Kisi-kisi part 2

10 3 0
                                    

"Gue abis dilamar," ucap Yasmin sambil menunjukan cincin di jari manisnya.

"Ah, paling cincin beli sendiri. Atau dibeliin nyokap," ujar Nuri tak percaya.

"Dih, sirik lu ya"

"Siapa yang sirik? Lagian mana ada orang yang minta nikah tahu-tahu besoknya lamaran," ungkap Lisa yang juga tak percaya.

"Ini ada. Gue buktinya"

"Ini bukan cerita novel ya. Yang apa-apa bisa instan?"

"Bener Lis, ini anak kayaknya mabok novel fiksi dah"

"Kalian ga percaya?" tanya Yasmin pada kedua sahabatnya. Kedua sahabatnya kompak menggeleng.

"Ada bukti ga?"

"Nah iya bener kata Nuri, ada bukti ga?"

Yasmin memutar otak. Benar juga, dia tidak mempunyai bukti. Karena sewaktu lamaran kemarin mereka tidak melakukan sesi foto-foto. Bagaimana bisa foto-foto, lamarannya saja sangat mendadak.

"Nah kan? Ga ada bukti," ledek Lisa menyenggol lengan Nuri yang cekikikan oleh tingkah halu sahabatnya yang bernama Yasmin ini.

"Gue ga foto kemarin. Tapi gue tunjukin foto profil whatsapp calon suami gue"

"Dih, udah berani bilang calon suami aje, Neng."

Yasmin merogoh tasnya. Dia mengambil ponsel dan mengutak atik di aplikasi whatsapp tersebut. Dan Yasmin menunjukan sebuah foto profile Zaqi yang di foto dari samping. Meski fotonya dari samping, Zaqi masih terlihat mempesona. Garis rahangnya yang tegas, jenggot tipis yang sedikit kasar sehabis dicukur, rambut hitam legam sedikit berantakan dan wajah yang oriental mirip oppa-oppa Korea.

"Ini calon suami gue," ujar Yasmin bangga.

Lisa dan Nuri mengambil ponsel Yasmin dan meneliti lebih jauh. Mereka menzoom foto tersebut, dan memandang Yasmin tak percaya. Mereka bahkan memegang dahi Yasmin.

"Panas ga, Lis?"

"Panas nih, Nuri. Kayaknya dia kebanyakan ngehalu deh. Sampe mabok dan lupa bangun"

"Bener Lis, mana dia namain kontaknya pake nama 'Calon suami' lagi. Dia ngehalunya bener-bener dah."

Yasmin yang mendengar pernyataan dari kedua sahabatnya itu sontak kesal. Mereka menganggap Yasmin membual. Yasmin tak bisa terima, karena yang dia tunjukan kepada kedua sahabatnya itu adalah benar foto Zaqi. Calon suaminya.

"Ini calon suami gue. Serius deh"

"Lu jangan ngada-ngada deh, itu kan fotonya si pemain Dr. Romantic 2 yang jadi dokter muda itu loh. Siapa sih namanya gue lupa," kata Nuri memijit-mijit dahinya sendiri.

"Ahn Hyo Soap, apa siapa ya?" seloroh Lisa.

"Masa Soap, emang dia sabun?"

"Eh, iya juga. Berarti Ahn Hyo Seop kalo gitu," cengir Lisa.

"Dih, calon suami gue emang mirip oppa-oppa Korea sih. Tapi beneran deh ini calon suami gue!" kata Yasmin kesal dan putus asa.

"Kalo beneran calon suami elu, suruh dia jemput ke kampus dong"

"Nah, bener banget kata Nuri. Suruh doi ke sini jemput elu pas pulang ngampus"

"Gue ga berani"

"Dih, kenapa coba. Berarti elu bohong kalo gitu," ledek Lisa yang tak bisa berhenti menggoda Yasmin.

"Gue ga bisa. Alasan pertama karena dia sibuk, alasan kedua karena gue ga mau ganggu dia, alasan ketiga karena gue belum sanggup ketemu dia lagi. Karena ... eum .... Dia ... TUH MANIS BANGET! GA NGERTI LAGI GUE SAMA DIA. DIA TUH GANTENG BANGET. SEMUA GEBETAN GUE KALO DIGABUNGIN BAKAL KALAH SAMA KEGANTENGAN CALON GUE INI. Ya ampun... kebaikan apa yang dulu udah gue perbuat ya?"

Nuri dan Lisa hanya bisa berpandangan. Baru kali ini mereka berdua melihat Yasmin sebucin ini dengan seorang pria. Nuri dan Lisa juga masih antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang Yasmin ceritakan. Tentang pertunangannya dan tentang calon suaminya yang mirip dengan aktor Korea Ahn Hyo Seop.

***

"Kamu udah telfon Yasmin, Qi" tanya ayah Zaqi saat anaknya itu mengantarkan dokumen ke ruangannya.

"Ngomongnya to the point banget. Jadi kaget"

"Ngomong-ngomong Ayah udah bikinin kisi-kisi lagi buat kamu."

Ayah Zaqi mengambil map merah yang berada di tumpukan paling atas di atas mejanya, memberikan pada Zaqi yang masih memilah dokumen-dokumen yang dia bawa.

Zaqi tidak peduli. Dia masih sibuk dengan kegiatannya. Padahal dia hanya berpura-pura menyibukkan diri. Jika dokumen-dokumen yang dia bawa tidak terlalu penting, rasanya Zaqi enggan bertemu dengan ayahnya. Mengingat ayahnya yang sudah berjanji akan memberikannya pelajaran yang berharga melalui kisi-kisi yang beliau tulis sendiri.

"Ini dibaca ya. Biar ga kaya kemarin. Pake mimisan segala."

Zaqi membuka map tersebut. Nampaklah judul besar yang bertuliskan:

'TRIK MEMBUAT CEWE JATUH CINTA'

Zaqi membuka lembar demi lembar, ternyata lembarannya lebih banyak daripada kisi-kisi yang sebelumnya sudah ayahnya kasih. Sekitar 15 halaman. Wow..

"Ayah kapan bikin ginian? Kaya ga punya kerjaan banget sih," keluh Zaqi.

"Ayah bikin kemarin pas libur. Dibaca ya. Dipahami dan juga dipelajari juga"

"Tapi kayaknya tanpa kaya gini, Yasmin udah jatuh cinta sama Zaqi deh," kata Zaqi sedikit sombong.

"Dia suka sama muka kamu doang. Kalo attitude kamu ga bagus ya dia bakalan kabur juga. Makanya untuk jaga-jaga ya kamu harus persiapin dulu hal-hal yang bikin cewe klepek-klepek. Biar Yasmin ga bisa pergi dari kamu, caranya ya ikat dia dengan cinta."

Zaqi tersedak air liurnya sendiri saat mendengar kata terakhir dari ayahnya tersebut. Zaqi merasa mual di dalam perutnya. Memandang malas pada ayahnya yang menjiwai ucapannya sendiri.

"Kamu harus baca ya. Awas kalo ngga!" ancam sang ayah.

Terdengar dengusan keras yang berasal dari Zaqi, "Iya, Yah. Nanti dibaca."

Zaqi kembali ke ruangannya, dia masih teringat kejadian kemarin saat Yasmin memegang lembut tangannya. Zaqi memainkan cincinnya lagi sampai tidak mendengar jika ada seseorang yang sudah berada di hadapannya.

"Heh, elu ngapain sih dipanggil ga nyaut. Ayo istirahat dulu," suara itu berasal dari Dion sahabatnya.

"Ga sopan banget nyuruh bos kaya gitu"

"Bos gue masih Pak Hari, ya"

"Tapi kan elu tetep berada di bawah kekuasaan gue"

"Iya iya. Ayo Boss besar, kita istirahat dulu. Wildan nunggu di luar"

"Ga enak juga ya dipanggil Bos. Panggil biasa aja deh"

"Nawar aja dah kaya emak-emak. Ayo buruan! gue udah laper"

"Iya ..."

Zaqi membereskan mejanya terlebih dahulu yang nampak berantakan. Hingga mata Dion menangkap sesuatu yang aneh pada jari manis Zaqi yang nampak berkilauan.

"Ada yang baru nih?"

"Apaan?"

"Tuh, tangan"

"Tangan gue sejak gue lahir ya begini. Ada dua. Dengan 10 jari. Alhamdulillah lengkap. Ga mungkin kan tangan bercabang, emangnya rambut?"

"Bukan gitu, Oncom. Itu jari kayaknya ada kemilau-kemilaunya," ledek Dion lagi.

"Iya, gue pakein skincare biar glowing"

"SERAH LU DAH," kata Dion ngegas.

Perfect Duo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang