Part 20🍁

1.6K 99 11
                                    

"ICHAAA..."

"SINI KAMU, UDAH BERAPA KALI IBU BILANG. JANGAN BUAT ULAH LAGI,"

Teriakan Bu Nita guru BK menggema di koridor sekolah. Membuat siswa yang  belum masuk ke kelas atau gurunya belum datang melihat adegan kejar-kejaran tersebut.

Yang lainnya bahkan terkejut karena kini Icha kembali membuat ulah.

"Maaf, Bu. Icha gak sengaja suerr," ujar Icha sambil berlari menjauh dari jangkauan Bu Nita. Kalo ketangkep bisa berabe kan?

"BERHENTI KAMU DISITU CHA" teriak Bu Nita dengan sedikit berlari tak lupa memegang penggaris kayu di tangan kanannya.

"Kalo Icha berenti nanti Ibu hukum Icha lagi," ujar Icha tak sadar. Ya jelaslah di hukum, udah buat ulah lagi.

"ICHA BERHENTI GAK? KALO KAMU BERHENTI IBU BAKAL TRAKTIR KAMU ES KRIM NANTI," ujar Bu Nita dengan embel-embel es krim. Siapa tau Icha luluh dan langsung berhenti itu pikirnya.

Berlari seperti ini saja sudah membuatnya lelah. Toh, tak mengapa uangnya habis Rp.10.000 asal ia bisa membuat Icha berhenti.

Tentu saja, mendengar es krim Icha berhenti mendadak. Dasar Icha tak tau tempat, kalo doyan es krim mah harus tau tempat juga. Ini malah berhenti, mau menuju ambang penyiksaan kali ya?

"Es krim, Bu? Yakin nih Bu. Kebetulan banget Icha lagi haus habis lari-lari tadi," ujar Icha berhenti dan memutar balik arah tubuhnya menghadap Bu Nita yang sudah dekat dengannya.

Tak mau kehilangan kesempatan Bu Nita mempercepat langkahnya, "Kamu mau es krim?" tanya Bu Nita menatap garang Icha  tak lupa mengayun-ayunkan penggaris kayu tersebut ke sebelah tangan kirinya.

Icha mengangguk sangat cepat, "Mau dong Bu," ujar Icha yang tak mencerna keadaan bagaimana.

Siswa yang menonton juga tak kalah banyak, apalagi Kenzo yang kebetulan kelasnya tidak ada guru mengajar di kelasnya. Mereka meneguk susah salivanya, entah kenapa mereka yang takut.

Dimana-mana pasti orang lain lebih memilih mementingkan keselamatan dirinya dari hukuman seorang guru yang terkenal killer. Beda dengan Icha, mendengar es krim saja membuatnya langsung goyah.

"Mau es krim hmm," ujar Bu Nita sekali lagi dengan bersikap sok ramah padahal emosinya sudah amat meletup-letup.

Gimana gak emosi mendengar aduan kelakuan Icha yang kelewat bar-bar mengerjai guru yang mau mengajar aja membuat emosinya naik pitam.

Iya, karena Icha bosan belajar. Ia melakukan hal gila membuat gurunya yang masuk tadi tak langsung mengajar melainkan langsung beranjak keluar kelas tanpa sepatah katapun.

Sisa permen karet hasil kunyahan di tempel di kursi guru? Siswa kurang ajar.

"Mau mau," jawab Icha semangat sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kalo mau ya udah ikut Ibu ke ruang BK," ujar Bu Nita sambil menatap tajam ke arah Icha.

"Ya udah ayo Bu. Icha gak sabar makan es krim, kapan lagi kan di traktir guru sendiri," ujar Icha yang dengan cepat mengaitkan tangannya di lengan Bu Nita.

Siswa yang melihat itu terlonjak kaget sambil melototkan matanya. Hey, tolong sadarkan Icha?

"Bukan teman gue," ujar Meta sambil menepuk dahinya pelan.

"Bukan teman gue juga," ujar Alin yang juga ikut melihat adegan tersebut.

Sedangkan Nina? Iya melamun tak lupa ekspresinya dengan mulut terbuka menganga lebar dan mata melotot. Bisa dibayangkan bukan?

RACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang