5. Book

1.3K 275 137
                                    

✨🌃🌃✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨🌃🌃✨

Paginya Yuna terbangun dengan rasa kantuk yang luar biasa. Tadi malam ia tidak bisa tidur dan terus terjaga. Matanya baru bisa teetutup saat jam sudah menunjukkan pukul setengah empat malam.

Yuna mendesah saat air hangat itu menyirami tubuhnya. Setidaknya dengan mandi, sedikit menghilangkan rasa kantuk Yuna.

Jam baru menunjukkan pukul setengah enam pagi--biasanya di jam segini banyak murid yang belum bangun. Apalagi kelas baru dimulai jam setengah delapan.

Setelah selesai membersihkan diri. Yuna mengenakan pakaian nya juga jubah dan syal asrama nya.

Ia melangkah menuju ruang makan untuk sarapan. Yuna menggosok telapak tangan nya saat merasakan dingin nya angin pagi yang menerpa wajahnya.

Saat ia masuk ke ruang makan, disana hanya ada beberapa murid. Yuna bahkan bisa menghitung mereka dengan jari.

Tak memperdulikan hal itu. Yuna melangkah dan duduk di meja asrama nya. Makanan sudah tersedia di meja depan nya dan tanpa pikir panjang Yuna mulai memakan sarapan nya dalam keheningan.

Yuna tidak peduli apakah orang-orang memperhatikan nya yang melahap sarapan nya seperti tidak makan selama seminggu atau tidak. Well, Yuna tidak terlalu peduli dengan image nya.

Yuna mendesah lega saat sarapan nya habis dan perutnya terasa kenyang. Jujur saja, walaupun Yuna memiliki nafus makan yang tinggi tapi tetap saja berat badan Yuna sulit naik.

Yuna sejujurnya tidak tahu apakah ia harus bersyukur seperti itu atau tidak. Terkadang Yuna menginginkan berat badan nya naik tapi sangat sulit.

Walaupun Yuna makan dengan porsi banyak setiap hari, itu tidak akan menaikkan berat badan nya. Malahan pipi Yuna lah yang bertambah chubby.

Perhatian Yuna teralihkan saat merasakan seseorang duduk di depan nya. Ia mendongak dan tersenyum tipis melihat Mingyu disana.

"Bangun pagi?"

Yuna mengangguk. Well sejujurnya ucapan Mingyu hanya basa-basi. Lelaki itu jelas melihatnya disini namun masih saja menanyakan nya.

"Seperti yang Kau lihat.."

Mingyu mulai memakan sarapan nya. Sedangkan Yuna memilih membuka buku mantra yang ia taruh di kantungnya tadi.

"Apa itu ?"tanya Yuna saat Mingyu menyodorkan sebuah buku padanya.

"Tugas Prof Song, kupikir kau belum mengerjakan nya. Jadi Aku membiarkanmu menyalin nya. Kau tahu soalnya sangat sulit dan kurasa Kau tidak akan bisa menyelesaikan nya satu malam. Apalagi besok harus dikumpul.."

Senyum manis terbit di wajah Yuna. Gadis itu menatap Mingyu dengan tatapan yang membuat Mingyu bergidik.

"Aaaa Kau memang yang terbaik, Mingyu.."

A Tale Of Witch ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang