Dua puluh tiga

395 35 3
                                    

Matahari belum menunjukan sinarnya namun suasana di padang luas ini sungguu mencekam,  Langit yang seharusnya cerah menjadi gelap dan menghitam, Tidak ada kicauan merdu burung yang saling bersautan hanya ada keheningan dan deru nafas dari setiap mereka yang berdiri disana.  Tanah pun sepertinya enggan untuk menjadi saksi pertumpahan darah kali ini.

Kedua kerajaaan memiliki kekuatan yang sama dahsyatnya ini jika mereka melakukan peperangan, Seluruh semesta pun menjadi berkabung. 

Darah dibayar darah,  itulah yang menjadi prinsip kuat mereka tidak ada satupun yang saling memaafkan.  Harga diri harus dijunjung tinggi dan kehormatan adalah hal terpenting bagi kehidupan mereka.

"Apapun yang terjadi terus pertahankan kesalamatan kalian Ne... Appa akan terus berusaha untuk kalian" Seo joon

"Jika nanti salah satu dari kita tiada,  Tolong kenang lah dengan baik ne" Hoeseok

Ucapan hoesok membuat yang lain menoleh dengan tatapan sendu,  haruskah?  Haruskah ini semua terjadi dan apakah ini akhir dari cerita ini,  bukan kah ini tidak adil jika akhirnya harus semenyakitkan ini.

Taehyung masih bersembunyi namun dia mendengar apa yang dibicarakan ke enam saudaranya itu,  tak terasa air matanya menetes kala mendengar ucapan dari hoesok hyung.

Aku akan menyelamatkan kalian semua meski nyawaku taruhannya_ Taehyung

Saat masih dalam keheningan,  tiba-tiba awan diatas berkumpul menjadi sebuah gumpalan hitam pekat,  angin bertiup sangat kencang dan petir saling bersautan. 

"Permainan yang cukup menarik" Ujarnya lantang bahkan bisa terdengar di seluruh penjuru langit.

Semuanya menoleh saat seseorang turun menggunakan Kencana nya,  Dan itu sangat mengejutkan untuk kedua kubu kerajaan.

"Lee taeyong,  Kenapa...dia ikut andil?" Seo joon

"appa siapa dia?" Seokjin

"Kalian tenang saja aku akan mengirimkan pasukan ku untuk memperkuat penjagaan" Ujar Jaehyun.

Lee taeyong,  turun dari kencananya berjalan ke arah barisan kerajaan Bangtan.

"Dimana pemimpin kalian?" Tanya nya tegas

Seo joon turun dari kuda yang ditungganginya berjalan angkuh kehadapan Taeyong,  dia tahu bahwa pria dihadapannya ini bukan sebanding dengannya.

"Ada apa?" Seo joon

"Persiapkan dirimu untuk kekalahan" Taeyong

"Kau terlalu percaya diri,  kau tidak ingat jika dirimu akan musnah oleh salah satu dari putra ku?  Bukan kah itu sudah tercatat jelas dalam kitab arbash milik leluhur?" Seo joon

"Bedebah!  Aku ini kekal... Dan aku bukan makhluk lemah sepertimu dan bangsamu!  Aku Demon pada dasarnya aku yang akan kekal di alam ini" Taeyong

"Aku rasa kau melupakan satu fakta,  bahwasanya Kekuatan zeus lah yang berada diatas mu... Bahkan dalam sekali jentikan jemarinya kau bisa hancur lebur" Seo Joon

"Kau terlalu banyak bicara mari kita buktikan" Taeyong

Setelah mengucapkan kalimat itu taeyong berjalan ke arah barisan prajuritnya,  dia masih menatap sengit kearah Raja bangtan itu.

Dia tau semua fakta yang dibicarakan itu, dia masih mengamati ketujuh anak Sekaligus putra dari kerjaan itu,  dia harus mencari tahu siapa diantara mereka yang memiliki kekuatan itu.

"Pria yang menunggangi kuda hitamlah yang kau cari" Ujar pemuda disamping,  dia menoleh ke sumber suara sekaligus memberikan seringaian saat mengetahuo mangsanya.

BANGTAN VAMPIRE ~[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang