Part 11🍁

1.2K 110 20
                                    

Hati tak tau dimana ia akan berlabuh, perasaan nyaman dan suka bisa saja terjadi untuk seseorang yang ia benci. Hati tak pernah bohong dan tipu daya muslihat akan kalah jika adanya rasa saling percaya.

"Dek, bangun yuk. Ini momy kita makan dulu" ujar Maya dengan lembut sambil menepuk pipi Icha dengan pelan.

Icha mengerang dan membuka kelopak matanya dengan perlahan, ia tersenyum melihat momy nya membangunkannya dengan senyuman hangat.

"Momy pulang jam berapa tadi" ujar Icha bangun dari tidurnya dan memeluk Maya dari samping.

"Pukul 18.00 WIB tadi" jawab Momy nya sambil mengelus rambut surai milik Icha.

Icha memeremkan matanya dan memeluk hangat Maya dengan erat- erat seakan tak mau lepas. Sehabis bercengkrama tadi bersama Kenzo ia ketiduran dan membuat Kenzo megangkatnya memindahkan Icha ke kasurnya.

"Udah, ayo makan udah ditungguin sama dady dan Abang" ujar Maya membuat Icha mengangguk dan berdiri.

Maya dan Icha berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Sontak, Kenzo dan Chandra mengalihkan perhatiannya dan tersenyum kearah mereka.

Icha duduk di samping Kenzo dan mulai makan bersama. Selain itu, mereka juga tak lupa untuk berdoa.

Setelah makan, Icha seperti biasanya membantu Maya untuk membersihkan semua peralatan makannya. Kalo ditanya, mengapa mereka tak menyewa pembantu?

Alasannya, Maya masih bisa membersihkan rumah dan melakukan semua pekerjaan rumah.

"Momy, tau gak selama sekolah Icha jadi banyak teman" curhat Icha sambil membilas piring tersebut dengan bersih.

"Owh ya? Kenapa gak dibawa main kesini" tanya Maya menoleh ke arah Icha sebentar dan membersihkan dapur.

"Lagi sibuk, Mom. Kapan- kapan aja aku ajak, tapi momy juga harus di rumah ya?" tanya Icha penuh harap, Maya tersenyum dan mengangguk membuat Icha bersorak gembira.

Setelah beberapa menit selesai, mereka lantas menuju ruang tamu tempat biasanya berkumpul untuk saling bercerita.

"Eh anak dady datang" ujar Chandra yang melihat Icha datang dengan senyum gembira.

Icha lantas berlari kecil dan duduk di samping Chandra sambil melipat kedua kakinya di atas sofa.

"Selama sekolah, kamu gak pernah buat ulah kan?" tanya Chandra setelah melihat putrinya duduk anteng di sebelahnya.

Kenzo dan Maya sebagai pihak mendengar saja.

"Gak dad, kan masih menjaga citra murid baik selama dua bulan ini. Tapi gatau besok- besok" jawab Icha cengengesan dan mengambil toples berisi kue di meja dan mencomotnya lalu memasukkan ke dalam mulutnya.

"Gapapa, tapi jangan kelewatan. Kalo yang bully ada gak?" tanya Chandra penasaran bagaimana keseharian Icha di sekolah.

"Gaada dad, mungkin masih belum beraksi hehehe" ujar Icha seadanya sesekali memasukkan kembali kue tersebut ke dalam mulutnya.

"Tenang aja dad, selagi ada Kenzo di sekolah dijamin deh nih bocil aman- aman" timpal Kenzo yang menyender di bahu Maya dengan bantal sofa di atas pahanya.

"Hilih, abang aja kagak pernah keliatan di sekolah" ujar Icha mendelik.

"Hehehe, maklum Cha. Abang banyak tugas apalagi sekarang dah kelas 12" jawab Kenzo sambil menderetkan gigi putihnya membuat gigi gingsulnya terlihat.

"Owh ya, kamu udah mikirin mau lanjut dimana Bang?" tanya Chandra sambil mengelus rambut Icha dan tatapannya menuju ke arah Kenzo.

"Udah dad, malahan sekarang harus kudu giat lagi belajar. Soal- soal ujian dari sekolah aja makin menumpuk" keluh Kenzo seakan merasa bahwa ia kelelahan terlihat dari raut wajahnya yang nampak ia tidak teratur tidur.

RACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang