11. Berbedanya penilaian

4.1K 66 7
                                    

Setelah kejadian bryan menyeret paksa kayla di depan kino, kayla berusaha menghindar dari kino selama beberapa hari ini. Sulit memang jika menghindari orang yang masih tinggal dalam satu rumah dengan kita, tapi mau bagaimana lagi kayla tidak siap menceritakan semuanya yang bersangkutan dengan bryan ke kakak satu-satunya itu. Ketika makan bersama kayla memilih untuk makan terlebih dahulu, atau paling akhir. Ia juga sering berdiam di kamar dengan dalih banyak kerjaan yang harus ia kerjakan. Semaksimal mungkin kayla berusaha tidak berpapasan dengan kino, semua orang tentu tidak menyadari kejanggalan di antara kayla dan kino, hanya kino saja yang tau bahwa adiknya itu sengaja menghindari dirinya.
Hari ini kino sengaja datang terlambat ke kantor, ia tidak ingin adiknya itu harus mendapat gunjingan gara-gara terlambat masuk kantor. Bukannya kino menutup telinga dan tidak perduli pada adiknya itu, tapi kino ingat bahwa adiknya itu tidak ingin mendapatkan perlakuan istimewa selama berada di kantor.
Deringan handphone menyadarkan kino dari pikiran tentang adiknya.
Saya sudah berada di kantor.
Kenapa kamu baru menghubungi saya riska? Baiklah saya segera menemui beliau.
Setelah menutup panggilan dari riska, kino segera menuju ke ruangannya.
Kino segera memasuki ruangannya, ketika memasuki ruangannya ia melihat dua pria dan bertepatan kedua pria itu menoleh. Kino sempat bingung kenapa pria yang ia temui beberapa hari lalu menyeret kayla sekarang berada di depannya. Kino melirik tommy yang berada di samping pria yang tidak kino kenal itu. Tommy yang paham dengan raut wajah penasaran kino memperkenalkan kino pada bryan.
“pak kino kenalkan ini atasan saya, Bryan Ernest  Flannery.”
Kino sempat terdiam sejenak setelah mengetahui siapa bryan itu.
Bryan mengulurkan tangannya, dan disambut oleh kino.
“kenalkan saya bryan. Semoga kedepannya proyek kita berjalan lancar kita bisa menjadi rekan kerja yang baik.”
“saya Kino Abrata Dustin pemilik sekaligus CEO di perusahaan ini. Saya juga berharap kerja sama kita berjalan lancar.
Selama bediskusi tentang kerja sama perusahaan semua berjalan lancar. Baik bryan maupun kino professional dalam menyangkut pekerjaan, permasalahan pribadi yang terjadi beberapa hari lalu tidak ada yang menyinggung sedikit pun.
“sebelumnya saya ingin mengajukan permintaan ke anda kino,” ucap bryan tiba-tiba.
“permintaan apa itu pak bryan?”
“sebelumnya saya ingin anda jangan memanggil pak pada saya itu membuat saya merasa tua, anda boleh memanggil nama saya. Saya ingin yang menemani saya selama kerja sama antar perusahaan kita pegawai anda yang bernama kayla.”
Kino yang mendengar permintaan aneh dari rekan kerjanya itu merasa heran.
“maaf kalau boleh tau kenapa harus kayla bryan? Selama kerja sama, ada seseorang yang tugasnya sudah ditunjuk oleh perusahaan untuk terjun langsung dalam proyek kerja sama ini. Kayla tidak ada sangkut pautnya secara langsung dalam proyek ini,”kukuh kino.
“sulit bagi saya untuk bersosialisasi dengan orang yang baru saya kenal. Sedangkan dengan kayla saya sudah lama mengenalnya, jadi tentu hal itu menjadi salah satu poin yang akan melancarkan kerja sama antara kita.”
“anda sudah kenal kayla sebelumnya? Bagaimana bisa?”
“anda bisa bertanya sendiri ke adik anda kayla bagaimana bisa kita saling kenal,” ucap bryan sambil berdiri dari tempat duduknya.
Sungguh hari ini kino dibuat terkejut berkali-kali oleh pria dewasa di depannya ini.
Sebelum meninggalkan ruangan kino bryan berhenti sejenak.
“oh iya kalau anda tidak bisa memenuhi permintaan saya ini, saya tidak yakin apakah kedepannya kerja sama kita bisa berjalan lancar atau tidak. Saya orang yang temperamennya mudah tersulut emosi, saya tidak ingin nanti kerja sama antara kita terhambat gara-gara saya tidak suka dengan kinerja pegawai yang anda usulkan. Kalau dengan kayla saya bisa menjamin tidak akan pernah marah pada kayla, anda bisa menjamin itu. Saat ini anda harus benar-benar memikirkan hal mana yang lebih menguntungkan buat anda. Besok saya akan ke sini lagi, saya harap keputusan anda tidak mengecewakan.”
Tanpa menunggu kesempatan kino untuk berpendapat, bryan berlalu pergi.
Kino yang berdiam sendiri di dalam ruangannya hanya bisa termenung memikirkan apa langkah yang harus ia ambil.
***
Kino masih belum sempat membicarakan tentang permintaan rekan kerjanya yang bernama bryan itu ke kayla. Hari yang biasanya berjalan sangat lama dan membosankan, hari ini rasanya waktu berlalu sangat cepat. Sejujurnya kino ingin membahas semua ini di rumah, tapi tadi malam ia tidak bertemu dengan kayla, memang kayla dan kino jarang bertemu akhir-akhir ini.
Setelah menarik napas panjang, kino memutuskan meminta kayla untuk segera ke ruangannya. Dan tidak lama kemudian kayla memasuki ruangan kino.
“apa ada yang bisa saya bantu pak?”
Setelah mempertimbangkan segala resikonya, kino memutuskan menceritakan kesepakatan yang diminta bryan tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.
Selama mendengar kino menjelaskan kesepakatan yang diminta bryan, kayla tidak habis pikir apa lagi yang ingin diperbuat pria itu. Kayla ingin menjauh dari bryan tapi rupanya bryan tanpa menyerah ingin membuat kayla selalu berada didekatnya. Pada akhirnya kayla memilih setuju dengan persyaratan bryan daripada kakaknya yang kesulitan. Dan kayla memutuskan menceritakan semua hal yang terjadi selama ia pergi dari rumah dan bagaimana ia bisa kenal dengan bryan. Sungguh kino tidak menyangka adiknya sampai hidup menderita seperti itu gara-gara kejadian yang lalu. Tapi selama mendengar kayla cerita bagaimana hidupnya selama di sana, kino hanya melihat raut wajah bahagia tidak tampak raut kesedihan seperti dulu. Itu semua cukup bagi kino mengetahui adiknya selama pergi dari rumah baik-baik saja.
Tapi kino tidak habis pikir kayla yang berusaha menjauh dari bryan kenapa mereka malah bertemu lagi di sini. Kino sungguh berharap ini cuma kebetulan yang tidak sengaja, bukan takdir antara adiknya dengan bryan. Sebelum bertemu dengan bryan, kino sempat mencari informasi bryan itu seperti apa. Baginya pria seperti bryan itu tidak cocok dengan kayla.
Setelah mendengar semua cerita kayla dan keputusan kayla yang setuju dengan persayaratan yang diajukan bryan, Kino merasa lega tapi juga merasa khawatir. Bagaimana juga nalurinya sebagai kakak mengatakan bahwa bryan itu memiliki maksud yang tersembunyi pada adiknya.
Ketika mereka membicarakan kesepakatan yang diajukan bryan, ternyata tak berapa lama kemudian bryan datang ke kantor kino. Ketika bryan memasuki ruang kino, baik kino maupun kayla memasang ekspresi datar. Mereka tau pria di hadapan mereka ini bukan pria biasa seperti pada umumnya. Sungguh berbahaya pria di hadapan kayla dan kino ini.
Bryan yang mendapat tatapan datar dari kakak beradik di depannya ini hanya menyunggingkan senyum tipis. Bryan tau kenapa raut wajah mereka datar seperti itu. Ternyata mereka sudah tau siapa bryan sebenarnya. Ya pria di depan kino dan kayla ini bukan pria sembarangan. Dia merupakan salah satu pengusaha sukses yang memiliki beberapa perusahaan terkemuka, dan sudah banyak perusahaan diberbagai belahan dunia sana ingin bekerja sama dengan perusahaan milik bryan, karena selain citra perusahaan yang bagus keuntungan yang didapat pun juga tidak main-main. Tapi jangan menganggap remeh bryan, ia tidak segan-segan melenyapkan nyawa lawan bisnisnya jika sedikit saja mencari gara-gara dengan perusahaan bryan.
“apa aku mengganggu reuni kalian?”
“tidak pak,” jawab kayla penuh singkat.
Setelah perbincangan singkat antara bryan dan kino, sesuai janji awal sebelumnya bryan mengajak kayla pergi untuk meninjau langsung lokasi dan membahas lebih lanjut lagi rincian kerja sama antar perusahaan.
Sungguh kino rasanya tidak ingin memberi izin kayla pergi dengan bryan, tapi bryan tidak ingin dianggap mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan, jadi mau tidak mau ia memberi izin bryan pergi bersama adiknya,
Kayla memutuskan untuk keluar dari ruangan kakaknya terlebih dahulu, sepertinya masih ada yang perlu dibahas antara kakaknya dengan bryan. Ketika kayla keluar, bryan bukannya membahas pekerjaan seperti yang diperkirakan kino dan kayla. Kino menunggu apa yang ingin disampaikan rekan bisnis di depannya ini.
“aku tau kamu pasti tidak sepenuhnya percaya sama aku, mungkin kamu juga sudah mencari informasi pribadi tentang aku. Tapi aku cuma mau ingetin kamu jangan terlalu waspada sama aku, daripada kamu membuang waktu waspada tidak jelas ke aku akan lebih baik kamu lebih mengawasi adikmu itu dari bahaya yang mengancam.”
Kino yang mendengar perkataan bryan tidak paham apa maksud dari perkataannya itu.
“apa maksudmu? Aku selama ini sudah berusaha melindungi kayla dari bahaya apa pun termasuk kamu yang tiba-tiba masuk ke kehidupan kayla.”
“kalau memang kamu sudah melindungi adikmu, apa kamu tau beberapa hari yang lalu adikmu mendapat terror dari seseorang yang tak dikenal?”
“terror apa maksudmu?!! kamu jangan pernah bercanda soal seperti ini,”ucap kino sambil mencengkram kerah baju bryan.
Bryan yang mendapat perlakuan sedikit kasar tersebut hanya menyunggingkan senyum sinis.
“buat apa aku bercanda hal seperti itu?!!! bukan cuma kamu yang khawatir akan keselamatan kayla, begitu juga denganku!!”
Setelah mendengar ucapan bryan sontak cengkraman tangan kino merenggang, ia tau bahwa pria di depannya ini memang benar-benar perduli dengan keselamatan kayla.
“lebih baik kamu lebih waspada lagi, takutnya dia bisa melakukan hal yang lebih gila lagi dari terror sebelumnya.”
Setelah berkata seperti itu, bryan memutuskan keluar ruangan.
Kino berusaha menerka-nerka siapa yang meneror kayla. Kenapa dia bisa tau kalau kayla sudah kembali ke sini? Dan kenapa harus kayla yang di terror, jika peneror itu adalah salah satu musuh kino ataupun papanya dalam dunia bisnis, tapi sampai saat ini tidak ada yang berbuat aneh bahkan sampai melakukan teror baik ke kino maupun ke papanya. Sepertinya kino harus tanya ke kayla apa yang sebenarnya sudah terjadi? Dan kenapa ia harus tau dari bryan? Kalau seperti itu bukannya berarti kayla lebih percaya pada bryan daripada pada kakaknya sendiri.
Tak berapa lama bryan keluar dari ruangan kino.
“apa sudah selesai pertemuannya pak?”tanya riska sambil tersenyum manis.
Bryan yang merasa mendapat pertanyaan dari sang sekretaris yang tidak ia tau namanya hanya merespon dengan anggukan kepala.
Kayla yang melihat sikap riska terhadap bryan merasa tidak suka.
Kenapa dia sok manis kalau di depan bryan? Padahal dari tadi aku di sini aja cuma disenyumin gak ada pakai tanya-tanya segala, dasar sekretaris keganjenan!!
Bryan bukannya tidak tau, bahwa sekretaris rekan kerjanya itu mencoba menarik perhatian bryan, tapi bryan tidak mau memberi harapan sedikitpun pada wanita lain, cuma kayla seorang yang menjadi prioritasnya.
“lebih baik kita berangkat ke lokasi sekarang pak.”
Tanpa banyak bicara, kayla terlebih dahulu berjalan tanpa menghiraukan bryan yang berada di belakangnya.
Selama di dalam mobil bryan merasa aneh dengan sikap kayla, akhirnya memutuskan bertanya.
“kamu kenapa kay? lagi ada masalah ya? Kalau soal di ruangan kino tadi aku gak menyangka kalau kamu bakalan cerita semuanya, tapi memang sejujurnya lebih baik kamu cerita ke keluarga kamu kalau kita bukan sekedar rekan kerja saja, tapi hubungan kita lebih dari itu.”
“iya aku memang cerita semuanya, dan kata kakak ku akan lebih baik kalau aku gak deket sama om-om macam kayak kamu ini, yang suka memberi harapan ke wanita di luaran sana.”
“siapa om-om yang kamu maksud kay?! aku tidak setua itu sampai di panggil om-om,” sungut bryan.
“kamu itu umur 33 tahun, jadi bisa dikatakan kamu itu sudah om-om dong?”
“oke katakana aku om-om, tapi om-om ini yang sudah pernah bikin kamu orgasme kayla saying,” bisik bryan di telinga kayla.
Kayla spontan menoleh ke bryan yang ada di sampingnya, sungguh tidak punya malu pria di depannya ini. setelah berkata seperti itu, dia tampak biasa saja tidak tampak raut malu ketika berkata seperti itu, berbanding terbalik dengan kayla yang sangat malu mendengar kata-kata vulgar keluar dari pria yang tidak ia kenal terlalu dekat.
Bryan yang merasa kayla hanya diam, melirik kayla apa yang sedang ia lakukan. Sungguh tidak menyesal bryan berkata hal vulgar di telinga kayla. Saat ini bryan bisa melihat telinga kayla memerah dan berusaha menutupi rasa malunya. Kayla yang biasanya berani melawan semua ucapan bryan, sekarang merasa kalah telak. Kayla berusaha mengalihkan pandangannya ke luar jendela untuk menutupi rasa malunya. Berbeda dengan kayla, bryan merasa senang melihat sosok kayla yang berbeda saat ini, berasa bryan memenangkan lotre. Hal ini merupakan kesempatan langka yang jarang terjadi, ingin bryan mengabadikan sosok imut kayla ini, tapi saat ini kondisinya sedang tidak mendukung sama sekali.
Kayla melirik bryan yang sedang bersenandung ria tampak bahagia merasa kesal sendiri. Kenapa harus ia yang merasa malu, kenapa bryan tidak malu sama sekali setelah berkata seperti itu, rasanya kayla sungguh menyesal sudah pernah melakukan hal seperti itu dengan pria gila di sampingnya ini.
***

Mr CEO and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang