Twenty

38 6 0
                                    

"Anda bisa saja, tapi anda jauh lebih hebat mengetahui mengenai penyusup ini, hingga saya mengubah pembicaraan topik kita," puji balik Petter pada Roger.

"Sudah tugas saya, sepertinya pembicaraan kita kali ini sampai sini dulu, saya pamit undur diri," pamit Petter, meninggalkan Roger sendirian.

.
.
.

Sedari tadi Nat dan yang lainnya kecuali Jack memandang kagum sekeliling, tanpa menghiraukan tatapan aneh dari sekitar. Seperti cara berpakaian mereka yang terbilang jauh berbeda, pandangan mereka terhadap kota ini.

"Sebaiknya, kita segera menuju rumahku, sebelum itu kita cairkan uangnya dulu," ucap Jack dan berjalan mendahului yang lain.

"Kita mau ke mana?"

"Toko perhiasan." Mereka hanya menurut, sebab tak paham. Sesampainya di toko, Jack maju dengan membawa emas berbentuk lingkaran itu.

"Permisi!!"

"Ada yang bisa saya bantu?" ternyata benar dugaan Jack, bahwa emas ini bernilai cukup besar di dunianya, tak sia-sia di membawa beberapa koin emas dari sana.

Seusai dari sana, mereka pergi ke mall, untuk mengganti pakaian. "Ini di mana?" tanya Victor menatap atas tinggi mall di situ.

"Mall, tempat berbelanja, okey ini ada toko pakaian laki-laki dan perempuan, ayo aku antar, kalian berdua di sini dulu!!"

"Nah, ini tokonya, kalian bisa beli beberapa baju, ini aku kasih uang." Jack pun memberikan uangnya satu persatu.

"Ruang ganti ada di sana, buat kalian cobain bajunya, aku ke mereka dulu." Jack pergi meninggalkan ketiganya dan kembali ke Victor dan Nick.

"Bagaimana sudah ada pilihan?" tanya Jack pada Val dan temannya.

"Sudah, bagaimana menurutmu?" Jack yang melihat pilihan mereka pun melotot. Bagaimana tidak, pilihan mereka sangat tidak singkron sekali. Akhir Jack membantu memilihkam pakaian, selesai itu Jack kembali ke Nick dan Victor untuk memilih bajunya sendiri.

Setelah puas berbelanja mereka menuju jalur bis, untuk menuju rumah Jack, entah apa nanti tanggapan orang tuanya. Namun, Jack tak perduli karena orangtuanya juga tak pernah memerdulikannya. Jadi, Jack tidak terlalu khawatir.

"Permisi!!!" seru Jack sambil membunyikan bel pintu rumahnya.

"Ya ampun!! tuan Jack, anda dari mana saja? maaf silahkan masuk!!"

"Apa orangtuaku ...." Saat ingin melanjutkan bicaranya, tapi malah mendapat gelengan dari kepala pelayan Louise, membuat Jack paham apa maksudnya. Sudah Jack duga bahwa, kedua orangtuanya tidak akan mencarinya.

🔮🔮🔮

"Bagaimana anda mendapat informasi?"

"Iya tuan, kami mendapat info, bahwa mereka akan menyusup ke daerah kita, namun sayangnya mata-mata kita sudah diketahui," lapornya.

"Apa itu, Petter?"

"Iya, tuan." Melihat itu membuatnya emosi, lagi-lagi Petter dia akan membalas perbuatan Petter.

"Petter, lagi!!" emosinya.

"Iya tuan, bahkan ada Roger juga!!"

"Kenapa harus mereka? aku akan membalasnya setelah kebangkitannya, bagaimana dengan persiapannya?"

"Sudah hampir siap, tuan." Sepertinya ucapan itu membuat tuanya menjadi senang, terlihat seringaian muncul di wajahnya.

Maria kita mulai permainan ini Petter, batinnya.

"Tapi tuan, sepertinya keturunan dari Weasley itu masih hidup." Ucapan itu membuat darahnya seakan-akan mendidih.

"BAGAIMANA BISA? SAYA SUDAH MENYURUH ANDA UNTUK MEMBUNUH 17 TAHUN LALU!!"

"Saya sudah melakukannya tuan, namun sepertinya ada yang menyelamatkannya setelah saya pergi," ucapnya.

"Jadi begitu, sekarang tugas anda, mencari tahu siapa anak dari mereka dan jangan lupa mengenai persiapan kebangkitan ratu kita!!" orang itu pamit keluar setelah mendangar perkataan tuannya, sedangkan dirinya masih berada di dalam dengan posisi tangan disatukan menopang dagu. Belum lagi mata tajam dan seringaian yang jelas tercetak di wajahnya.



















Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇

The Weasley Family Secret (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang