F O U R T Y - F I V E (end)

1K 71 1
                                    

Jun's POV

Aku mengerjap pelan, hal pertama yang kurasakan adalah sakit didadaku, Gila... apa yang aku lakukan rasanya perih...

"Appa? OMO-NA! APPA BANGUN?!"

Aku menoleh pelan melihat kedua anak kecil dan Minghao yang duduk sembari menatapku.

"Apa Hyung gila?! HYUNG SUDAH HAMPIR MATI! LUPAKAN RASA SAKIT DIDADAMU ITU! KALAU MINGYU TIDAK MENYETRUMMU DENGAN TEGANGAN TINGGI KAU MATI SUDAH!"

"Ha?! Mingyu yang menyetrumku?!"

"Dia cerita padaku bahwa kau mendatanginya dimimpi, kau memintanya untuk menyetrummu dengan tegangan 300 keatas sedangkan Wonwoo tidak memberikan izin pada Mingyu, kau tau apa yang terjadi? Kalau saja Wonwoo bersikeras menahan alat itu aku jamin mereka bakuhantam disana plus kau sudah tidak bernyawa sekarang."

"Dimana Sena?"

Minghao mencebik mendengar Hyung dajjalnya ini.

"Hey, aku sedang berbicara lho..."

"Memangnya aku peduli?!"

"Ck! Baru sadar dari koma sebulan saja sudah menyebalkan, tadinya aku biarkan saja kau mati! Hilih! Aku benci kau!"

"Aku juga membencimu."

"Appa, Appa tau? Eomma rindu Appa."

"Tidak Appa tidak tahu."

"Oh Tuhan! Berikan aku penyetrum jantung itu! Biarku bunuh kau sekalian! Sumpah demi apapun! Bukannya tobat kau malah semakin gila!"

"Tunggu... Apa aku kelainan jantung?"

"Kau kelainan otak!"

"Aku serius!"

Minghao memutar bola matanya malas sebelum keluar dari ruangan itu membawa anak anaknya meninggalkanku sendirian dikamar putih besar ini.

"Hey Minghao!" panggilku tetapi Minghao tak kunjung datang. "Yasudahlah... setidaknya aku hidup! Ahaha..."

"Kau sehat?"

"Oh? Tumben kau datang."

"Aku jarang mengunjungimu akhir akhir ini, bagaimana kabarmu? Lebih baik? Atau tambah gila."

"Biasa saja."

"By the way, terimakasih sudah menyelamatkan Juna."

"Itu Minghao, kenapa kau berterimakasih padaku?"

"Setidaknya dengan adanya kau Minghao tidak mati saat menyelamatkan mereka."

"Jadi kau lebih memilih aku yang mati dari pada Minghao begitu?!"

"Seuzon sekali sih... Tapi... Ya memang benar, Minghao lebih becus dari pada kau."

"Resek."

Seungcheol terkekeh pelan. "Sena menunggumu, kenapa kau sadar lama sekali sih? Kalau saja Ming-"

"Jangan bahas Mingyu, aku sudah tahu, dia gila."

"Dia yang membantumu bertahan hidup bodoh! Tanpanya kau mati sekarang!"

"Lagi pula, aku tidak percaya Sena akan menungguku, untuk apa dia menungguku, orang aku melamarnya 2 kali saja ia tolak, sepertinya aku harus menyerah."

Seungcheol menegakkan posisi duduknya dan menatapku datar.

"Apa?"

"Kau tidak pernah peka Jun."

❝Young❞ Dad ● Wen JunhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang