekretaris pribadinya juga hadir dalam rapat itu. Kino meminta kayla untuk mejelaskan proposal kerja sama dengan perusahaan yang tidak lain milik bryan.
Kayla menjelaskan dengan lancar dan lugas, hal itu membuat para karyawan berdecak kagum dengan kemampuan kayla yang benar-benar tidak perlu diragukan lagi. Penutupan presentasi kayla disambut dengan tepuk tangan para karyawan yang hadir dalam rapat itu. Hal itu membuat kino dengan hasil kerja keras adiknya itu.
Kino dan Riska pergi meninggalkan ruang rapat.
Kayla dengan segera membereskan berkas-berkas yang ia bawa untuk kembali ke ruang kerjanya.
"oh iya, tante-tante di sini lebih baik fokus kerja, daripada ngurusin hidup orang lain. Dan juga jangan suka asal bicara tanpa ada bukti. Gosipin aku masuk ke sini pakai koneksi, hmmm... jangan-jangan kalian tante yang masuk ke sini pakai koneksi lagi,"sindir kayla sambil berlalu pergi dari ruang rapat.
Sontak hal itu membuat para senior-senior wanita yang tersindir merasa geram dan tidak punya muka dipermalukan di hadapan karyawan lainnya.
***
Di lain tempat, bryan merasa tidak bisa konsentrasi bekerja hari ini. Ia merasa bersalah sudah berbuat kasar dan tidak sopan terhadap kayla saat perjalanan pulang kemarin.
Aaaa....shit!!! kenapa aku masih merasa bersalah seperti ini? Padahal sebelumnya aku sudah minta maaf terhadap kayla, tapi tetap aja aku masih merasa tidak nyaman. Rasanya hatiku sakit ketika kemarin melihat kayla menangis dan ketakutan karena aku.
Bryan menjambak rambutnya sendiri, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Selama ini ia tidak pernah merasakan perasaan seperti yang ia alami saat ini.
Bryan yang masih fokus dengan pemikirannya sendiri, tidak menyadari tommy sudah berada di depannya. Tentu hal itu membuat tommy merasa aneh dengan sikap atasannya itu. Selama ini tommy adalah salah satu orang terpercaya bryan. Dan hal itu membuat tommy mengetahui segala hal yang berkaitan dengan bryan.
"tuan apa ada yang sedang anda pikirkan?"
Bryan yang tidak menyadari kehadiran tommy sontak kaget.
"kenapa kamu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu tom ?"
"saya sudah mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada sahutan. Jadi saya memutuskan masuk," jelas tommy dengan ekspresi datar.
Apa aku tanya tommy saja ya? Barangkali dia bisa membantu masalahku ini.
"aku mau tanya, kalau seandainya kamu membuat seorang gadis menangis dan dia takut melihatmu apa yang akan kamu lakukan?"
"tuan harus minta maaf secara tulus terhadap orang itu."
"siapa bilang itu aku? Aku cuma membantu temanku yang sedang ada masalah, maka dari itu aku ingin tau pendapatmu. Aku kan tidak ahli dalam hal seperti itu,"elak bryan.
"tuan kan tidak memiliki teman. Orang terdekat tuan cuma saya seorang."
Bryan hanya bisa berdecak, tidak habis pikir bagaimana bisa ia punya asisten sikapnya cuek seperti tommy ini.
"lebih baik kamu pergi tom. Percuma aku minta saran darimu, kamu sendiri kan gak punya pasangan. Salah besar aku tanya hal seperti ini ke orang yang sudah jomblo tahunan."
Tommy menuruti perintah bryan untuk keluar. Tapi ketika berada di pintu hendak keluar tommy menoleh hal itu membuat bryan mengangkat sebelah alisnya melihat sikap asisten pribadinya ini.
"walaupun anda mengatakan saya orang yang sudah terlalu lama menjomblo, tapi setidaknya saya sudah pernah menikah bahkan memiliki seorang putra kecil. Tidak seperti anda jangankan menikah, pacaran saja tidak pernah," ejek tommy dengan tersenyum miring sambil berlalu keluar.
"shiit!!! Kurang ajar banget sikapnya tommy. Lihat aja aku akan segera menikah dan memiliki anak banyak!!!"teriak bryan dengan emosi.
***
Kayla memasuki sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari kantor. Kayla mencari di mana kakaknya berada, ternyata ia berada di meja dekat jendela yang mengarah ke taman
"hai kak, maaf nunggu lama ya. Kakak sudah pesan makanan?"
"belum kay. Ini kamu sudah kupesankan makanannya tidak masalah kan?"
"tidak masalah kak," jawab kayla sambil menarik kursi di depan kakaknya itu.
Sepenjang makan siang itu, kayla dan kino membahas segala hal bagaimana kehidupan mereka selama ini. Walaupun kayla sudah beberapa bulan kembali ke rumah tapi ia cenderung pendiam daripada berbagi cerita dengan keluarganya sendiri. Hal itu membuat kino sedih melihat adiknya yang tidak memiliki rasa percaya lagi ke orang lain. Dan hari ini kayla mulai membuka rasa percayanya pada kino, walaupun tidak semua hal kayla ceritakan tetapi kino tidak pernah memaksa.
"oh iya kak, aku merasa ada yang aneh dengan riska ," ucap kayla tiba-tiba.
"kay dia itu orangnya baik. Mungkin itu cuma perasaan kamu aja kay."
"kakak tentu tau kan, dari dulu firasatku itu gak pernah salah."
Kino diam tanpa merespon apapun ucapan adiknya itu.
Di lain tempat pada akhirnya bryan menuruti nasihat dari asisten pribadinya untuk meminta maaf secara tulus pada kayla. Sepanjang perjalanan ia bingung memikirkan bagaimana caranya meminta maaf secara tulus pada kayla. Pada akhirnya bryan memutuskan membeli sebuah buket bunga mawar dan sekotak coklat.
Setelah bertanya pada resepsionis di mana ruangan kayla, bryan segera menuju ke ruangan kayla. Tentu bryan menjadi pusat pandangan ketika menuju ruangan kayla. Banyak mata yang memandang genit pada bryan, ada juga yang memandang bryan dengan tatapan penasaran. Bryan tidak perduli dengan pandangan dan bisikan orang-orang yang ia lewati.
"ada yang bisa saya bantu pak?" tanya seorang wanita berkaca mata tebal pada bryan dengan nametag dhea.
"apa kayla ada di ruangannya? Saya mau bertemu dengan dia."
"mbak kaylanya sedang keluar pak. Ada yang mau disampaikan? Nanti saya sampaikan,"ucap dhea selaku asisten pribadi kayla di kantor.
Dhea tau orang yang ada di depannya ini bukan orang sembarangan, selama beberapa kali ia sering melihat orang ini berbincang dengan CEO nya yang tidak lain adalah kino.
"saya hanya mau menitipkan ini, sampaikan saja ini dari bryan,"ucap bryan dan menitipkan barang yang ia bawa pada dhea
"oh iya, saya boleh minta nomer kayla? Nomor kayla terhapus dari kontak handphone saya."
Dhea memberikan nomor telepon kayla pada bryan tanpa curiga.
Setelah mendapatkan nomor telepon kayla, bryan kembali ke kantornya dengan wajah yang tampak ceria. Tentu saja ia bahagia bukan main, selama ini ia berusaha mendapatkan nomor kayla tapi tidak pernah bisa ia dapatkan. Ya memang kayla tidak dengan gampangnya memberikan nomornya pada sembarang orang. Selama masih bisa diatasi oleh dhea, ia lebih sering mengusulkan memberikan nomor telepon dhea daripada nomornya sendiri.
Beberapa jam setelah bryan pergi, tidak lama kemudian kayla kembali ke kantor. Ketika hendak memasuki ruangannya dhea memberikan barang yang sudah dititipkan bryan ke kayla. Setelah mengucapkan terima kasih pada asistennya itu kayla membawa ke dalam ruangannya. Kayla sungguh heran, kenapa pria dewasa seperti dia harus repot-repot memberi kayla buket dan coklat, padahal kayla sendiri menganggap kejadian kemarin itu sudah berlalu.
Tidak terasa waktu malam sudah tiba, Kayla segera keluar dari ruang kantornya dan menuju basmant parker mobil. Ia merasa sepanjang perjalanan di awasi oleh seseorang, tapi ketika kayla menoleh ia tidak menemukan siapa pun. Dengan penuh ketakutan kayla segera menuju mobilnya. Dan tanpa pikir panjang ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Sepanjang perjalanan pulang, kayla berusaha menerka-nerka apa tadi itu hanya sebatas imajinasinya saja atau memang ada orang yang menguntit kayla.
Tapi siapa dia? Tidak mungkin orang itu, dia masih di sana jadi tidak mungkin kalau dia yang menguntitku. Kalau begitu siapa?
***

Mr CEO and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang