fourteen

50 6 0
                                    

"Perkenalkan saya Jack Brown, saya asisten nona Nat," ucap Jack.

"Baiklah Nat kalau begitu kamu bisa keluar, kami ada yang ingin di bicarakan!!" titah kepala sekolah. Mat dan Jack pun pamit tanpa memperhatikan bahwa ada sepasang mata yang memperhatikannya.

.
.
.

"Jadi, bagaimana petter?"

"Saya masih memantau tuan Roger, anda tenang saja saya akan terus mengawasinya karena ini memang tugas saya."

"Lalu, bagaimana proses kamu untuk membebaskannya?"

"Saya masih berusaha menggorek informasi sebanyak mungkin untuk mengatur rencana," ucap Petter.

"Iya itu adalah teknik yang bagus, lalu apa informasi yang sudah anda dapat?" tanya Roger.

"Saya mendapat informasi bajwa para penjaga akan berganti saat tengah malam tepat 12 malam dan mereka membutuhkan setidaknya 5 menit untuk berganti, ini bisa menkadi kesempatan bagi kita untuk masuk ke dalam daerah mereka," jelas Petter.

"Kita akan butuh ramuan berubah wujud kalau begitu," kata Roger seraya menyesap rokoknya.

"Betul, saya sudah meminta para ilmuwan untuk membuat tapi progesnya baru setengah jalan," jawab Petter sambil meminum kopinya.

"Kamu harus terus melihat perkembangannya." Yang diangguki paham oleh Petter.

"Lalu, sampai kapan kita akan merahasiakan hal ini kepadanya?"

"Hal ini seharusnya adalah hak dia, dia harus mengetahui masalah ini," kata Roger.

"Tapi, saya di beri tugas agar dia tidak mengetahui hal ini, hingga waktunya. Saya hanya di beri tugas mengawasinya sampai waktu yang tepat," jelas Petter.

"Iya hal itu saya tahu tapi apa harus?"

"Perintahnya adalah keharusan bagi saya!" sentak Petter terbawa emosi.

"Maaf jika saya menyinggungmu," sesal Roger.

"Saya pun begitu." keduanya masih terus mengobrol dengan serius. Sampai Roger meminta untuk melihat perkembangan dari ramuannya. Petter menyetujuinya dan mengatar Roger ke tempatnya.

"Ini dia tempatnya, kami memilih untuk menghiasnya speerti ini untuk kamuflase," jelas Petter. Mereka masuk dan disambut oleh penjaga yang berada di sana.

Penjagaan yang ketat dan banyak orang yang bolak-balik ke sana-kemari mengambil keperluan untuk ramuan yang sedang diracik.

"Bagaimana progresnya ketua?" dari cara Petter memanggil pria ini Roger sudah tahu babwa dia adalah pemimpinnya.

"Tinggal percobaannya tuan, mari saya antar ke ruang percobaan." pria tadi berjalan mendahului keduanya.

"Ini tempatnya, mari kita masuk." dapat dilihat di dalam ada beberapa orang yang mencoba ramuannya dan dari penglihatan keduanya progresnya masih belum siap karena ada yang berhasil dan tidak.

"Kami harus melakukan penambahan bahan ramuan lalu melakukan percobaan lagi, jika sudah pas saya yang akan mengirimnya ke tuan," kata pria itu.

"Oh, iya, baiklah, kami permisi dulu." keduanya keluar, mereka berpisah di persimpangan dan menuju tujuan masing-masing.

🔮🔮🔮

"Bagaimana latihan hari ini Jack?"

"Lumayan melelahkan," ucap Jack dan duduk di tepi kasurnya. Di dalam kamar Nat tidak hanya ada keduanya tetapi ada juga kedua teman Nat yang lain.

"Aku sudah tidak sabar menunggu minggu depan Nat," ucap Lily antusias.

"Iya, aku juga, tapi aku takut  bahwa kita tidak akan sekelompok," ragu Nat.

"Tenang saja Nat, tidak usah pikirkan itu bukannya aku tidak senang kita sekelompok tapi jika kita terlalu berharap dan ternyata kita tidak satu kelompok maka kita akan kecewa, jadi berdoa saja yah," nasihat Ester.

"Iya, kau ada benarnya, terima kasih Es," lega Nat.

Rasanya setelah mendengar ucapan Ester rasanya perasaan Nat jadi jauh lebih lega. Belum lagi tadi pikirannya bercampur dengan kejadian yang baru-baru saja terjadi. Semua serasa berputar-putar di kepalanya menganggu sistem kerja otaknya membuat perasaanya menjadi campur aduk.


































Gomen, baru up aku udah ada ide tp bingung gmn nulisnya.
Makasih yang udah mau baca.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇

The Weasley Family Secret (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang