Naruto Tolong Risa!!

11 1 0
                                    

"Kenapa kamu memblokir instagram dan whats-app saya ayu?"

Huaaa... harus ku jawab apa pertanyaan nya ini? Harus kah aku jujur?

Aku ingin move on dari kamu
Aku benci jika kamu di sekitarku
Tapi aku cinta kamu
Maka dari itu aku ingin sembuh
Memblokir kamu dari sosial media ku adalah cara terampuh. Jarak juga sudah membantu ku

Apakah harus ku sampaikan seluruh isi hati ku pada nya? Tapi mengapa kini badan ku sulit di gerakkan? Kelenjar keringat ku juga mengapa tiba-tiba menjadi jebol? Air keringat sudah menumpuk banyak di pelipih kening dan telapak tangan ku, udara di ruangan ini pun menjadi sangat panas padahal AC jelas sudah di nyalakan

Aku gugup. Tolong risa jangan pingsan sekarang!! Dan mengapa di saat-saat seperti ini jurus shinra tensei di film kartun naruto serial anime favorite ku tiba-tiba muncul? Andaikan jurus shinra tensei itu bisa aku aplikasikan di dunia ini sudah pasti nya akan ku lakukan untuk memusnahkan gabriel dari hidup ku
(Shinra tensei : jurus untuk memusnahkan musuh di film naruto)

Tidak tidak bukan jurus itu yang sekarang aku perlukan. Shunsin no jutsu jauh lebih membantu di saat-saat seperti ini bukan?
(Shunshin no jutsu : jurus teleportasi/berpindah tempat di film naruto)

Ahh...!!! Atau Jikukan Ninjutsu ya jurus ini merupakan hal terbaik untuk membenari masa lalu ku sehingga aku tidak mengungkapkan perasaan ku kepada gabriel
(Jikukan ninjutsu : teknik untuk memanipulasi waktu)

Astaga!!! Kenapa fikiran ku menjadi kacau begini. Mengapa semua jurus di dunia naruto berkeliaran di otak ku seakan-akan memberikan jalan keluar :)

"Ayu, kamu baik-baik saja kan? Kenapa kamu menjadi pucat sekali?" Tiba-tiba ditengah-tengah imajinasi ku menjadi ninja dipecahkan oleh suara laki-laki itu

"Hmm.. saya, saya anu saya..." bagus risa sekarang kamu gagu. Entah bagaimana ekspresi gabriel melihat kondisi ku sekarang.

Mataku hanya tertuju pada lantai dan tembok ruangan gabriel

"Ayu kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaan saya its okay saya tidak akan marah atau menghukum kamu. Sekarang kamu tarik nafas tenang yaa.."

"Ini tisu, itu kamu berkeringat sekali" gabriel kembali bersuara sambil menyerahkan kotak tisu kepada ku

Aku mengambil beberapa lembar tisu tersebut dan mulai menghilang jejak-jejak keringat akibat jebol nya bendungan kelenjar keringat ku. Keringat sudah ku atasi namun mengapa tiba-tiba aku ingin menangis?

Aku malu dan takut secara bersamaan. Aku ingin segera menghilang dari ruangan ini, tatapan mata gabriel seakan-akan membawa ku kembali kepada tudingan-tudingan yang tidak sedap pada saat SMA dulu

Dan tiba-tiba air mata ku terjun bebas begitu saja, situasi ini sungguh menakutkan bagi hidup ku. Aku takut dipermalukan seperti dulu
Rasa marah terhadap kesalahan dulu kembali merasuki hati ku

"Astaga ayu kenapa kamu nangis? Ampun jangan nangis ayuu... maaf maaf kalau pertanyaan saya membuat kamu takut, gapapa kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaan saya. Saya hanya ingin tahu saja tapi sekarang tidak terlalu ingin tahu lagi" cecar gabriel ketika melihat ku menangis

Apa tadi kata nya? Sekarang ia tidak terlalu ingin tahu, berarti esok atau lusa nya atau minggu depan nya atau bulan depannya ia ingin tahu alasan ku? Astaga perkataannya tidak membantu sama sekali dan malah membuat aku semakin menangis

"Ayu maaf, jangan nangis lagi. Aduh saya harus bagaimana ini?" Terlihat jelas bahwa laki-laki di depan ku ini sangat kebingungan

Wajar jika reaksi nya seperti itu, aku yang menangis saja juga bingung mengapa aku menangis?

"Berarti besok kamu mau tahu alasan, alasannya.." cicit ku sambil tersedu-sedu. Aduh mengapa ingus ku juga menjadi banyak, padahal sekarang aku sedang tidak pilek

"Hah? Apa? Besok kenapa? Alasan apa?" Timpal gabriel kepada ku

"Itu tadi kamu bilang kalau sekarang kamu tidak ingin tahu alasannya..."perkataan ku terhenti karena ingus yang penuh di hidung ku ini meronta-ronta ingin di keluarkan

"Sini sini di buang dulu ingus nya" tiba-tiba gabriel sudah berdiri di samping kanan ku dan membantu ku mengeluarkan ingus ku dengan tisu yang ada di meja nya

"Ayo keluarin, supaya tidak sesak ayu.."

Ssst ssttrttt...

Astaga aku maluuu, ingus ku banyak sekali dan kenapa gabriel pakai membantu segala :( apa tangan yang tadi dia gunakan tidak merasa jijik? Pasti ada sensasi hangat dan basah di tisu tersebut

Aku rasa ini adalah hari terakhir ku bekerja di rumah sakit ini

Bunyi orang mengeluarkan tisu dari tempatnya kembali terdengar. Dan secara tiba-tiba gabriel memegang pipi kanan dan kiri ku, membawa pandangan ku untuk menatap diri nya dan meninggalkan pemandangan lantai putih yang sedari tadi aku pandang

"Ini ingusnya masih sisa di hidung" kata nya sambil tersenyum

Ibu bidan anjim!! 😭 damage kuat sekali, wajah ku memanas dengan sendiri nya tanpa bisa dikendalikan, detak jantung ku berpesta berdegub-degub secara masal

"Kamu selalu lucu ayu.." tangan nya menghapus jejak air mata di sekitar mata dan pipi ku

"Maaf ya bikin kamu jadi tidak nyaman, aku ga akan nanya lagi masalah itu"

Anjim, anjim, anjim tatapan mata nya kenapa begitu sii😭

Aku yakin 100% wajah ku yang jelek ini semakin jelek akibat tangisan tadi. Dan tadi apa? Dia menyebut diri nya sendiri dengan sebutan aku?

"Tapi tolong jangan blokir nomor whatsapp ku yang sekarang ya, tolong di simpan" tangan nya menjauh dari wajah ku dan ia kembali duduk di tempat duduk di sebrang ku

Dasar pipi ganjen, masa begitu saja merasa kehilangan. Tolong risa jaga langkah move on mu.

Move on dari gabriel adalah jalan ninja ku. Tolong sadar bahwa ia memang ramah dengan siapa saja dan baik kepada siapa saja.

"Senang bertemu dengan kamu lagi ayu dan semangat untuk pekerjaan kamu"

"Baik pak terimakasih, saya permisi.."

Buru-buru aku bangkit dari kursi ini dan berlari keluar dari ruangan ini. Ku tutup pintu nya dan berlari ke tempat parkiran motor

Diatas motor aku menenangkan kondisi hati dan penampilan ku

"Tenang ris tenang dia memang seperti itu dari dulu kan?"
"Dia memang orang baik jadi tolong jangan baper. Ya risa ga akan baper lagi!!"

Apa semua laki-laki seperti gabriel? Pandai melambungkan namun pandai juga meninggalkan?
Tidak-tidak, disini memang aku yang salah karena salah mengartikan kebaikannya.

Lalu mengapa laki-laki itu bisa sebaik itu? Dasar hati lemah :)

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang