Persiapan lamaran

16 5 0
                                    

Zaqi sedang berada di dapur saat ayah dan ibunya baru pulang tersentak kaget ketika kedua orangtuanya itu membawa serta berbagai parsel dengan isi yang berbeda-beda.

Parsel-parsel itu diletakan di meja dapur, tidak banyak hanya parsel berupa buah-buahan, beberapa makanan, parsel berisi coklat dan yang paling mengagetkan Zaqi adalah parsel yang berisi tas branded juga sepatu yang tak kalah mewahnya. Zaqi terbatuk-batuk melihat keanehan itu, namun dia tak mau overthingking. "Mungkin untuk hantaran sodara," pikirnya.

Zaqi tak mau ambil pusing, dia langsung menuju kamarnya sambil membawa snack kentang kesukaannya. Tapi langkahnya terhenti saat suara sang ayah memanggilnya dari arah dapur.

"Qi, sini dulu!!!" teriak sang ayah, Zaqi mendengus pasrah.

Zaqi berjalan gontai sambil membawa snack kentangnya yang sudah dia buka saat perjalanan menuju dapur.

"Kenapa, Yah?" tanya Zaqi sungkan.

"Besok pagi, jam 9 kita siap-siap" jawab ayah bangga.

"Mau kemana?"

"Lamaran"

"Oh, Zaqi ga ikut ah, titip salam aja sama keluarga yang lain. Aku mager banget, Yah. Titip salam aja buat sodara yang mau lamaran," kata Zaqi enteng. Dia duduk di meja dapur, memakan snacknya.

"Masa yang mau lamaran malah ga ikut, kamu tuh gimana?"

Uhuk ... uhuk ... Zaqi tersedak. Dia memukul-mukul dadanya sendiri agar dirinya berhenti batuk.

"Eh, gimana-gimana? Maksud Ayah gimana?" Zaqi meminta penjelasan pada ayahnya, penjelasan yang sejelas-jelasnya. Zaqi berharap dia tak salah dengar.

"Ya kamu harus ikut lah, masa yang mau lamaran malah ga ikut. Pokoknya besok jam 9 kamu udah siap"

"Lah, emangnya yang mau lamaran siapa?" tanya Zaqi yang belum mudeng juga.

"Ya kamu lah, masa Ayah yang mau lamaran!!!"

Suara gertakan ayah terdengar hingga kamar ibu.

"Eh Ayah, Ibu denger loh...!!!" teriak ibu dari kamar, ayah jadi ciut. Zaqi tertawa lepas dan berhenti saat ayahnya menatap Zaqi tajam.

"Ayah serius sih ...  jangan becanda. Ayah mau lamarin aku sama siapa? Emang udah ada?" ujar Zaqi memelas, menunjukan mata sendunya pada sang ayah, padahal dia tahu trik itu tidak akan mempan.

"Kalo belum ada, ngapain Ayah sama ibumu beli beginian, Hah?"

"Idih, ga usah ngegas Yah..."

"Hehe, lagian kamu nanya-nanya melulu"

"Lagian Ayah mau lamarin anaknya juga ga bilang-bilang dulu," Zaqi kesal, menggertakan giginya akibat amarah yang dia pendam. Kenapa Ayahnya bisa serandom ini, Ya Tuhan ...

"Ini Ayah udah bilang," kata Ayah yang juga tanpa rasa bersalah, membuat Zaqi juga gemas sendiri.

"Baru kemarin cerita tentang ini, kenapa tahu-tahu main lamaran aja. Ayah mau ngelamarin aku sama siapa coba? Ih, ngeselin banget sumpah!!!"

Ayah terkekeh.

"Mungkin jodoh Qi. Waktu kita bahas tentang nikah itu tahu-tahu temen relasi Ayah. Bukan temen sih, tapi sahabat Ayah dari masa kuliah dulu juga lagi cari mantu buat anaknya. Anaknya kepingin nikah katanya," kata Ayah berusaha menjelaskan pada anak sulungnya yang kelewatan polos.

"Ini namanya pemaksaan, Yah!!"

"Siapa yang maksa? Lagian kalo kamu nyari sendiri emang bisa?"

JLEEBB...!!! benar juga.

Perfect Duo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang