"Terpesona bukan berarti suka, kan?". . .
Jika di kelas IPA-2 lagi pelajaran Biologi, sementara itu kelas IPA-1 sedang belajar bahasa Inggris bersama Bu Jessica.
"Until here, do you all understand?" tanya Jessica ke semua muridnya dengan memperhatikan satu persatu sampai perhatian nya teralihkan ke Xiaojun.
"And.. Xiaojun? Kenapa melamun?" tanya Jessica namun tak digubris oleh Xiaojun yang masih belum tersadar dari lamunan nya. Sampai akhirnya Mark menepuk bahu Xiaojun.
"Jun, Bu Jessica manggil lu," bisik Mark kepada Xiaojun. "Kenapa ga bilang?! Khem.. Sorry ma'am. I just," jawab Xiaojun setelah tersadar ke Mark dan kemudian menjawab pertanyaan Jessica.
"It's okay, untuk kali ini gapapa. Seterusnya jangan diulangi ya," ujar Jessica dan kemudian kembali memaparkan materi, sementara Xiaojun menggeleng-gelengkan kepalanya sembari bingung dengan kondisinya hari ini.
. . .
"Wuah~ Akhirnya pulang," ucap Mark sambil meregangkan badan nya saat bel berbunyi.
"Jangan bolos piket lagi," bisik Xiaojun dari kursi sampingnya sedangkan Mark hanya diam dan terkekeh merespon nya.
Hari ini adalah jadwal piket Xiaojun, Jungwoo, Mark, Eunwoo, dan Woojin. Mereka memang sudah terbentuk begitu saja, setiap ada pembagian kelompok sampai piket pun dapat dipastikan mereka bersama.
"Wah capek banget" ucap Woojin sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, "What you say? Ngehapus papan tulis doang capek." jawab Mark saat merespon ucapan Woojin.
"Ngehapus papan tulis tuh butuh tenaga juga" jawab Woojin. "Butuh dikit doang" ujar Mark yang sudah mulai merasa kesal.
"Buset dah perkara gitu doang elah. Lu berdua bukan nya anak kecil lagi. Berantem mulu," tegur Xiaojun dengan anggukan dari Jungwoo yang sedang menyapu lantai, "Berantem tuh udah meresap ke sanubari nih dua orang anjir hahaha." ucap Jungwoo sambil tertawa.
Setelah beberapa menit selesai piket bersihin kelas, 5 sekawan ini berkumpul sebelum kembali pulang ke rumah masing-masing.
"Piket udah selesai, gua izin duluan semuanya. Mau ada pertemuan alumni organisasi dulu." ucap Eunwoo yang dibalas dengan anggukan dari semua yang berada di kelas. "Lanjut aja Woo. Siap-siap mental lu," ujar Woojin bercanda yang direspon dengan tawa dari semuanya.
"Yaudah ini kita juga pulang aja. Jungwoo, lu pulang bareng?" tanya Xiaojun kepada Jungwoo. "Lu kaga pulang bareng Om Doy?" tanya Jungwoo balik ke Xiaojun.
"Kaga, udah ga ngejemput gua lagi mulai hari ini sampai beberapa hari ke depan. Lagi sibuk ngurusin rumah barunya," ucap Xiaojun sambil memakaikan jaket jeans nya dan menggendong setengah tas nya ke bahu kanan.
"Oh gitu, ciat rumah baru. Tolong sampein Jun, jangan lupa buat undang gua kalau ada syukuran!" seru Jungwoo ke Xiaojun. "Aman itu mah. Jadi gimana Woo, mau bareng?" tanya Xiaojun kembali sambil terkekeh sekilas.
"Gua pulang bareng Lucas. Sorry Jun," ucap Jungwoo sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Kaga apa-apa, kalau gitu gua-" ucapan Xiaojun terpotong oleh Mark. Xiaojun diam sejenak kemudian mengambil botol minum nya sambil menyimak apa yang akan diucapkan Mark.
"Lu udah official sama Lucas? Sebelumnya lu belum pulang bareng kan," tanya Mark langsung.
"Udah.."
"—PRURFTT" tanpa sengaja Xiaojun menyemburkan air yang baru saja ia minum.
"LOH BENERAN?!" tanya Woojin yang juga sontak kaget ketika sedang khusyuknya men-scroll Instagram.

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dear
Ficção Adolescente"Kalau petikan gitar itu bisa lu denger, kapan lu bisa denger isi hati gua, Xiaojun? Tapi ga mungkin bisa sih didenger.." gumam nya pelan. Kisah cinta masa SMA seorang Hendery yang penuh lika-liku bersama sahabat kecilnya, Xiaojun. Berawal dari seb...