Laki-laki itu kini tampak mengendarai motornya untuk berangkat ke sekolah, setelah beberapa menit perjalanan, suara motornya kini memasuki area parkir sekolah. Mulai mematikan mesin motornya kemudian membuka helmnya, menampakkan wajah tampannya membuat semua pandangan siswi kini mengarah padanya kagum dan terpesona akan parasnya.
Memang seperti itu lah hari-harinya yang tak luput dari pandangan gadis-gadis dimana pun ia berada, banyak juga gadis-gadis yang modus memberikannya berbagai macam hadiah untuknya dulu.
Ya itu dulu. Alih-alih berani terang-terangan, mereka para gadis kini paling berani hanya menaruh di laci mejanya tanpa memberi nama pengirimnya.
Pemuda dengan segala kesempurnaannya, badannya yang atletis, kulit putih bersih layaknya serbuk berlian, ditambah titik cacat di kedua pipinya kala ia memperlihatkan senyumannya.
Namun tak disangka dibalik segudang kesempurnaan juga tersimpan sikap dingin yang mendominasi. Membuat para gadis yang mengejarnya akhirnya mulai menyerah dan mundur dibuatnya.
Sebenarnya banyak sekali gadis yang ingin mengungkapkan perasaannya, namun tidak ada yang berani perihal sikapnya. Sebenarnya banyak sekali gadis yang memberikan hadiah padanya dulu, namun sekarang tidak ada yang berani perihal langsung ditolak dan dibuang begitu saja tanpa memikirkan perasaan sang pengirim.
Sadis bukan?
Walaupun begitu itulah dirinya, tidak ada yang bisa mengubahnya, hanya Tuhan yang tahu kapan hatinya bisa luluh oleh seorang gadis, hanya Tuhan yang tahu kapan hatinya bisa dimiliki oleh seorang gadis.
Brukk.
Tanpa sengaja seorang gadis sudah bertabrakan dengannya kala tengah berjalan melewati koridor sekolah, sang gadis sontak berjongkok mengambil buku-buku yang berserakan di lantai.
"Sorry."
Sepenggal kalimat itu terlontar dari mulutnya untuk gadis di hadapannya, pasalnya memang ini salahnya karena pandangannya saat berjalan tertuju pada ponsel di genggamannya.
Sang gadis sontak tertegun, pasalnya suara tersebut sama sekali tidak asing di telinganya. Sampai lah akhirnya ia mendongakkan kepalanya, seketika netranya bertemu dengan pemilik suara tersebut. Dan benar dugaannya kalau dia adalah pemuda yang dicintainya.
Sudah sejak lama gadis itu menyukainya, mungkin awalnya hanya kagum semata layaknya gadis-gadis lainnya, namun setelahnya gadis itu sadar bahwa perasaannya lebih dari itu.
Matanya kini berbinar melihat lelaki di hadapannya, bibirnya juga mulai memperlihatkan senyum manisnya.
"Ah ngapain minta maaf, seharusnya aku yang minta maaf." Ujarnya.
Sedang sang pemuda itu hanya menatapnya acuh tanpa membalasnya, setelah merasa tidak ada lagi urusan ia mulai melangkahkan kakinya pergi. Namun baru saja dua langkah, tiba-tiba pergelangan tangannya ditahan, membuat atensinya menengok, melihat siapa pelakunya, sontak mengernyitkan keningnya bingung.
"Apa lagi? Gue kan udah minta maaf."
"Eh bukan itu, tapi aku mau ngomong sesuatu sama kamu, boleh kan?"
"Mau ngomong apa buruan!"
"Emm jangan disini, ke tempat yang sepi aja."
"Disini juga nggak ramai udah buruan."
Mau tidak mau sang gadis hanya bisa menghela napas pasrah, mulai meyakinkan hatinya kembali. "Pertama kenalin dulu nama aku-"
"Udah tau."
"Hah?" Kagetnya, pasalnya mereka memang belum saling berkenalan. Ah lebih tepatnya si pemuda yang belum mengenalnya.
"Di name tag lo."
"Ohh iya hehe." Cengirnya malu sendiri, duh rasanya ingin menghilang saja.
"Jadi mau ngomong apa? Buruan!"
"Sabar napa sih." Batinnya.
"Huh ayo Rose, pasti bisa!!" Lirihnya, tampak menghela napas untuk kesekian kalinya. Dan sampai lah dengan berani ia berujar kembali.
"Aku suka sama kamu Jae, mungkin dulu aku suka secara diam-diam tapi sekarang aku mau terang-terangan."
Sang pemuda sontak melebarkan matanya terkejut mendengar ungkapan dari gadis di hadapannya. Tidak ada angin tidak ada hujan gadis itu dengan yakin dan berani menyatakan perasaannya secara langsung.
Sebuah sejarah untuk pertama kalinya ada seorang gadis berani menyatakan perasaannya secara langsung kepada lelaki paling famous.
"Terus?" Ujarnya dengan respon terkesan cuek dan bodo amat.
"Aku bakal buat kamu ngebales perasaan ini dengan sendirinya nanti."
"Terserah!"
.
.
.
.
.
.
.
.• f i g h t •
.
.
.
.
.
.
.
.Jung Yoon-oh ( Jung Jaehyun)
Park Chaeyoung (Roseanne Park)
.
.
.
.
.
.
.
.》》 s t a r t 《《
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
fight ; jaerose ✓
Fanfiction☾ seperti hal nya bumi pertiwi butuh sang baskara, sebuah perjuangan juga hasil yang berupa. dengan fajar dan senja yang menjadi saksi untuk kisah keduanya. ☽ ©loafscandy, 2O2O // fanfiction.