Nikah

9 3 0
                                    

Seminggu setelah digelar lamaran, Zaqi dan Yasmin memutuskan untuk segera melangsungkan pernikahan yang pastinya mengagetkan semua pihak. Baik keluarga mereka, saudara-saudara mereka bahkan juga sahabat dan teman-teman mereka. Mereka berspekulasi yang tidak-tidak. Mulai dri kabar yang buruk hingga kabar yang tak enak didengar.Karena tunangan mereka yang mendadak dan juga tidak ada yang tahu jika mereka melakukan pertunangan.

Keluarga Zaqi dengan Keluarga Yasmin sama-sama mempunyai prinsip hidup yang simpel. Mereka tak memperdulikan omongan orang. Yang penting mereka melakukan semua persiapan dengan matang dan tidak main-main.

Baik dari Zaqi maupun dari Yasmin, keduanya belum pernah bertemu lagi sejak seminggu yang lalu. Yang berarti mereka baru pertama kali bertemu saat acara pertunangan.

Tidak mudah untuk mempersiapkan semuanya dalam waktu satu minggu saja. Dari mulai gedung, makanan dan tamu undangan. Baik keluarga Zaqi dan keluarga Yasmin tidak mengundang banyak orang. Hanya keluarga inti saja. Mereka menyiapkan pernikahan dengan pesta kecil ala garden party. Bernuansa outdoor untuk menambah keakraban masing-masing tamu undangan yang datang.

Untuk gaun sendiri, Yasmin tidak membuatnya. Melainkan memanfaatkan gaun bundanya saat menikah dengan ayahnya dulu.

Mengenakan pakaian serba putih yang menandakan kesucian dan kesakrala, acara pernikahan Zaqi dan Yasmin berjalan dengan lancar.

Zaqi mengikrarkan janji suci di hadapan penghulu dengan lancar. Yasmin masih berada di ruangan tertentu saat Zaqi sedang mengucapkan ijab kabul. Beruntung sistemnya seperti itu, Zaqi tidak tahu bagaimana ceritanya jika Yasmin duduk disampingnya saat dirinya mengucapkan ijab kabul. Mungkin bacaannya tak akan berjalan dengan lancar.

Yasmin yang didampingi oleh ibu dan tantenya menuju ke tempat dimana Zaqi mengucapkan ijab kabul setelah mendengar kata 'sah' dari para wali dan saksi pernikahan mereka. Zaqi bahagia tentu saja, Zaqi tidak jomblo lagi.

Bagaimana dengan Yasmin? Yasmin sungguh bahagia. Yasmin tak memerlukan waktu yang lama untuk suka denga Zaqi. Zaqi yang berbeda dari kebanyakan laki-laki yang lain merasa Zaqi adalah pelabuhan terakhirnya. Yasmin yang memang berniat pensiun dari dunia ke-fukgirl-annya tidak salah memilih Zaqi.

Yasmin sendiri tahu, pernikahannya dengan Zaqi bukanlah sebuah lelucon karena kegabutannya atau kebosanannya terhadap hidupnya yang monoton. Pernikahannya dengan Zaqi adalah satu step di dalam kehidupannya. Yasmin menyadari, jika selama ini tidak perlu berpacaran lama-lama, jika ujung-ujungnya tak jadi menikah untuk apa. Yasmin terkekeh sendiri menyadar saat dirinya berada di fase itu. di fase dimana dia bisa berkencan dengan beberapa orang sekalipun.

Yasmin tak benar-benar tahu apa itu cinta. Yasmin tak benar-benar tahu apa itu ikatan. Yasmin tak peduli dengan perasaan laki-laki yang mengejarnya. Yasmin suka bermain-main. Dan laki-laki yang mendekatinya pun ikut bermain-main dengannya. Yasmin tidak meminta, tapi laki-laki yang mengejarnya yang terlalu berharap padanya. Ini bukan salah Yasmin yang memiliki wajah cantik, atau jangan salahkan Yasmin yang ramah pada siapa saja.

Yasmin tersenyum malu melewati tamu undangan. Tamu undangan yang sebenarnya tak banyak untuk ukuran petinggi-petinggi perusahaan seperti ayahnya, mertuanya dan suaminya. Acara pernikahan kedua insan itu hanya dihadiri oleh keluarga inti yang jika dihitung hanya kisaran 200 orang. 100 orang dari pihak Yasmin dan 100 lagi dari pihak Zaqi.

Zaqi melongo saat melihat dari jauh istrinya yang di gandeng oleh mertua dan tante istrinya. Yasmin benar-benar seperti bidadari. Yasmin yang ia lihat seminggu yang lalu kini menjelma sebagai wanita sah yang menjadi istrinya, calon ibu untuk anak-anaknya.

Yasmin mengenakan dres simpel namun tak memudarkan kecantikannya. Justru dengan gaunnya yang sederhana membuat kecantikan Yasmin terpancar. Zaqi tidak sadar jika panic attacknya tidak muncul. Zaqi tidak sadar jika phobianya tak berlaku hari ini. Zaqi tak sadar, jika dia untuk pertama kalinya tidak gugup berhadapan dengan wanita menarik.

Namun sepertinya Zaqi mulai tersadar saat Yasmin berada di dekatnya, duduk tepat di sampingnya. Zaqi mendadak menjadi pusing dan gemetaran.

"Ah, please. Sekarang bukan waktunya gemetaran atau keringetan. Ini istri gue, Woy!" ucapnya pada diri sendiri.

Zaqi frustrasi, dia belum bisa mengendalikan phobianya. Padahal sekarang Yasmin sudah sah menjadi istrinya. Zaqi ingin memandang istrinya itu, sungguh. Tapi apa daya, dia belum sanggup.

Penghulu meminta mereka untuk bersalaman. Yasmin mencium lembut tangan Zaqi. Zaqi benar dibuat gila karena jantungnya yang hampir copot saat itu juga.

Setelah mereka menandatangani surat nikah mereka, acara dilanjut dengan makan-makan. Semua tamu undangan memanfaatkan untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Mereka tak henti-hentinya memuji Zaqi maupun Yasmin yang nampak sangat serasi. Zaqi yang tampan dan Yasmin yang cantik. Sempurna.

Acara resepsi tidak digelar seperti biasa. Jika seperti biasanya acara pernikahan akan membuat kedua mempelai pengantin berada di sebuah mimbar pernikahan kemudian para tamu akan datang untuk menyalami, mereka tidak melakukan itu. Konsep resepsi sangat kekeluargaan. Yasmin dan Zaqi membaur dengan para undangan. Pada resepsi, mereka menyediakan meja-meja yang bisa diisi oleh 6 orang. Seperti makan bersama pada umumnya yang dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

Selama resepsi, baik Zaqi maupun Yasmin menampakan wajah yang sangat bahagia. Mereka tidak sadar, sangkin sibuknya mereka menyambut tamu undangan, mereka belum bertukar sapa satu sama lain. Aneh dan lucu.

Ketika tamu undangan mulai sibuk reunian dengan tamu undangan lain, saat sudah mulai jarang orang-orang yang menyalami mereka, Zaqi melirik pelan ke arah Yasmin. Yasmin nampak sangat cantik jika dilihat dari dekat. Jantung Zaqi berdegup dengan kencang ketika tatapan sembunyi-sembunyinya di notice oleh Yasmin.

"Kenapa? Kok lihatnya sembunyi-sembunyi gitu?" ledek Yasmin.

"Eh, ngga ... itu ... oh ..."

Yasmin terkekeh dengan tingkah suaminya itu.

"Gak mau ngaku?"

"Kamu cantik," kata Zaqi lirih.

"Pelan banget ngomongnya," goda Yasmin. "Kamu juga ganteng," lanjutnya lagi.

Kepala Zaqi mulai berkunang-kunang. Rasanya dia ingin pingsan, kakinya lemas. Tatapan dan godaan Yasmin melemahkan hatinya. Zaqi ingin pingsan jika saja dia tidak ingat jika ini adalah hari pernikahannya. "Kan ga lucu kalo pengantennya pingsan," batin Zaqi.

Perfect Duo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang