"PAGI MOM, PAGI DAD, PAGI BANG," sapa Icha dengan nada keras dari atas tangga.
"Astaga dek, kurangi dikit volume suara nya bisa nggak? Lama lama bisa budek kuping gue," ketus Kenzo sambil melirik ke arah Icha.
"Hehehe,,, peace bang ganteng," ucap Icha dengan cengengesan.
"Udah udah makan aja dulu. Kamu juga dek ga baik teriak teriak gitu," nasehat Maya momy Icha.
"He-em mom," ucap Icha sambil mengunyah makanan yang tersedia.
"Dek, kamu udah kelas 11 loh jangan nakal lagi. Pusing dady lama lama dapat surat panggilan dari guru kamu. Abang mu aja ga pernah, lah kamu sebagai cewek malah kek gini," ucap Chandra dady Icha dengan nada memberi peringatan.
"Hehehe... peace dad, aku ga janji loh tapi berusaha kurangin. Harus nya dady bangga dong tiap hari dapat panggilan dari sekolah ku. Secara kan, dady langsung terkenal nanti nya," jawab Icha sambil membentuk jari tanda 'V'.
Pletak
"Aduh... ish momy ahk ga asyik. Main mukul segala pake sendok penggorengan pulak. Nanti, kepala putri mu yang cantik nan badai ini geger otak terus amnesia abis itu gak ingat kalian gimana? Hayoo... pasti nangis nangis tuh," ujar Icha dengan mengerucutkan bibir nya sambil mengelus kepalanya.
"Udah sana, pergi ke sekolah jangan nakal lagi. Awas, kalo dapat surat panggilan lagi momy bakal potong uang jajan kamu. Lama lama momy bisa mati muda gegara kelakuan kamu ini," kesal Maya yang mulai mengeluarkan dua tanduk di kepala nya.
"Iya iya mom. Ya udah, mom dad aku sama bang Kenzo berangkat dulu ya? Syalom," ucap Icha sambil menyalimi kedua tangan mereka. Kenzo juga melakukan hal yang sama.
"Syalom. Hati hati di jalan, Bang! Jangan kebut kebutan loh. Ingat, putri momy lagi kamu bawa boncengan," ujar Maya dengan mengeluarkan jurus rapper nya yang sekali tarikan napas mengeluarkan kata kata nya.
"Iya iya mom. Posesive amat sih sama nih bocah," gerutu Kenzo yang mulai men starter motor nya.
Pletak
"Aduh... apasih dek, main pukul pukul aja. Nanti kalo jatuh gimana?" kesal Kenzo.
"Hehehe ... peace atuh, Bang," ujar Icha dengan mengerucutkan bibirnya.
"Makanya kalo tumbuh itu ke atas jangan ke samping. Kan jadi nya gini, udah pendek pesek lagi," ujar Kenzo dengan sedikit kekehan.
Wuah wuah parah ngajak gelud nih abang. "Eh, Bang aku pendek gini karena pas waktu mimpi aku ga ikutan kebagian tinggi makanya jadi gini. Syukur syukur masih kek gini," ucapku dengan komat kamit tak jelas.
Terkadang, pertengkaran dalam hal sepele saja bisa terjadi. Saling menyalahkan, saling usil, saling mengejek satu sama lain. Tapi, itulah mereka dengan cara itu mereka bisa bercanda tawa dan saling akrab. Beruntung banget sih, Icha punya abang yang super duper bawel tapi penyanyang. Love you deh, Bang hihihi
Di sela sela perjalanan, dua insan tersebut saling melempar argumen satu sama lain, bergurau bahkan memperdebatkan hal sepele.
"Bang stop disini aja ya," ucap Icha dengan memukul pelan pundak nya.
Kenzo mengernyit tanda tak tau "Kenapa disini, dek? Itu gerbang udah keliatan. Bentar lagi nyampe kok."
Icha menghela napas "Gini, Bang. Gue gak mau ada orang yang tau kalo kita ini abang adek. Gue gak mau punya teman yang hanya berteman buat manfaatin gue doang."
Kenzo tersenyum simpul sambil mengelus rambut nya "ya udah, abang tinggal ya. Nanti kalo udah nyampe tanyain ke siswi lain ruang kepsek nya. Awas nyasar."
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHA
Fiksi RemajaMaaf typo banyak bertebaran, mohon krisannya kak:) "WUAHHH,,, MATA MILIK RAKA LUCU DEH PENGEN PELUK. SINI SINI ICHA PELUK," teriak histeris Icha membuat siswa melotot tak percaya. Tatapan tajam milik Raka di bilang lucu? Gila nih cewek batin mereka...