❝Young❞ Dad ● Wen Junhui

F O U R T Y - O N E

Sena's POV

"Hallo?"

"…"

"Apa?"

"…"

"Jam 8 kan? Yasudah biarkan dia bersamaku dulu, lelaki sejatu harus senantiasa membantu perempuan, sudah dulu ya, ok babay!" Jiena mematikkan ponselnya.

"Ada apa?"

"Jam 8 malam, kau akan kembali ke Seoul, tidak usah pikirkan koper kopernya, tenang saja, itu semua sudah Jun urus, jadi nanti kau hanya perlu sampai dibandara pukul…" Dia meliruk jamnya sebentar sebelum kembali berkata. "6 sore."

"Eh?! Kok dadakkan sekali sih?!"

"Jun adalah orang yang spontan, ia tidak akan betah mengerjakan semuanya sesuai dengan jadwal, tapi mungkin berbeda dengan urusan pekerjaan ya."

"Ah sudahlah biarkan saja, dia lelaki yang memusingkan."

★★★

"Kalau aku beli ini… Sera suka tidak ya?" gumamku.

"Sera? Anakmu?"

"Iya," jawabku masih sibuk memilih boneka bergambar binatang laut yang lucu lucu.

"Kenapa kau meninggalkannya sendiri di Seoul?"

Ahh…

Ya…

Aku baru ingat…

Aku tidak lagi tinggal bersama Sera.

Aku mengembalikkan boneka itu dan tersenyum.

"Terimakasih sudah mengingatkanku, aku jadi tidak perlu membeli bonekanya."

"E-eh?"

"Sera sudah tinggal bersama Jimin."

"Jim- APA?! KAU BOHONGKAN?!"

"Untuk apa?"

"Maafkan aku, aku tidak tahu." Jiena menunduk.

"Tidak apa, lebih baik kita kebandara, akut idak mau lelaki itu marah sepanjang perjalanan."

Jun's POV

"Berhentilah khawatir! Astaganaga! Hey jangan gigit kukumu!"

"Berisik kau!"

Chan terkekeh melihat kelakuan atasannya itu. "Percayalah Sena tidak akan kenaoa napa, lagi pula ia pergi bersama Jiena."

"Masalahnya itu! Bagaimana kalau Jiena meny-"

"Jangan berlebihan Hyung."

"Aku tidak berlebihan! Aku hanya…"

"Hanya?"

"Takut."

"Ish! Kau khawatir saja masih mau membentaknya tadi, apa itu waras?"

"Itu wajar! Aku takut dia kenapa napa! Dianya saja yang rese." Aku mendengus sebal.

"Chan-ssi!" panggilan seorang perempuan membuat aku dan Chan menengok mendapati Jiena dan Sena yang sedang berjalan menghampiri kami.