T H I R T Y - T H R E E

444 48 3
                                    

Jun's POV

Dan disinilah aku berada, festival makanan, tempat dimana aku menghabiskan waktuku dengan Jiena dulu.

Aku duduk disalah satu kursi yang menghadap ke danau sembari memegang sebungkus tteobokki, disinilah tempat aku melepaskan segala kepenatanku.

Tapi mataku menangkap sesuatu...

Itu Sena...

Dan...

Wanita jalang sialan yang membawa kembali memoriku...

Apa yang mereka lakukan disana?!

Aku menghampiri mereka dan menarik tangan Sena, tentu saja Sena terkejut, tapi perempuan itu tidak, perempuan itu tersenyum miring kearahku.

"Jangan dekati dia, dasar jalang sialan" Aku menarik tangan Sena menjauh darinya walau sebenarnya Sena sedikit memberontak...

Aku tidak peduli.

Sena's POV

Lelaki yang sedari tadi menarikku tak kunjung melepas tanganku, apa dia gila?! Berbicara 'jalang sialan' ke orang yang baru ia temui?!

"Lepaskan aku!" Aku menghempaskan tangannya dari lenganku tapi apa yang ia lakukan, ia menggendongku ala ala bridal style sekarang.

"TURUNKAN AKU JUN BODOH! HEY!"

"Diam!" Ucapnya dingin, dan itu berhasil membuat nyaliku ciut...

Dia menyeramkan...

Dia memasukkanku kedalam mobil sebelum duduk dikursi pengemudi, tapi anehnya dia tidak menjalankan mobil itu.

"Apa?!" ketusku

"Apa yang kau lakukan dengannya?!"

"Dia hanya duduk disampingku memangnya kenapa sih?!"

"Jangan dekati dia."

"Apa hakmu hmm?"

"Sena."

"Iya iya baiklah! Sekarang apa?!"

Jun menggeleng pelan.

"Jalankan mobilnya!" pintahku tapi dia tetap menggelengkan kepalanya, kini ia menaruh kepalanya diatas tangannya yang terlipat disetir.

"Kau kenapa?"

"Kepalaku sakit, jangan berisik!"

"Apa dia bagian dari ingatanmu?" tanyaku pelan.

"Wang Yiren namanya."

Tunggu, Yiren... Foto Profile yang pas waktu itu Yiren?

"Aku akan mengantarmu pulang..."

"Ak-"

"Tidak ada penolakan."

Dia melajukan mobilnya kerumahku dan kembali pergi tanpa bilang apa apa setelah menurunkanku didepan rumah.

"Dia sudah gila." Aku menggelengkan kepalaku pelan sebelum masuk kerumah.

"Hentikan dia." Suara dokter papan dari sampingku membuatku menoleh.

"Hentikan apa?"

"Dia pasti akan mabuk lagi malam ini."

"Biarkan saja."

Ia menghela nafasnya lelah. "Itu tidak bagus untuk obat yang kuberikan padanya, dia bisa keracunan."

"Perempuan hamil tidak boleh masuk kedalam tempat berbau alkohol dan rokok, babay dokter!"

❝Young❞ Dad ● Wen JunhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang