13🎨

136 26 3
                                    

rol ketigabelas: nongkrong pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


rol ketigabelas: nongkrong pertama

[mari kita sekilas kembali pada malam zidan dan felix di atap gedung fakultas seni.-rol ketiga]

suasana kelas memang selalu ramai. bisikan dan obrolan berpadu bagai dengung pada sayap lebah. zidan duduk diam di kursinya sembari menatap tanpa minat orang-orang di sekitar. hingga sebuah tepukan pelan di pundak dan suara kursi sekonyong-konyong menarik atensi.

"yo 'ssup?"

"felix," gumam zidan rendah.

"kenapa nggak gabung dengan yang lain?"

zidan masih memasang tampang tak minat saat menjawab pertanyaan itu, "nggak minat dengar gosip. lagipula aku yakin semua orang sedang membahas dosen dkv yang baru, the birds charmer." ia sengaja menekankan kata birds.

"ah anjing! hahahhaha.. aku masih nggak bisa nggak ketawa kalau dengar julukan itu. sialan." felix terbahak-bahak. dan zidan menyunggingkan senyum.

seusai energi tertawanya habis, felix kembali buka suara. "orang-orang berpikir kamu sombong, loh. gak banyak bicara dan ekspresi mukamu yang selalu datar di berbagai kesempatan. tapi aku tahu kamu nggak begitu." felix meletakkan tas selempang miliknya di atas meja sebelum melanjutkan. "kamu cuma butuh di approach aja."

preferensi semua orang tentang felix benar adanya, dia mudah bergaul dan meletakkan diri dengan baik. zidan tak merasa terusik dengan topik yang felix tumpahkan tiba-tiba di hadapannya barusan.

"you must be so good at hiding something. Ah, i'm jealous!" pekik felix serta-merta. ia menunjuk wajahnya sendiri dengan jempol, "heru bahkan nggak butuh 3 detik untuk tahu kalau aku lagi bohong. katanya mukaku ini terlalu ekspresif, mudah dibaca. aku pikir aku harus belajar banyak darimu."

"berbohong nggak baik untuk kesehatan."

"kata siapa?"

mengedikkan bahu, zidan menjawab, "cuma pernah baca di suatu tempat."

kemudian keduanya tertawa. percakapan mereka mengalir natural setelahnya.









"aku mau melarikan diri," sekalimat itu terucap tanpa jeda, tegas dan percaya diri. pada notasi 6 di sore ini, zidan mengungkapkan keinginannya tanpa aba-aba. mengundang kejut pada satu-satunya presensi yang ada di depan mata. "felix, aku butuh bantuan kamu."

seketika felix merasa telinganya salah menangkap ucap. dalam detik-detik yang terbuang, jejeran kosa kata yang dipelajari sejak dini tak mampu felix temui. bahkan segelintir penyesalan tiba-tiba muncul dalam benak,

aku belum membersihkan lobang kupingku minggu ini.

dengan sisa-sisa sel kepalanya yang waras, felix cepat menukas. "apa???"

arrivederciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang