41

109 18 8
                                    

Tuhan katakan padanya ku merindukan dia Walau hanya sementara ku miliki hatinya
Meski jarak dan waktu tak berpihak padaku
Dan kisah kita kita berakhir di Lo tunangan

OoO

Vote, vote, vote buat gue merasa gue berharga, bisa?.

Hari ini kelulusan Jep bersama teman-temannya. Gue bahagia dan mungkin juga,,, sedih mengingat bahwa dia bakalan kuliah diJogja dan ninggalin gue. Gue sendiri dan ga bakalan ada lagi Jep yang jadi temeng gue.

Sebuah bouket besar berwarna pink dan kotak yang juga senada dengan warna bunga itu gue bawa buat Jep. Ga sabar banget gue mau ngasih ini buat dia.

Gue dateng kesekolah pukul 09:12 dan itu acaranya udah mulai. Gue dengan balutan dress selutut warna biru dongker yang dihiasi mutiara berbentuk bunga menyerupai bros di dada kanan. Sangat simple.

Gue ga pakai hijab waktu itu karena gimana ya gue emang kalau dirumah dan diluar ga pakai hijab. Tapi mungkin nanti hijab gue bakalan permanen, doain aja.

"Hai, Al."

Gue tersenyum saat salah satu Kakak tingkat menyapa gue lalu melanjutkan langkah kaki mencari orang yang mau gue beri bouket sekaligus kado spesial ini.

"Eh, Al? Cantik banget, rambutnya di tata disalon mana?."

Gue meringis mendengar sindiran Atun alias Nanak yang penampilannya bisa dibilang cantik dengan balutan gaun warna pink muda yang tampak pas dilekukan tubuhnya.

"Gue ga sempet kesalon, ini sanggulan biasa, Oma gue yang bikin."

Gue bener kok ini cuma sanggulan biasa dan gue juga tau diri untuk menyadari bahwa ini yang kelulusan bukan gue.

"Liat, Jep ga Tun?."

"Tan-Tun-Tan-Tun panggil gue kakak."

Gue menahan tawa, "Atun satunya mana? Ga asik sama lo, gila hormat."

"Ish! Lo tuh ya minta di gampar, untung ini kelulusan gue."

Gue ketawa kecil dan menggeleng, ga sangka aja orang gila hormat di STM bakal berkurang satu.

Gue memperhatikan sekeliling, menelusuri orang yang gue cari, sampai ketika senyuman gue mengembang perlahan.

Jep berdiri disana dengan balutan tuxedo hitam yang menambah kadar ketampanannya walaupun masih kalah tampan sama Qhoirron dan dia lagi ngobrol sama beberapa orang yang bikin gue terkekeh geli. Cewek semua.

Gue mendekati orang yang gue tuju, berbagai macam mata memperhatikan gue. Gue berjalan tanpa melepaskan sedikitpun senyuman dibibir tipis gue. Hells 2cm ini agak menganggu tapi ini totalitas biar gue kelihatan perfect.

Banyak orang nyapa gue dan tentunya paparazi. Gue berasa jadi artis disana.

"Ehem, Jep."

Jep yang lagi nerima beraneka ragam kado dan ngobrol sedikit langsung menoleh saat mendengar namanya dipanggil.

Gue tersenyum, "Buat lo, happy graduation brother! See u on top!." ucap gue dan memberikan kado yang lumayan berat ditangan gue.

"Wow, makasih. Besar banget bunganya pink lagi. Warnanya,, ck! Kayak suka banget buat gue kesel."

Gue ketawa saat ekspresi jep cemberut. Pink? Apa yang salah dari warna pink? Kenapa cowok ga suka warna pink?.

Gue menatap sekitar tempat Jep berdiri, banyak banget kado dengan beraneka ragam warna, bouket yang besar tapi ga sebesar punya gue.

GUE STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang