Prakarta

25 4 0
                                    

"Aku suka kamu biel" kata ku malu-malu kepada laki-laki yang kini memandang ku entah dengan air wajah yang bagaimana

Beberapa menit terlewatkan, namun tidak ku dengar balasan dari laki-laki di depan ku ini.

Ku dongakkan wajah ku, memberanikan diri melihat reaksinya. Damn it! Dia hanya terdiam tanpa ekspresi senang atau bahkan kaget pun tidak terjelaskan di wajahnya.

Pandangan mata nya, entah menyiratkan kesukaan atau kebencian yang jelas aku sama sekali tidak bisa menebak reaksi dan isi hatinya.

Dia hanya terdiam dan memandangi ku tanpa kata. Ku arahkan pandanganku ke arah lain, tidak berani terlalu lama menatap matanya

Dan ternyata sudah banyak orang yang memperhatikan kami berdua. Oh sial, apakah pengakuan cinta ku kepada gabriel tadi disaksikan oleh banyak orang?

Aku malu dan takut secara bersamaan, sudah tidak ku pedulikan bagaimana reaksi gabriel terhadap pengakuan cinta ku. Hanya suara-suara cibiran, kritikan, hinaan yang dapat aku dengar dari orang-orang sekeliling ku.

Aku merutuki keberanian ku. Entah mengapa lancang sekali aku yang tidak terkenal ini menyukai gabriel yang atensi nya sangat kuat di sekolah ini.

Tidak tahu malu nya aku menyukai laki-laki yang begitu sempurna seperti gabriel. Merasa akan dibalas hanya karena dia ramah kepadaku.

Oh tunggu, kali ini aku memang betul-betul sudah salah. Gabriel memang anak yang ramah kepada siapapun dan aku sudah salah mengartikan sifat nya itu.

Terkutuklah virus bucin yang aku alami sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama!!

Terkutuklah juga masukkan dari web yang aku baca kemarin tentang "berani mengungkapkan perasaan kepada lawan jenismu"

Sepertinya aku ini memang sudah gila, merasa akan terbalaskan hanya karena perbandingan yang ada dalam web yang aku baca tersebut.

1. Apakah dia peduli padamu?
Tentu gabriel peduli dengan semua teman-teman di sekitarnya, terbuktikan oleh banyak nya teman yang ia miliki bukan hanya di sekolah ini saja tetapi disekolah yang lain pun ia memiliki banyak teman.
2. Apakah dia diam-diam suka mencuri-curi pandang kepadamu?
Sial, sebenarnya bukan gabriel yang mencuri-curi pandang kepada ku. Tetapi sebaliknya aku yang seperti itu kepada gabriel. Apakah kalian tahu insting? Ketika ada yang memperhatikan kamu pasti akan muncul perasaan dimana kamu merasa diperhatikan dan secara tidak sengaja pandanganmu tepat sasaran. Hal inilah yang aku alami, selama ini rasa percaya diriku yang sudah menyalah artikan situasi ini

Aku benci diri ini yang sudah menuruti saran dari bacaan tersebut, untuk segera mengungkapkan perasaan ku kepada gabriel.

"Hahaha berani banget ya dia bilang suka sama gabriel, memangnya dia siapa? Mana mungkin gabriel suka sama anak modelan kaya dia"

Oh Tuhan rasanya aku mau menangis bukan karena omongan yang aku dengar tadi, tapi karena keberanian ku yang akhirnya membuat situasi ini terjadi

Lihat, bahkan gabriel tetap diam tanpa kata dan tanpa senyum. Pergi dari tempat pengakuan cinta ku di lorong dekat perpustakan, berlari menuju kelas untuk menangis merutuki kebodohanku.

Masa-masa SMA ku berjalan sampai akhir dengan "cap" dari teman-teman yang berbeda-beda menurut versi mereka masing-masing.

Aku bukan siswi yang terkenal, tetapi semenjak pengakuan cintaku kepada gabriel entah mengapa mulai dari kelas 10 dan kelas 12 semua jadi mengenal aku.

Bahkan tak jarang teman-teman seangkatan ku tertangkap basah sedang menggosipi aku dengan bumbu-bumbu gosip yang sangat menjatuhkan mentalku.

Sejak saat itu, aku yang anak pendiam ini semakin menyendiri dan mencoba selalu menghindar dari gabriel.

Halo teman-teman selamat datang di cerita ku. Semoga dapat menghibur ya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang