"Gue serius nanya. Itu yang di jari elu dari mana?" tanya Dion saat Zaqi sibuk memilih menu makan siangnya.
Wildan yang juga baru melihat ada benda berkilauan di jari bosnya itu merasa bingung dan heran. "Iya, gue juga baru lihat. Perasaan kemarin ga ada."
"Lu udah pada ketemu makan siangnya belum sih? Kok gue bingung ya mau makan apa?" Zaqi membolak-balik buku menunya dari awal hingga akhir sampai 2 kali.
"Ini si Zaqi ngeselin banget. Ditanya ga jawab-jawab," keluh Dion.
"Ya udahlah, gue ikut makan siang kalian aja. Sana pesen," perintah Zaqi pada kedua sahabatnya. "Siapa yang mau pesen?" tanyanya lagi.
Dion beranjak dari kursinya dan membawa 3 buku menu. Dia menuju ke meja kasir untuk memesan makanan sekaligus membayarnya langsung.
"Qi, gue serius nanya ini. Itu cincin elu beli apa gimana? Kok kaya beda gitu sih? Kaya cincin tunangan gitu, mana naronya di jari manis," ujar Dion sekembalinya memesan makan siang mereka.
"Yap, elu bener. Gue abis dilamar. Eh, maksud gue, gue abis ngelamar," aku Zaqi sumringah.
Sontak kedua sahabatnya itu tak percaya. Sejak kapan Zaqi punya pasangan. Jangankan mempunyai pasangan, dekat dengen lawan jenis saja dia tak pernah.
"Lu jangan ngadi-ngadi lu. Gue ga percaya"
"Sama. Gue juga ga percaya"
"Kalian berdosa banget. Solimin solimin sholeha," kata Zaqi kecewa.
"Ga usah ngelawak!" bentak Dion.
"Kalian doang ini yang berani ngebentak bos"
"Kalo di kantor boleh bos, kalo diluar bukan ya," bela Wildan.
"Kenapa sih kalian ga percaya kalo gue tuh kemarin abis lamaran. Ini buktinya, jari manis gue udah kelingker cincin"
"Cincin mah bisa beli sendiri. Coba tunjukin foto lamaran elu kemarin," suruh Wildan pada bosnya itu. Namun wajah Zaqi berubah seketika, dia teringat jika kemarin dia tidak melakukan sesi pemotretan. Tidak ada foto-foto.
"Gak foto kemarin. Orang dadakan"
"Lu abis ngehamilin orang apa gimana sih, Qi?" tanya Wildan dengan suara yang meninggi yang langsung di keplak oleh Dion.
"Bego! Jangan kenceng-kenceng! Tapi gue juga kepikiran kesana juga sih"
"Kalian tuh berdosa banget," kata Zaqi dengan ekspresi seperti tersakiti.
"Korban tiktok ya begini," keluh Wildan.
"Sekali lagi elu bilang 'kalian tuh berdosa banget' gue pecat lu jadi bos gua," ancam Dion.
"Dih! Elu jadi gelandangan mau?" ledek Wildan.
"Abisnya ngeselin banget dari tadi ditanya malah ngeluarin kata-kata dari tiktok," protes Dion.
Zaqi tak peduli dengan keributan kedua sahabatnya itu. Zaqi memilih untuk makan dan tidak memperdulikan mereka. Zaqi juga bingung sendiri mau bercerita dari mana. Karena memang pertunangannya ini terlalu mendadak dan serba cepat. Dan anehnya semuanya berjalan dengan lancar. Dia yang tak masalah dengan si gadis. Dan si gadis yang juga tak masalah dengan Zaqi. Meski mereka baru bertemu sekali, namun nampaknya Zaqi berniat untuk menikahi Yasmin. Semoga saja Yasmin juga tak menolak.
Zaqi berharap, Yasmin adalah orang pertama dan terakhir yang akan mengisi hatinya. Zaqi bukan tak pernah menyukai seseorang, Zaqi hanya tidak berani mendekati wanita terlebih dahulu. Sejak jaman sekolah hingga kuliah sampai dirinya yang menjadi wakil direktur di perusahaan ayahnya, Zaqi hanya beberapa kali menyukai seseorang. Zaqi tahu jika menyukai seseorang, Zaqi harus siap untuk kehilangan. Apalagi Zaqi sangat menyadari jika phobianya menjauhkan dirinya dengan gadis yang mendekatinya maupun yang dia sukai.
Zaqi tersiksa, tentu saja. Namun Zaqi berusaha untuk menerima kenyataan. Zaqi pergi ke berbagai ahli psikiater, namun hasilnya tetap nihil. Zaqi masih ketakutan jika berpapasan dengan wanita menarik.
Keluarganya dan orang-orang terdekat sempat curiga jika Zaqi tidak menyukai wanita. Zaqi marah pastinya. Zaqi masih normal, dia masih menyukai wanita. Hanya dia punya keterbatasan untuk mendekati wanita. Ini adalah langkah akhir sebagai cara untuk menyembuhkan Zaqi. Walaupun nantinya Zaqi akan sembuh ataupun tidak, setidaknya phobianya berkurang.
Sejak kemarin Zaqi menunggu pesan dari Yasmin, namun hingga saat ini Yasmin tak juga kunjung memberi pesan padanya. Zaqi tak mau ambil pusing, jika Yasmin menyukainya, cepat atau lambat gadis manis itu pasti akan mendatanginya.
Benar saja. Saat Zaqi asik memakan makan siangnya, handphonenya bergetar. Satu pesan dari nomor yang belum dia simpan muncul di pop up layar utamanya.
[Hai, ini aku Yasmin. Kamu apa kabar? Lagi apa?] bunyi tulisan itu.
Zaqi hampir tersedak makanannya sendiri. Dia terbatuk-batuk, untung Wildan reflek memberinya air minum.
"Makanya kalo makan tuh baca doa. Keselek kan?" ledek Dion.
Zaqi tak menggubris ucapan Dion, dia langsung membuka pesan itu. dan membalas pesan Yasmin tanpa ragu.
[Oh, hai Yasmin. Aku kabarnya baik. Kalo kamu? Kamu udah makan?] klik, Zaqi mengirim pesan itu untuk calon istrinya. Zaqi senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Dion dan Wildan yang menyadari keanehan Zaqi hanya bisa saling berpandangan heran.
[Oh, aku baik kok. Aku belum makan, masih ada kelas]
[Masih ada kelas tapi ngechat? Apa gapapa?]
[Gapapa. Aku lagi bosen aja. Tiba-tiba kepikiran calon suami aku]
Zaqi membanting pelan ponselnya ke atas meja, mengagetkan Dion dan Wildan yang sedang asik menghabiskan makannya.
"Lu kenapa sih, Qi?"
"Tau nih anak. Kesambet dimana ya?"
Kedua sahabatnya terus mengoceh, namun tak ada satupun yang Zaqi dengar. Zaqi berada di dunianya sendiri. Dunianya yang berisi bunga dan juga Yasmin.
Zaqi sadar jika dia harus membalas pesan dari Yasmin. Namun dia bingung apa yang harus dia jawab. Tangan dan hatinya tak sinkron. Jarinya gemetar hebat sedangkan hatinya menyuruh Zaqi untuk segera membalas pesan dari calon istrinya itu.
[Oh, gitu. Aku nungguin pesan dari kamu juga kok. Jika kelasnya udah selesai, jangan lupa makan ya. Kamu lanjut kuliah dulu, nanti dilanjut lagi. Aku ga mau ya, kalo dosen kamu tahu kamu mainan HP di kelas, takutnya malah aku ga boleh nikahin kamu]
[Oh, oke. Nanti aku hubungi lagi. bolehkan?]
[Buat calon istri, masa ga boleh]
[<3]
Zaqi tak membalas lagi pesan Yasmin, karena Zaqi keburu pingsan di tempat.
Zaqi tidak menyadari jika cinta itu begitu indah dan sederhana, apalagi dengan sudah adanya ikatan resmi. Zaqi berniat untuk menikahi Yasmin secepatnya. Zaqi percaya, jika jodoh, tanpa perlu pacaran baik Zaqi dan Yasmin akan bisa melewati ujian pernikahan mereka. Cinta bisa dicari seiring berjalannya waktu. Semoga Tuhan juga mengiyakan keinginan mereka.
Zaqi ingin buru-buru menuju kantor dan bilang kepada ayahnya, jika Zaqi menginginkan pernikahan mereka dipercepat. Zaqi bisa berkata demikian karena Yasmin hanya menghubunginya melalui pesan singkat. Namun pasti beda lagi jika Yasmin meminta bertemu langsung, Zaqi tidak akan sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Duo [TAMAT]
HumorBerkisah tentang si Caligynephobia yang menginginkan sembuh dari phobianya dengan seorang mantan fukgirl yang ingin pensiun dari dunia ke-fukgirl-an nya. Mereka nekat menikah walaupun baru pertama bertemu. Kisah perjalanan si Caligynephobia dan istr...