Four

181 40 8
                                    

Ritual pemanggilan pun sudah selesai semua murid tahun terakhir kembali kekamar mereka masing-masing untuk beristirahat agar tenaga pulih karena mereka masih harus mengikuti beberapa ujian lagi, agar dapat dinyatakan siap untuk lepas dari pengawasan orang tua atau pun sekolah ini. Karena selama masih menuntut ilmu tanggung jawab dipegang oleh orang tua ataupun pihak sekolah sedangkan setelah lulus tanggung jawab dipegang sendiri dan bagi orang tua sudah tidak ada hak untuk ikut campur dalam masalah kecuali anaknya sendiri yang meminta bantuan baik kepada orang tua atau kepada alumni pihak sekolah.

.
.
.

Nat pov

"Arghhhh, kenapa coba aku harus dapetin dia ihhhh kesal sekali rasanya," gerutuku, aku sampai tak ingat dengan pria itu.

"Ya ampun, aku kan tadi meninggalkannya di lapangan, aku harus ke sana," ucapku saat tersadar, mau bagaimanapun dia sudah menjadi tanggung jawabku.

Arghh aku bingung mau teriak apa, namanya saja aku tidak mengetahuinya. Saat mataku mulai menelisik setiap sudut di lapangan ini, sampai aku melihat seorang pria yang kebingungan.

"Hey!!" seruku membuat si empu menengok.

"Aku?" tunjuknya pada diri sendiri. Yang diangguki olehku.

"Ohh kamu kan yang tadi ...." pekiknya langsung ku bekap, aku tak mau mendengarnya lagi.

"Iya, sekarang sebaiknya kau ikut denganku yah dan perlu kau tau bahwa kau adalah tanggung jawabku. Ingat kamu sekarang adalah bawahanku!!" ucapku datar untuk menutupi rasa maluku.

"Ayok, ikut aku!!" ajakku yang hanya diikuti olehnya.

"Oh, iya, tadi kita belum berkenalannya. Baik lamaku NATHALIE VAISEY, temanku memanggilk Nat." sambil menjulurkan tangan kananku.

"Namaku JACK BROWN, Aku biasa dipanggil Jack," sahutnya sambil membalas uluran tanganku.

"Mari kita lanjutkan jalannya. Ah aku lupa kita sekarang berada di sekolah dan para murid disini tinggal di asrama," ucapku setengah benar.

"Owhhh."

"Sekarang kita sudah sampai di kamarku," kataku.

"Karena di kamar ini hanya ada satu tempat tidur jadi, kamu tidurnya di kasur yang deket jendela itu, sebenarnya dikamar lain tidak ada tapi karena aku biasa membaca jadi aku meminta kasur lebih dan ternyata sekarang bermanfaat," jelasku.

"Ya sudah, tidak apa-apa, tapi apakah ada pakaian pria disini?" tanya Jack.

"Tidak ada, kalau mau beli ini aku pakai koin emas ini. Mungkin bisa 3-5 stel pakaian," ucapku sambil memberikan 1 keping emas.

"Di sini tidak menggunakan uang?" ranyanya bingung.

"Tidak, di sini menggunkan platinum, emas, perak, dan logam yang paling kecil nilainya, " jelasku.

"Owhh seperti itu, lalu bagaimana kita bisa dapat koin seperti ini?"

"Ya, bekerjalah,"jawabku ringan.

"Lalu kamu? Kan kamu sekolah, atau di beri saku oleh orang tua?" tanya runtutnya.

"Di sekolah ini menerapkan mandiri dan disiplin dan murid diberi kesempatan kerja di hari weekend," jelasku,

"Owhh, begitu."

"Lalu bagaimana kamu, bisa muncul dari portal itu?" tanyaku menelisik.

"Begini aku saat itu sedang dalam perjalanan untuk pergi kerumah temanku dan entah kenapa tiba-tiba ada cahaya yang mengelili diriku, aku panik karena kakiku mulai tidak terlihat saat aku berteriak tidak ada orang yang menghiraukan aku seolah aku ini tidak terlihat, aku semakin panik sampai aku berada seperti diruang dimensi dan tiba-tiba terlempar keluar dan melihat kalian yang berpakaian aneh. Apalagi kamu yang tiba-tiba seperti tadi mana aku bertanya tidak dijawab aku kan menjadi bingung," ceritanya.

"Aku juga, sebenarnya kamu ini ada di dunia yang berbeda dengan dunia kamu, lebih baik sekarang kamu tidur dan besok aku akan menceritakan semuanya padamu dan ini ada makanan untukmu, selamat tidur!!" ucapku lalu pergi menuju tempat tidur.

Nat pov end

🔮🔮🔮

"Selamat tidur, Nat," gumam Jack. Ia masih shock dengan apa yang terjadi sekarang, ia berada di tempat asing yang tak memiliki mata uang, belum lagi teknologi disini berbeda dengan negaranya membuat dirinya semakin dibuat pusing. Tapi ia penasaran dengan apa yang akan diceritakan oleh Nat. Ahh gadis itu, entah kenapa membuat Jack penasaran apalagi sifatnya yang tadinya galak menjadi ramah seperti tadi. Jika dipikirkan semua sangat tidak masuk akal.

Jack berjalan ke arah tempat tidurnya yang, disana ada gorden yang menutupi jendela dengan perlahan Jack membuka gorden itu seperempat dan melihat bintang yang bertebaran dengan bulan merah.

"What bulan merah, ini sebenernya di mana?" kaget Jack. Seumur hidupnya ia tak pernah sekalipun melihat bulan berwarna merah, ya, walaupun ada yang bilang ada tetapi warnanya tidak semerah ini dan jika berada di dunianya pasti sudah banyak orang yang melihatnya sedangkan disini seperti sudah biasa. Bahkan sekarang sangat sepi disini, semua sibuk dengan urusan masing-masing sepertinya.































Up lagi, gimana nih buat penasaran nggak? Komen yah dan vote juga.
Baca story Arissa yang lain ya.
Gimana?
👇👇👇👇👇👇

The Weasley Family Secret (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang