Dokter Revan

5 1 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 wib, waktunya istirahat dimulai. Ku keluarkan bekal makan siang yang telah aku persiapkan pagi tadi, dan mencari tempat terbaik untuk menikmati makan siangku. Ahh.. ruang istirahat yang berada di belakang dekat lemari penyimpanan alat-alat racik merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati menu makan siang ku

"Ris ayo ke kantin" tiba-tiba suara teh melia mengagetkan aku yang sedang siap-siap untuk menikmati jam istirahat

"Euhm, teh hari ini aku ga ke kantin dulu" jawab ku

"Kenapa?..." mata teh melia melihat kotak makan siang ku

"Ohh kamu bawa bekal? Yaudah gapapa ayo makan di cafetaria aja ris. Emangnya kamu ga suntuk apa di apotek aja? Hehehe"

"Gapapa mbak, aku makan siang di apotek aja"

"Iihh engga.. engga ris ayoo ah keluar. Kalau waktunya istirahat ya istirahat ris, mari kita nikmati waktu nya "

"Hehe bukan gitu mbak, cuma memang lagi males keluar aja" tolak ku tentang ajakkan makan siang di cafetaria

"No..no..no ris, udah ayoo ah itu udh ditungguin sama mbak siska juga. Yuk ah nanti keburu selesai jam makan siang nya" ajak mbak melia sambil menarik tangan ku keluar dari ruang racik

Haduuh bukan itu masalahnya mbak, aku ini lagi sedang dalam misi menjauh dari gabriel :) mbak tidak tahu kejadian kemarin sore yang terjadi dalam hidup ku 😭 batinku menjerit

Deg..deg.. deg.. ketika aku melangkah kan kaki ku keluar dari apotek, ku lihat ke arah kanan dimana ruangan gabriel berada dan amann!!! Ruangannya tertutup tapi bagaimana jika nanti aku bertemu dengan dia dikantin?

Selama perjalanan menuju ke kantin aku berjalan dengan tidak tenang

"Risa kenapa diam aja? Lagi sakit?" Mbak susan bersuara

"Engga ko mbak hehehe"

"Jangan mikirin resep terus dong ris" candaan mbak siska membuat mbak susan menimpali kembali

"Iya nih yang jiwa muda mah beda yaa rajin beneer"

"Ga kaya kita-kita ya mbak yang sudah tua, kita gercepnya kalau soal jam aja hahahaha" kali ini mbak melia ikut menimpali

"Hehehe engga ko mbak, memang bingung saja mau berbicara apa hehe"

"Walah risa ini kalem ya anaknya" kata mbak siska

"Ga kaya mbak melia yang petakilan" lanjutnya

"Hahaha melia gitu loh" mbak melia membalas lelucon mbak siska dengan sambil menempelkan kedua tangannya didepan dada, bergaya layaknya foto model. Tindakannya tersebut membuat kami semua tertawa

"Clarrisa..." panggil dokter revan dari tempat duduk nya di pinggir kanan cafetaria didekat ayunan anak-anak

"Wuuuhh baru dua hari sudah dikenali oleh dokter ganteng"

"Emang ya kalau orang cantik pasti jodohnya cakep"

"Ehh engga ko engga.. saya juga baru kenal tadi pagi sewaktu menanyakan resep"

"Euhmm percaya deh percaya.. wihh itu dipanggil disuruh kesitu ris"

"Ciee risa ciee" sorak mbak siska, mbak melia, dan mbak susan secara bersamaan

"Aduh mbak jangan begini, saya jadi malu.."

"Clarrisa sini..." suara dokter revan kembali terdengar, sambil tersenyum dan melambai-lambai memberi kode agar aku menghampiri nya

"Mbak saya ke dokter revan sebentar ya, nanti sisain 1 tempat duduk buat saya"

"Lama juga ga papa ko ris" kata mbak melia

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang