Kolor

13 3 0
                                    

"Eum, abis ini kita mau tinggal dimana?" tanya Yasmin disela-sela memberesi berbagai kado yang berada di kamarnya.

Setelah resepsi pernikahan mereka, mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah Yasmin terlebih dahulu. Sebenarnya Zaqi sudah menyiapkan rumah untuk mereka tinggali. Rumah yang cukup untuk pengantin baru seperti mereka. Tidak besar dan tidak kecil. Zaqi sendiri yang membelinya.

"Aku udah nyiapin rumah sebenarnya. Besok kita coba tengok aja dulu, kalo kamu g suka, kita bisa nyari tempat lain."

Yasmin semakin kagum dengan suaminya ini. Ternyata Zaqi sudah menyiapkan banyak hal yang artinya Zaqi benar-benar siap untuk menikah. Yasmin tak salah pilih.

Malam itu, adalah malam pertama bagi mereka sebagai suami istri. Mereka sangat canggung. Apalagi Zaqi yang tidak mampu menyembunyikan gugupnya. Zaqi masih dengan pakaian rapi sehabis resepsi, sedangkan Yasmin sudah berganti pakaian dengan baju tidur yang biasa ia kenakan.

"Kamu mau tidur dengan pakaian kaya gitu?" tanya Yasmin heran.

Zaqi yang kaku ditanya seperti itu memandang dirinya sendiri. Tentu saja Zaqi tak bisa tidur dengan pakaian seperti ini. Zaqi biasa tidur dengan kaos oblong dan celana pendek. Kebetulan dia membawanya dan masih berada di dalam mobil.

Zaqi ragu apakah dia akan mengganti pakaiannya atau tidak. Karena jujur saja Zaqi belum merasa nyaman dengan suasana baru dan tempat baru.

"Eh --- iya ---"

"Kamu bawa ganti kan? Apa mau aku pinjemin ke ayah?"

Sontak Zaqi menggeleng keras, "Eh, ngga usah. Aku bawa ganti kok. Masih di dalam mobil."

"Oh, ya udah. Ambil aja sekarang. Emang kamu ga mau istirahat? Seharian cape loh abis acara."

Zaqi mengangguk dan mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja rias milik Yasmin. Dia langsung turun ke lantai satu dengan mengendap-endap seperti maling.

Malam ini sudah pukul 11 malam, Zaqi pikir sudah tidak ada orang yang berada di luar kamar. Namun saat dirinya berjalan pelan menuruni tangga, suara berat yang berasal dari ayah mertuanya menyapanya. Mengangetkan Zaqi setengah mati.

"Kamu mau kemana, Qi?" sapa ayah mertuanya di ruang tengah.

Ragu, tapi Zaqi melanjutkan langkahnya untuk turun. Setelah sampai di bawah, Zaqi menghampiri ayah mertuanya yang sedang menonton tv.

"Mau ambil pakaian ganti, Yah"

"Kamu bawa?"

"Kayaknya bawa deh, Zaqi taro di bagasi mobil"

"Oh, iya. Ambil aja. Tinggal nanti kunci garasi lagi ya"

"Iya, Yah."

Zaqi pergi ke garasi, dia langsung membuka bagasi mobilnya. Zaqi panik, karena Zaqi tak menemukan tas yang telah dia persiapkan tadi pagi sebelum pergi ke tempat acara pernikahannya.

Zaqi mencoba mengatur paniknya, dia mencari tasnya ke bagian depan dan seluruh sisi di mobilnya. Dan setelah dicari hingga beberapa kali dari mulai belakang, depan hingga ke belakang lagi, tasnya tetap tak ketemu.

"Pasti lupa masukin," batinnya menyesal.

Zaqi menutup mobilnya lagi, pasrah. Dia memandang pakaiannya sendiri, Dia tidak mungkin tidur dengan pakaian seperti ini. Pakaian resepsinya tadi siang yang belum dia ganti. Menggunakan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam.

Melihat Zaqi yang hendak naik lagi ke lantai atas tanpa membawa apa-apa membuat ayah mertuanya bertanya pada Zaqi saat Zaqi baru satu langkah menaiki tangga.

"Tasnya mana, Qi?"

"Eh ---" Zaqi bingung mau menjawab apa, namun jikapun bohong percuma. Akhirnya Zaqi mengaku jika tasnya tertinggal di rumah.

Ayah mertuanya meminta Zaqi menunggu sebentar sedangkan ayah mertuanya masuk ke kamarnya. Sekeluarnya ayah mertuanya itu dari kamarnya sendiri, beliau membawa serta satu stel yang berupa kaos oblong putih polos dan celana pendek berwarna hijau lumut di tangan kanannya.

"Kamu ga mungkin kan tidur pake pakaian kaya gitu. Ini pakai punya Ayah dulu."

Ayah mertua Zaqi menyodorkan pakaian itu yang mau tidak mau di terima oleh Zaqi dengan malu.

"Terima kasih, Yah. Aku ke atas dulu," pamit Zaqi.

Zaqi mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia sampai lupa membawa pakaian gantinya. Dan yang paling memalukan, mertuanya yang meminjamkan pakaian kepada menantunya yang belum genap satu hari menikahi anak gadis satu-satunya.

Zaqi membuka pintu, Yasmin sedang bermain handphone dengan menyender di punggung tempat tidur.

"Udah?"

"Udah."

Zaqi menyembunyikan pakaiannya di belakang tubuhnya. Yasmin hanya bisa kebingungan dengan aksi suaminya itu.

Zaqi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selama Zaqi mandi, pikirannya berfikir apakah dia harus mengenakan pakaian mertuanya atau tidak. Karena jujur saja, Zaqi merasa sangat malu.

Tapi jika Zaqi tak memakai pakaian tidur, lantas dia akan memakai pakaian seperti apa? Tidak mungkin kan Zaqi meminjam baju Yasmin? Zaqi berfikir apa dia tak usah berpakaian saja sekalian? Ups..

Akhirnya dengan perdebatan panjang yang dia lakukan dengan dirinya sendiri, Zaqi memutuskan untuk tetap memakai pakaian milik ayah mertuanya itu, sambil berdoa semoga saja Yasmin tak menyadari jika Zaqi memakai pakaian ayahnya.

Zaqi membuka pelan pintu kamar mandi, berharap jika Yasmin sudah tertidur. Namun ternyata harapannya pupus, karena Yasmin masih bersender di punggung tampat tidur sambil mengamati penampilan suaminya itu.

Bola mata Yasmin berputar, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Dia memijit-mijit dahinya sendiri untuk mempermudah mengingat apa yang sepertinya dia lupakan.

"Pakaian kamu mirip sama pakaian ayah ya, apalagi kolor itu persis kaya punya ayah. Tandanya kita jodoh," ledek Yasmin.

"Ini bukan mirip lagi, tapi emang ini pakaian punya ayah kamu," keluh Zaqi.

"Kok bisa?"

"Aku lupa masukin tas ke mobil kayaknya. Mungkin karena sangkin gugup jadi berasa udah masukin tas ke bagasi. Padahal udah packing loh."

Yasmin tak bisa menahan tawanya, dia menganggap suaminya itu sangat lucu dan menggemaskan.

"Ya udah, pake pakaian itu juga gapapa. Tapi pake kolor punya ayah, aku kaya ngerasa ngelihat bapak-bapak," ledek Yasmin.

"Udah malem, jangan ngeledek terus. Kalo kamu ngeledek kolor ini terus, lama-lama aku ga perlu pake kolor sekalian"

"Ya udah, ga usah pake kolor aja. Kayaknya lebih indah deh," goda Yasmin yang membuat pipi suaminya itu berubah menjadi semerah tomat.

Perfect Duo [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang