dua ksatria

121 21 38
                                    

🍃🍃🍃








"Bang Juna, boleh tanya?"

"Apa?" Jawab Arjuna sambil merapikan kebaya yang selesai dijahitnya. Kebaya broken white yang indah ada di tangannya.

"Bang Seta kok nggak pernah datang?"
Tanya Ayu penuh harap. Sudah sebulan, sejak ia dan Seta berkunjung di pasar malam, suatu malam yang indah bagi Ayu, namun malam penuh kebahagiaan itu berlalu, Seta tidak pernah memberikan kabar, dan tidak pernah menemui Ayu lagi.

Ayu merasa khawatir, juga gelisah dan sedih, apa yang terjadi pada Seta hingga pemuda itu meninggalkannya tanpa pamit. Ayu selalu menghibur diri, bahwa mungkin Seta sedang teramat sibuk, hingga tidak sempat menghubungi atau memberi kabar, Ayu berusaha mengenyahkan kemungkinan-kemungkinan bahwa Seta meninggalkannya.

Arjuna hanya diam. Sudah hampir sebulan Seta tidak pernah menyambangi Kedhaton Wanara, entah kemana lelaki itu pergi, atau di mana ia berada.

"Bang Juna?" Ayu memanggil nama Arjuna untuk mendapatkan perhatian Juna yang tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Eng...kurang tau. Mungkin sibuk, kan katanya udah mau wisuda. Nanti aku tanya bang Rakai."

"Makasih ya bang!" Senyum terukir di wajah Ayu, dan menorehkan nelangsa di hati Arjuna.

Arjuna tidak tahu di mana Seta berada, dan sebab apa yang membuat Seta tidak pernah muncul lagi. Kalau diingat, itu sejak Seta mengajak Ayu berkunjung ke pasar malam, selepas hari itu Seta tidak pernah muncul lagi.

"Ini kebayanya udah jadi, kamu bisa coba dulu, barangkali kurang pas." Arjuna menyerahkan kebanya broken white pada Ayu.

"Jadinya bagus banget." Ayu tersenyum senang melihat hasil karya Arjuna.
"Ayu coba dulu ya."

"Iya, kamu coba aja di kamar Seta."

Tanpa ragu Ayu melangkahkan kaki ke kamar Seta. Kamar Seta itu membangkitkan kenangan. Meja kayu dengan berbagai buku berjajar rapi, aroma pembakaran rokok tertinggal, sama seperti aroma yang terkadang menghampiri hidung Ayu saat bersama Seta.

Mata Ayu tertuju pada ranjang yang menempel pada dinding. Wajah Ayu bersemu. Di ranjang itu, ingatannya mengulang tentang dirinya dan Seta yang berpeluh bercinta ditingkahi rinai hujan. Seta, pria pertama yang memasuki hidupnya, seperti tetes embun pertama yang menyesatkan dalam dahaga cinta tak bermuara. Dan kini, pria yang olehnya diserahkan hati sepenuh cinta, menghilang sudah sebulan lamanya, tanpa pesan, tanpa kabar, membiarkan Ayu menerka tiap detik, berdoa tiap waktu, agar Seta diberikan keselamatan. Sungguh, saat ini, Ayu harus merasakan, menunggu yang menyakitkan.

Sekujur tubuh menantikan si pemikat hati, hingga waktu terus berlalu, menyisakan senja dan kelabu.

"Udah Yu?" Suara Arjuna membuyarkan lamunan Ayu.

"Sebentar bang."
Ayu bergegas mengganti kaosnya yang kedodoran dengan kebaya broken white yang pas di badan.

Ayu menatap dirinya di pantulan cermin, dan takjub, wajahnya terlihat lebih cantik hanya karena kebaya yang melekat di tubuh mungilnya.

"Gimana Yu?" Suara Arjuna terdengar lagi.

Ayu membuka pintu dan melangkah keluar menemui Arjuna. Arjuna terpana. Ayu begitu cantik dan luwes dalam kebaya yang dijahitnya begitu hati-hati. Tidak sia-sia Arjuna menghabiskan siang malam menyelesaikan kebaya bagi Ayu.

"Bagus banget." Ucap Ayu.
"Makasih ya bang, Ayu nggak bisa ngasih abang apa-apa selain ngucapin makasih."

"Sama-sama. Aku juga seneng kok bisa bikinin kamu kebaya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

chiaroscuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang