15 - 십오

251 39 7
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Ff ini berisi konten sara'.

Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca

Seminggu telah berlalu, semenjak hari pemotretan Bangtan yang berakhir dengan Medina- mendapat foto bibir sebagai hadiah kejutan, atau bisa dibilang ejekan dari seorang Jeon Jungkook.

Gadis yang punya jadwal libur itu lebih memilih menggulung tubuhnya dengan selimut walaupun ia ingat hari ini adalah hari terakhir sewa penginapannya.

Bukannya berpikir untuk mencari tempat tinggal tetap untuk beberapa bulan ke depan gadis itu malah masih betah tinggal disana, menjadikan tidurnya tak tentu jam karena kadang teman sekamarnya berisik silih berganti. Serta pola makan yang buruk karena ia lebih sering makan makanan instan diluar ditambah tak teratur sama sekali.

Lama-lama Medina bisa sakit.

Namun ternyata bukan tanpa sebab gadis itu lebih memilih masih memeluk selimutnya, Medina sedang tidak enak badan sungguhan.

Ah~ jangan-jangan yang ia ucapkan sepekan lalu dikabulkan, prihal ia memakai masker saat berpura-pura flu. Dan hari ini ia merasakan akibatnya, ia tak enak badan lebih dari sekadar bersin-bersin.

Saat gadis itu ingin melanjutkan tidur, Sebuah ponsel yang letaknya tak jauh darisana berdering- cukup memekakkan telinga Medina, gadis itu berusaha duduk dengan posisi memeluk selimut.

"Jungkook?!!" Ujar Medina menjerit tanpa sadar. Untuk saja teman orang asing sekamarnya sudah pergi karena pasti mereka ingin menikmati pergantian ke musim semi.

Gadis itu tanpa sadar merapikan rambutnya seolah akan melakukan video call, namun detik selanjutnya Medina berdecak kesal karena untuk apa ia melakukan itu- Jungkook sudah menyiksa dirinya, bukan hanya batin tapi mentalnya juga.

"Yeoboseyo?!"  Ujar gadis itu menyahut sinis, bukan karena ia menutupi rasa sukanya pada Jungkook tapi saat ini ia benar-benar kesal pada pria itu.

"Yak~ Noona. Ketus sekali. Kau tak berniat menyapa pria yang kau sukai ini?" Ejek Jungkook dengan kekehan yang terdengar jelas oleh rungu Medina, seketika membuat gadis itu memejam kesal. Ingin sekali mengumpat tapi ia sadar sekarang sedang minim tenaga.

"Jika kau menelpon hanya untuk mengejekku, matikan saja! Aku sedang tak ada kekuatan untuk berdebat denganmu!" Gerutu gadis itu sambil mengusap ujung hidung.

"Huh, Kenapa?! Kau sakit?" Tebak Jungkook telak.

Medina berdecak pelan karena merasa tertangkap basah, tapi Jungkook pasti akan makin mengejeknya jika membenarkan. "Tidak, aku hanya berniat bangun siang karena menikmati hari liburku. Hhhh..." walaupun Medina berusaha menahannya, tetap saja ia ingin bersin.

"Benarkah? Aku tidak percaya, sepertinya tidak begitu"

"Aku tidak memaksamu percaya!" Sungut Medina tambah kesal, bisakah Jungkook tidak makin memancing emosinya.

"Huh... Sepertinya hidungmu mampet!" Ejek Jungkook lagi.

"Ada apa menelponku!?" Tanya Medina sinis, walaupun mengejek mungkin adalah salah satu alasan Jungkook menghubunginya.

"Noona, kau mau jadi kekasihku?"

"Heh?" Sahut Medina tetap saja terkejut, padahal ia sudah sering mendengar pernyataan cinta Jungkook.

"Mau jadi pacarku tidak?!" Tanya Jungkook lagi tak sabar.

"Itu... aku-" jeda Gadis itu ragu.

"Iya, aku mau~" sambung Medina menggumam.

시차 - 𝑴𝒚 𝑻𝒊𝒎𝒆Where stories live. Discover now