part one

7.8K 696 26
                                    

     DALAM perjalanan pulang dari rumah sakit, di kursi belakang, Alden merenung dengan wajah suram. Dia tak mengatakan apa pun pada ayah dan ibunya sedari tadi. Suasana hatinya sedang terpuruk. Karena kejadian di rumah sakit tadi, Alden harus berurusan dengan pihak kepolisian. Dirinya dimintai keterangan atas kematian dokter dan perawat itu. Para polisi itu sempat mencurigai Alden sebagai pelakunya. Namun, karena mereka tak menemukan bukti yang cukup kuat sehingga Alden pun tak ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Terlahir dengan sesuatu yang seharusnya dianggap sebuah kelebihan nyatanya tak membuat Alden bahagia dengan hidupnya. Dia benci harus terlahir dengan matanya itu. Alden merasa dirinya akan berubah gila karena tak sanggup lagi menjalani hidup dengan kedua matanya yang selalu mengundang maut pada orang lain. Karena itu Alden tak tahu akan seperti apa kehidupannya di masa depan. Dia berpikir keadaannya akan semakin memburuk. Tak ada siapa pun yang ingin menjadi temannya. Semua orang menjauhinya. Alden berpikir ia akan menyendiri sepanjang hidupnya.

Singkat cerita—sebelum hidupnya yang seperti ini, pertama kali Alden membuka matanya, orang-orang mengatakan dirinya adalah bayi yang terlahir dengan bola mata paling indah di muka bumi. Kilau tatapannya bagai terpancar dari sepasang bola mata seorang malaikat yang tak seorang pun pernah memilikinya. Siapa pun yang melihatnya akan merasa takjub luar biasa. Tak ada kata yang bisa mewakili kekaguman itu. Orang-orang itu merasakan kebahagiaan yang terasa amat sempurna dalam hidup mereka.

Awalnya, kedua orang tua Alden menganggap itu adalah sebuah anugerah yang dilimpahkan Sang Pencipta pada putra mereka. Namun, ketika Alden belum lama berusia satu tahun, pasangan suami istri itu menyadari sesuatu yang tak biasa dari sang putra. Keanehan itu terjadi ketika seekor anjing yang keluarganya pelihara tiba-tiba mati ketika Alden menatapnya. Orang tuanya sempat mengira itu hanyalah sebuah kebetulan karena memang anjing itu sudah berusia cukup tua, bahkan ada sebelum Alden lahir.

Namun, suatu hari tetangga mereka datang berkunjung dan menemui Alden. Ketika itulah terjadi hal yang tak pernah keluarga kecil itu duga.

"Ini adalah mata paling indah yang pernah kulihat seumur hidupku." Seorang perempuan bersama suaminya terpukau tatkala menatap bola mata Alden. Bagai melihat pancaran mata seorang malaikat, senyum keduanya merekah takjub. Namun, tiba-tiba saja pasangan suami istri itu ambruk ke lantai dengan darah yang mengalir dari hidung mereka.

Kedua orang tua Alden panik melihat tetangga mereka itu mendadak meregang nyawa di hadapan mereka. Setelah hari itu, kejadian yang sama kembali terulang pada orang lain yang menjumpai putra mereka. Hal serupa terus terjadi hingga orang tua Alden sadar siapa pun yang bertatapan langsung dengan putra mereka itu akan seketika menemui ajalnya.

Karena korban terus berjatuhan, orang-orang yang tadinya kagum dengan bola mata Alden, berubah menganggapnya adalah bayi yang terlahir dengan kutukan. Kedua bola matanya dianggap memiliki kekuatan jahat. Tatapannya bagai haus dengan nyawa manusia. Kabar itu tersebar nyaris ke seluruh penjuru kota tempat Alden dan keluarganya tinggal. Tak ayal membuat orang-orang merasa ketakutan dan menjauhinya. Mereka pun menjuluki Alden si Mata Iblis.

Sejak itu Alden lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Ketika pergi keluar pun kedua orang tuanya memasangkannya sebuah kacamata hitam untuk semata-mata agar orang lain tak bisa melihat langsung kedua bola matanya, bahkan hal itu membuat orang lain semakin berlebihan menanggapi penampilan Alden. Tak seorang pun dengan sengaja mengenakan kacamata hitam di tempat terbuka selain dirinya.

Dan ketika duduk di bangku sekolah dasar, Alden selalu dikucilkan murid lainnya karena penampilannya. Mereka menganggapnya aneh dan memiliki kelainan karena selalu menutupi matanya dengan kacamata hitam. Belum lagi karena kondisinya yang membuat citranya semakin terpuruk. Semua orang yang Alden temui enggan berteman dengannya. Sampai beranjak remaja, tak ada seorang pun berani mendekatinya. Alden tak pernah memiliki teman. Di mana pun dirinya berada, orang-orang lantas menghindarinya.

Kill Me With Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang