Nikahahah

9 3 0
                                    

"Bro? Elu kawin gini udah tahu caranya belah duren ga?" tanya Wildan saat mereka bertiga mempunyai kesempatan untuk ngobrol. Yasmin sendiri juga sedang mengobrol dengan 2 temannya yang lain, Lisa dan Nuri di meja seberang.

"Gue ga suka sama duren! elu gimana sih? Sohib gue bukan?"

"Bukan belah duren, duren yang buah, Bego!" protes Dion membela Wildan. Memojokan pengantin pria yang kebingungan.

"Emang ada duren apaan lagi?" tanya Zaqi penasaran.

"Ga ngerti belah duren. Tapi kalo kama sutra tau dong?" ungkap Wildan menyenggol lengan Zaqi sambil mengedipkan matanya satu.

"Kamar gue ga ada sutra-sutraan. Eh tapi ga tau juga kalo kamarnya Yasmin pake seprei sutra apa ngga."

Wildan yang frustrasi menyuruh Dion untuk menjelaskan pada Zaqi yang terlampau polos ini.

"Oke. Belah duren ga tau. Kama sutra juga ga tau. Tapi kalo skidipapap sawadikap slebew slebew plok tau dong?"

Sontak Dion dikeplak oleh Wildan tepat di lengannya, "Bego! Mana paham dia bahasa twitter. Dia bukan anak medsos. Elu jelasinnya yang bener apa, Dan."

"Ya, gue juga bingung tau mau ngomongnya gimana. Gue aja belum pernah"

"Ya belum lah, elu kan jomblo," ledek Dion.

"Lah sendirinya?"

"Eh, gue bukan jomblo ya.. gue cuma single elegan"

"Najis!"

"Eh, napa kalian yang jadi berantem sih?" lerai Zaqi.

"Ya udah deh, ini ga pake sensor-sensoran ya. Karena gue sohib elu, gue mau tanya aja. Elu kan udah married nih, dadakan udah kaya tahu bulat. Elu udah tahu belum caranya bikin anak?"

"Frontal banget bahasa lu, Dion!"

"Lah dari pada ribet nentuin bahasa yang ngga dia tahu, mending sekalian aja."

"Emang harus buru-buru bikin anak ya? Gue pengin pacaran dulu sama Yasmin," ungkap Zaqi polos.

"Ya silahkan kalo mau pacaran dulu. Emang elu ga mau nyobain?"

"Nyobain apa, Dan?" tanya Zaqi lagi.

"Nyobain Yasmin lah. Masa nyobain soto kudus?" kesal Wildan.

"Boleh juga tuh soto kudus," balas Zaqi sambil membayangkan memakan soto kudus di pikirannya.

"Udahlah Dan, kita pensiun jadi temennya aja yuk. Cape banget gue," protes Dion.

***

"Cie, kawin..." ledek Lisa.

"Elu lihat kan laki gue, cakep banget kaya oppa-oppa Korea," ujar Yasmin menyombongkan dirinya.

"Bener, cakep banget laki elu. Pantes langsung ngebet nikah. Takut diembat cewe lain ya?"

"Bener, Ri. Mumpung ada yang bening, lagian Zaqi juga udah mapan. Dia udah punya penghasilan sendiri, cakep pula. Paket lengkap tahu. Jarang-jarang"

"Tapi elu kan baru pertama ketemu pas tunangan. Ini berarti pertemuan elu yang kedua. Elu ga takut apa belum kenal deket sama dia. Ga pake acara pacaran dulu. Langsung taken?"

Yasmin memandang Nuri yang mengkhawatirkan Yasmin, Yasmin memeluk sahabatnya itu, hangat.

"Gue ada kepikiran kaya gitu. Tapi karena emang niat gue, gue kepingin nikah ya mau gimana. Gue siap nerima semua resikonya."

Lisa menepuk pundak Yasmin pelan, "sahabat kita udah berubah ya. Udah berfikir dewasa. Gue bangga sama elu, Yas. Gue jadi kepingin nikah."

"Itu yang lagi sama laki lu siapa, Yas? boleh juga."

Yasmin dan Lisa menengok ke arah yang Nuri maksud. Nampaklah 2 orang yang sedang mengobrol akrab dengan Zaqi.

"Dia sahabat-sahabatnya Zaqi. Tadi gue dikenalin sebelum kalian dateng"

"Namanya siapa?" tanya Lisa penasaran.

"Siapa ya? Kok gue lupa sih. Apa mau gue tanyain sekarang?"

"JANGAN!" teriak Lisa dan Nuri secara bersamaan yang membuat mereka menjadi pusat perhatian tak terkecuali dengan Zaqi dan sahabat-sahabatnya.

"Bego ih!" protes Yasmin. "Kalo kalian tereak kaya gitu, malah jadi pusat perhatian lah," lanjutnya lagi.

"Elu juga sih, lagian mau ngenalin ke mereka segala. Kita kan cuma nanya aja"

"Mereka masih sendiri kayaknya. Soalnya mereka ga bawa pasangan, ya kaya kalian ini"

"Mulai ngeledek dia, Lis"

"Iya, mentang-mentang udah nikah," balas Lisa.

Setelah acara selesai, Yasmin dan Zaqi baru bisa berkesempatan untuk mengobrol bersama. Karena memang saat acara berlangsung, mereka lebih banyak mengobrol dengan tamu undangan.

"Kamu belum makan, kan? Apa ga laper?" tanya Yasmin pada suaminya itu.

"Kamu juga belum makan"

"Aku tadi sama Lisa dan Nuri sempet makan sebentar. Eh iya, tadi sahabat-sahabat kamu itu siapa namanya?"

"Wildan sama Dion?"

"Ah iya. Itu ---"

"Kenapa sama mereka?"

"Hehe gak papa. Tadi Lisa sama Nuri nanyain mereka. Tapi aku lupa siapa namanya."

Zaqi hanya mengangguk pelan, dan tanpa sadar matanya bertemu pandang dengan Yasmin. Hatinya berdetak tak karuan lagi. Yasmin sengaja melingkarkan tangannya pada lengan suaminya itu, sontak Zaqi serasa ingin pingsan saat itu juga.

Zaqi masih bingung dengan phobia yang dia alami. Terkadang dia merasa phobianya kambuh di dekat Yasmin, terkadang dia lupa bahwa dia mempunyai phobia.

Phobia Zaqi cukup aneh. Dia hanya takut dengan wanita yang berpenampilan menarik dan cantik. Namun phobianya tak akan muncul saat bersama saudara sendiri, ibu-ibu dan juga wanita yang sudah memiliki pasangan.

Zaqi mulai bisa mengendalikan phobianya di muka umum. Saat mungkin tiba-tiba dia harus berpapasan dengan wanita cantik di jalan atau klien-klien yang mempesona, Zaqi bisa memposisikan phobianya agar tidak terlalu parah. Ini juga berkat bantuan dari terapi yang dia jalani beberapa tahun belakangan.

Zaqi merasakan tangan Yasmin mengelus lengannya. Zaqi bergidik. Bukan ngeri, namun Zaqi merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan. Zaqi merinding, tapi juga merasa nyaman secara bersamaan.

Yasmin, wanita yang baru dia temui sekali kini menjadi istri sahnya. Istri yang harus dia jaga cintai. Zaqi termasuk beruntung memiliki Yasmin. Meski Zaqi tak tahu seperti apa Yasmin dimasa dulu, Zaqi tak peduli. Zaqi hanya melihat Yasmin di masa kini dan masa depannya nanti.

Lambat laun, Zaqi akan menceritakan tentang phobianya pada Yasmin. Phobianya yang sebenarnya hanya keluarga dan sahabat-sahabatnya saja yang tahu. Zaqi tersiksa dengan perkataan orang yang tidak tahu phobianya, yang menganggap dirinya tidak suka wanita. Namun dengan doa dan usahanya, dia bisa memiliki istri yang cantik dan rupawan. Mematahkan persepsi buruk orang-orang tentang dirinya. Zaqi bahagia. 

Perfect Duo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang